44_ Pingsan

7 0 0
                                    

Aurora sudah siap untuk pergi ke sekolah dimana hari ini adalah hari senin sudah dipastikan sekolahnya akan mengadakan upacara bendera.

Awalnya ia ingin datang terlambat tapi dikarenakan bahwa dirinya sudah sangat ditegaskan agar tidak membuat ulah maka Aurora menerimanya walaupun dirinya juga sebenarnya tidak berjanji akan hal itu.

Ia berjalan ke depan kompleks perumahan milik Satya ia berjalan sendirian sambil sesekali merutuki nasibnya entah apa intinya hari ini ia amat sangat lelah.

Maka dari itu sepanjang ia berjalan ia hanya melamun tapi saat ia berjalan tiba tiba sebuah motor sport mengklakson dengan keras hingga membuat Aurora terkejut lalu mengusap dadanya lantas ia menolehkan pandangannya menatap sang pelaku yang mengklakson dirinya.

Orang itu adalah Sakha Berlin Andhika lelaki yang membuat jantungnya berolahraga di pagi hari. Sakha terkekeh melihat raut wajah kesal milik Aurora membuatnya sedikit gemas.

"Lo mau gue mati muda hah gila mana pagi pagi udah tes kejut jantung aja" dengus Aurora dengan mengelus dadanya.

"Ayo naik tar terlambat gue anter" tawar Sakha.
"Gak usah gue nyari angkot aja lagian ini pagi banget gak mungkin terlambat" tolak Aurora.

"Tumben lo ke sekolah pagi banget"
"Udah pagi salah kalo siang juga salah"
"Gak salah sih kalo lebih pagi gini gue jadi lebih suka sama lo aura pagi lo kerasa"
"Bacot ini gue masih ngantuk banget"

Sakha terkekeh refleks ia mengacak rambut Aurora yang semakin membuatnya kesal karena rambutnya berantakan karena ulahnya. Entahlah Sakha sangat suka dengan ekspresi wajah Aurora yang selalu terlihat menarik dimatanya.

"Ngapain lo kesini hah, ganggu aja" sinis Aurora.
"Gue mau jemput lo feeling gue bilang kalo lo bakal berangkat sendirian eh ternyata bener ternyata kita sehati" ujar Sakha.

"Terserah lo sana berangkat gue mau telat dikit"
"Ayo naik gue anter"
"Gak mau"
"Naik"
"Ga-"
"Naik gue gak terima penolakan atau gue gendong biar lo naik" ancam Sakha.

Aurora menggeleng ia memilih untuk naik ke motor Sakha namun saat akan naik di telinganya terdengar bahwa ada yang menelponnya karena ia memang memakai sebuah hendsfree langsung saja ia menekan tombolnya.

'Woy main ninggalin aja lo ya mana udah berangkat lagi' ucap Satya yang mendumel.

"Gue udah bangunin lo makanya langsung bangun jangan nunda terus yaudah gue berangkat"

'Ya usaha lagi kek malah main ninggalin aja gak asik lo emang, lagian pagi banget lo kesekolah'

"Gue kan udah cerita kalo gak buat masalah lagi sama pak Hamdan sekali kali udah tua kasian stress"

'Ahhh sialan lo emang mentang mentang gak ada mama lo gak bangunin gue'

"Daripada lo ngedumel gak jelas mending lo mandi siap siap ke sekolah nyusulin gue"

'Lo dimana? Sama siapa?'

"Tadinya gue mau berangkat sendiri eh malah ada Sakha maksa buat ikut ke sekolah kayak lo"

'Oh lagi pdkt pantesan, yaudah gue mandi selamat bermesraan Aurora'

"SATYA GUE BAC-"

TUT

Panggilan itu terputus sepihak membuat Aurora kesal bukan main kenapa pagi hari kali ini terasa sangat menyebalkan dimana semuanya menggodanya padahal ia sangat tidak mood.

Aurora menaiki motor Sakha dengan bar bar membuat Sakha hampir oleng untungnya ia mampu menjaga keseimbangannya jika tidak bisa bisa mereka berdua jatuh ke aspal.

L A Z A R OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang