Terjadilah pertarungan antara anggota Lazaro dengan preman tersebut. Pertarungannya terbilang sengit karna preman itu banyak berbuat curang bahkan mereka melemparkan botol minuman yang ada dengan brutal untuk menyerang untungnya dengan lihai yang lain dapat menghindar.
Mereka menggunakan beberapa alat yang sedari awal mereka bawa untuk menangkis benda tajam yang mengarah padanya. Sedari awal mereka sudah tau bahwa ini sangat berbahaya sehingga setidaknya mereka membawa senjata tajam untuk melumpuhkan musuh.
Aurora lalu memberikan instruksi kepada Satya yang menyerang di luar dengan handsfree miliknya karena kebetulan Satya juga menggunakannya. Aurora berkata bahwa ia ingin menyerang di dalam karena melihat preman yang sedang bermain judi tanpa memperdulikan pertarungan di luar.
Ia juga ingin mengambil hak milik panti yang sudah direnggut oleh preman yang digunakan mereka untuk berjudi. Aurora mengajak beberapa anggota Lazaro yang berada di sisi lain untuk masuk, mereka lantas keluar dari persembunyian dan mengikuti langkah Aurora.
Dengan perlahan Aurora melihat keadaan yang banyak diisi dengan meja berbentuk bundar dan beberapa meja yang entah apa dirinya juga tidak tau. Aurora juga melihat preman yang sedang asik minum dan asik bermain judi.
Dengan perlahan tapi pasti Aurora segera mengintruksi anggotanya agar mengepung preman itu. Setelah serasa pas barulah Aurora datang mendekati sang preman dengan langkah santai.
"Hai om" sapa Aurora dengan santai lalu duduk di kursi kosong yang agak jauh untuk menjaga jaraknya.
"Wah ada gadis kemari. Kenapa kau kemari nak apa kamu dibayar oleh salah satu orang disini untuk menemani" ucap preman itu menggoda.
"Sepertinya akan menjadi santapan yang nikmat untuk malam ini"
"Emang kalian gak inget anak istri kalian, lah si om belum makan ya? Padahal kan disini banyak uang haram kenapa gak beli makan? kasian banget si om, ck gue kira om sugar daddy eh nyatanya bitter daddy" ucap Aurora hingga preman tersebut menggeram marah.
"Untuk apa memperdulikan mereka kita tinggal memberi mereka uang" ucap salah satu preman tersebut.
"Ayolah bermain dengan kami, aku sudah tidak sabar mencicipi tubuhmu" ucap salah satu preman dan mendekat ke arah Aurora.
"Enak aja mau di cicipin, gue bukan teaster makanan goblok ah si om gak seru di depan sana gue liat ada dagang sate gak minat om? enak loh ditemenin sama tante terbang" jawab Aurora.
"Lebih enak kamu dong cantik" ucap preman itu mulai mendekat.
Dengan sigap Aurora menangkap tangan yang hendak akan menyentuhnya. Tangan itu kemudian dipelintir ke belakang lalu didorong dengan kaki Aurora hingga pria itu terjatuh menabrak meja yang digunakan untuk berjudi.
"Ah maaf tapi tubuhku tidak untuk kalian cicipi, jangan jangan om punya ajaran bapak Sumanto ya makannya daging manusia. Astaga om tobat daging ayam lebih enak om gue gak bohong" ucap Aurora menepuk nepukkan tangannya.
"Kurang ajar berani beraninya kamu hajar dia dan ternyata kamu songong anak kemaren sore" ucap salah satu preman hendak menyerang Aurora.
Namun anggota Lazaro dengan sigap langsung menyerang preman tersebut dan membuat preman itu terkejut dan segera melawan Lazaro.
"Enak aja ngatain anak kemaren sore, kalo kemaren gue lahir gak mungkin gue udah glow up cantik gini ck ni om om buta juga ternyata" teriak Aurora ditengah keributan itu.
Seperti tadi, perkelahian disini lebih sengit dari yang dikira. Namun karena beberapa preman yang sudah mabuk maka dengan mudahnya anggota Lazaro untuk menaklukkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
L A Z A R O
Teen FictionTentang seseorang yang tidak pernah dihargai dalam keluarganya karena suatu alasan yang tidak bisa dipahaminya sampai saat ini, yang mana membuatnya selalu merasa kesepian. Dia adalah gadis yang terlihat buruk di mata keluarganya namun sangat diharg...