27-Berbakti dengan sesama

16 1 0
                                    

--------------------------------------------------------------------------------------

Kita dilahirkan bukan untuk disakiti, melainkan ada tugas yang harus kita selesaikan. Maka teruslah tersenyum walaupun hati dan raga kita terluka menerimanya

-L A Z A R O

-------------------------------------------------------

Malam harinya seluruh siswa kelas 12 mengadakan barbeque, masing masing kelas telah menyiapkan peralatan mereka sendiri termasuk para anggota osis sedangkan untuk para guru mereka tidak mengikuti kegiatan tersebut karena memiliki kegiatan mereka sendiri.

Malam ini sangat meriah dan heboh semuanya menikmati kegiatannya mungkin karena ini adalah masa masa terakhir duduk di bangku sekolah yang sebentar lagi mereka akan menginjakkan langkah mereka di bangku perkuliahan ataupun harus bekerja.

Saat semuanya sudah menikmati apa yang mereka lakukan Aurora memilih untuk berjalan menjauh dari kerumunan. Kala semuanya menyuarakan perasaan bahagianya maka Aurora memilih menjauh entah berjalan kemana namun intinya saat ini ia ingin menyendiri.

Sampai akhirnya Aurora berada di bukit dekat villa tempat dirinya menginap. Bukit tersebut memang sangat hening dan gelap penerangannya hanya dari pancaran sinar bulan dan bintang yang menerangi malam.

Aurora duduk di hamparan rumput yang berwarna hijau kekuningan sambil menekuk lututnya. Dia menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya dengan rambut yang ia biarkan tergerai. Angin malam begitu menusuk kulitnya yang membuatnya sedikit mengigil tapi untungnya ia terbantu oleh baju yang tebal sehingga angin tidak semuanya dapat membelai tubuhnya.

Aurora mendongak menatap indahnya langit malam dengan bulan purnama yang terbentuk sempurna dan berjuta juta bintang yang terhampar di langit seakan akan tidak ada ruang untuk benda langit lain yang mengisinya.

Hingga ia mengeluarkan sebuah kalung berbentuk burung phoenix yang sangat indah namun tertutup di dalam pakaiannya jadi tak semua orang tau bahwa dirinya memakai liontin termasuk Satya. Aurora menatap kalung tersebut dengan seksama entahlah dirinya juga sedikit bingung dengan kalung yang ia pakai.

Flashback On

Saat usianya menginjak 6 tahun mamanya dan Aurora duduk di sebuah rerumputan di rumahnya dengan Aurora kecil membaringkan tubuhnya di pangkuan sang mama. Aurora sangat menikmati setiap elusan tangan mamanya yang membelai lembut rambutnya. Dibawah langit malam bertaburan bintang dan bulan purnama yang menjadi saksi kehangatan anak dan ibunya.

"Ma kenapa Aurora lahir ke bumi? Apa Tuhan tidak sayang Aurora? kata mama orang yang meninggal itu berarti Tuhan lebih sayang dia jadi apa Tuhan gak sayang Aurora makanya aku lahir? ucap Aurora kepada mamanya.

"Tidak tau sayang kamu membuat mama bingung untuk menjawab pertanyaanmu itu" jawab mama.

"Tapi Aurora penasaran ma kenapa Tuhan ngirim aku ke bumi"

"Menurut mama setiap makhluk hidup pasti akan lahir ke bumi entah menjadi manusia, hewan maupun tumbuhan. Kita diciptakan memiliki tujuan yang berbeda beda maka dari itu hidup manusia tidak ada yang abadi, kita hanya di suruh untuk hidup semampu kita karena itulah ujiannya kalo gak ada maka hidup akan monoton apalagi tugas manusia itu sangat banyak ragamnya maka dari itu ada manusia yang berkelakuan buruk ada juga yang baik. Selama kita hidup harus menyelesaikan tugas itu setelah selesai maka tugas kita selesai dan akan kembali ke sisi-Nya" ujar mama.

"Tugas apa ma perasaan tugas sekolahku sudah selesai? Sekarang aku boleh kembali ke Tuhan?" ucap Aurora polos membuat mamanya menjiwil lembut hidung anaknya.

L A Z A R OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang