SMA Dirgantara
.
.
.
.
.
.
.11 IPS7
Penuh dengan kenikmatan lahir dan batin.
Bagaimana tidak? guru hanya memberikan materi saja menulis di papan tulis sesekali menatap siswa yang sibuk dengan dunianya sendiri.
Aurora sendiri tengah duduk dengan Rayyan sang ketua kelas dengan menyuruh Ghani yang sebangku dengan Rayyan untuk duduk bersama Satya karena ia tidak ingin diganggu oleh teman laknatnya.
Selain itu alasan lainnya adalah Aurora ingin mencatat pelajaran yang tertinggal saat dirinya berlibur.
Sejelek jeleknya sikap Aurora ia masih tetap untuk belajar sesuai dengan motto hidupnya:
Tidak ada kata terlambat untuk belajar tetapi akan ada kata terlambat datang ke sekolah.
Walaupun luka di lengannya masih terasa terbukti dari perban yang masih membalut lengannya serta rasa nyeri di perutnya yang selalu mengganggu dia tetap ingin pergi ke sekolah lebih tepatnya ke kantin.
Sudah seminggu Aurora tidak sekolah karena mama Zanna melarang keras dirinya untuk ke sekolah hanya untuk membuat onar bahkan Zanna mengomel tentang keluarga Aurora yang tak mencari keberadaan anaknya yang sedang sakit. Jika sedikit nekat bahkan Zanna ingin membongkar rahasia Lyta mama tiri yang membuat Aurora menjadi anak pembangkang nan penuh kelembutan.
Akhirnya dengan rayuan Aurora, Zanna memutuskan untuk membiarkan Aurora bersekolah namun dengan syarat ia tidak boleh membuat ulah. Aurora hanya menganggukan kepala tanpa berjanji agar tidak membuat ulah.
"Lo kenapa gak masuk seminggu lebih" tanya Rayyan yang asik mencatat materi yang ditulis oleh guru di papan.
"Tuh nyokapnya Satya bawel, gue luka dikit malah disuruh diem di rumahnya" jawab Aurora kesal.
Oh ya semua teman sekelasnya sudah tau jika Aurora sering menginap di rumah Satya mereka juga tau sifat keluarganya kepada Aurora, hal itu terbongkar karna mulut ember Megan. Untungnya tidak ada tatapan kasihan di mata mereka semua malahan menganggap Aurora sahabatnya terlebih Aurora sering berbuat ulah dan tingkah di luar nalar lainnya.
"Emang lo kenapa sampai gak dikasih sekolah" tanya Rayyan.
"Yaudah dengerin gak usah nyatet bukannya lo ngerti materi ini sekali kali bandel dikit lah" ucap Aurora mulai mengajarkan ajaran sesatnya.
"Lo ngajarin gue sesat"
"Hahaha... yakali lo mau nerima usulan gue" ucap Aurora.
"Lagian lo gak bosen apa juara kelas mulu trus lo pernah dapet juara umum sering ikut lomba akademis, gak bosen gitu kayak pura pura kaget kalo lo juara kelas terus" ucap Aurora.
"Mana ada yang jadi juara kelas gak kaget nilai turun dikit aja udah jadi gibahan tetangga"
"Untung gue tinggalnya gak netap jadi tetangga gak gibahin gue" gumam Aurora.
"Gini ya gue sih gak heran lo juara kelas, tau gak sih ekspresi lo tiap jadi juara kelas itu flat kayak gak ada senangnya gitu" ujar Aurora.
"Trus gue harus guling guling gitu?"
"Gak gitu maksud gue ya lo tuh kek senyum tipis banget"
"Kayak lo enggak aja, gue bingung mau berekspresi kayak gimana pas pengumuman juara gitu seneng iya tapi susah berekspresi yaudah senyum tipis aja cukup padahal di hati dah dugem. Udah kenapa bahas ini ceritain lo ngilang kemana"
KAMU SEDANG MEMBACA
L A Z A R O
Novela JuvenilTentang seseorang yang tidak pernah dihargai dalam keluarganya karena suatu alasan yang tidak bisa dipahaminya sampai saat ini, yang mana membuatnya selalu merasa kesepian. Dia adalah gadis yang terlihat buruk di mata keluarganya namun sangat diharg...