Saat jam istirahat berbunyi Aurora dipanggil oleh Sakha ke ruang osis entah untuk apa tapi sebelum itu ia mampir ke kantin untuk mengisi perutnya sedikit dengan memakan batagor milik Satya.
Setelah itu barulah ia pergi ke ruang osis. Disana sudah ada beberapa pengurus osis yang entah apa yang mereka bicarakan Aurora tidak peduli ia memilih untuk duduk di sofa tepat disebelah Nohan dimana di single sofa sudah duduk Sakha tepat di sampingnya juga.
Karena Aurora tidak tau apa apa jadi ia memutuskan untuk memainkan ponselnya dan membuka grup whatsapp yang sudah dipenuhi oleh obrolan kocak padahal mereka bisa saja bertemu malah ribut di grup.
Seakan akan tenggelam dalam chat itu Aurora tidak menyadari bahwa ruangan itu sudah sepi dimana hanya menyisakan Sakha, Nohan dan Aurora. Sakha yang melihat Aurora asik dengan ponselnya dengan cepat meraih ponsel tersebut hingga Aurora memekik.
Aurora yang tidak terima langsung mencoba mengambil ponsel miliknya namun dengan cepat Sakha menjauhkan tangannya agar Aurora tidak dengan mudah menjangkaunya. Namun sialnya yang ada tubuh mereka sangat dekat hingga Aurora menghentikan aksinya dan menatap kedalam manik mata milik Sakha begitupun sebaliknya mereka saling menyelami keindahan bola mata masing masing.
"Ekhem" dehem Nohan membuat mereka berdua tersadar. Sakha yang masih menatap Aurora lengah hingga akhirnya Aurora berhasil merebut ponselnya lalu menaruhnya ke kantong roknya.
"Uwunya jangan di depan gue deh selalu gue ditakdirkan jadi nyamuk" gerutu Nohan.
"Iya lo soalnya sekali tepuk langsung mati gue harap pas gue nepuk lo bisa mati" kesal Aurora.
"Amit amit" ucap Nohan dengan refleks mengetukkan tangan ke meja lalu ke kepalanya.
Sakha mengambil sesuatu diatas meja lalu memberikannya pada Aurora. Aurora menerima namun ia tidak tau isi dari buku yang diberikan Sakha dengan enggan ia membuka buku itu dan melihat bahwa beberapa kegiatan osis, pelanggaran dan kebaikan yang telah Aurora perbuat.
"Lo stalker ya" ujar Aurora.
"Itu buku yang dikasih pak Hamdan gue disuruh nyatet kegiatan lo sama gue, berhubung angkatan gue udah mau selesai jadi itu bukti buat pak Hamdan lo bisa selesai dihukum atau belum kalo gak ya terpaksa lo bantu ketos berikutnya" ucap Sakha.
"Yah gak bisa gitu dong dih diatur lo aja gue udah emosi apalagi ketos pimpinannya adek kelas beuh bisa tengil dia najis" gerutu Aurora.
"Tapi kayaknya lo bisa selesai asal lo gak buat ulah aja sampai lulus"
"Gak janji gue"
"Lo kenapa sih demen banget buat masalah" cerca Nohan.
"Masalah bikin kita dewasa bro, hidup itu panjang persis kayak jalan tol yang sewaktu waktu bisa macet padahal seharusnya tol itu jalan bebas hambatan tapi masih bisa macet" ucap Aurora.
"Tapi setidaknya pas sama gue kenakalan lo berkurang bagusnya lo berusaha menjadi lebih baik lagi setiap masalah jangan ada berantemnya kasian wajah lo bekas lebam masih ada tapi tetep cantik dimata gue" ucap Sakha dengan senyum.
"Asik pepet terus ya Kha" goda Nohan.
"Hahaha... makasih gue emang cantik mau diapain juga cantik pujian lo gak mempan berusaha lagi ya" ucap Aurora menepuk bahu Sakha.
"Btw kalian selesai osis kapan biar gue bebas" tanya Aurora.
"Setelah seleksi calon osis, trus ada beberapa tahapan mental dan fisik yang mereka dapatkan trus beberapa tahapan sampai pelantikan tapi kita udah sampai tahap mental dan fisik gak lama lagi" jawab Sakha.
"Good setelah itu ujian mampus otak gue deh"
"Makanya belajar atau mau belajar bareng?"
"Kagak lo adanya modus"
"Pdkt bukan modus"
"UDAH JANGAN BAHAS RUMAH TANGGA LAGI" pekik Nohan.
"Gue potong lidah lo biar gak bacot" ancam Aurora.
"Lo mah gitu baperan, eh gak deh buktinya lo gak baper sama si Sakha padahal dia udah usaha maksimal" ucap Nohan.
KAMU SEDANG MEMBACA
L A Z A R O
Ficção AdolescenteTentang seseorang yang tidak pernah dihargai dalam keluarganya karena suatu alasan yang tidak bisa dipahaminya sampai saat ini, yang mana membuatnya selalu merasa kesepian. Dia adalah gadis yang terlihat buruk di mata keluarganya namun sangat diharg...
