Saat ini Aurora tengah berlari menghindari kejaran teman temannya. Mereka berlarian di sepanjang koridor sekolah membuat pusat perhatian tertuju padanya.
Yang menonton hanya terkikik geli melihat Aurora yang dikejar oleh pawang pawangnya itu, bahkan diantara mereka membawa senjata seperti sapu, alat pel, kemoceng, ember, penggaris panjang, penyemprot jendela yang digunakan untuk menyingkirkan orang yang menghalangi. Selain itu ada juga yang menatap mereka iri terlebih pada Aurora yang dikejar oleh sekelompok lelaki.
Nafas Aurora terengah dan ia tidak tau harus pergi kemana lagi ditambah detak jantungnya semakin berdetak kencang tapi itu tidak dipedulikannya karena yang terpenting adalah dirinya harus bisa bebas. Aurora sudah seperti penjahat yang dikejar pihak berwajib.
Akhirnya Aurora berlari menuju belakang sekolah dengan kepala yang menatap ke belakang namun sialnya karena tidak fokus ia menabrak seseorang hingga membuat orang terjatuh ke belakang.
"Eh maaf maaf, ASTAGA SAKHA BANGUN BURU" teriak Aurora yang membuat Sakha bingung.
Karena merasa lama akhirnya dengan paksa Aurora menarik tangan Sakha membawanya ikut berlari menuju pada sebuah pagar yang menjulang tinggi.
"Kha bolos yuk buruan gak ada penolakan ayo naik naik" ucap Aurora.
"Gue gak mau bolos, lagian kenapa lo mau bolos" ucap Sakha.
"Aduh nanti gue cerita intinya sekarang kelas 12 free class kan bolos sekali kali gak bikin lo goblok" ucap Aurora matanya melihat sekitar.
"Ah lama" teriak Aurora lalu gadis itu naik ke pagar tinggi.
Aksi itu membuat Sakha terkejut lalu ia ikut naik takut gadis itu akan melakukan hal nekat lainnya sebaiknya ia ikut lumayan sekali kali bolos kapan lagi ia akan menikmati masa ini.
"Ah lo ikut ternyata ayo lari" ucap Aurora refleks ia menarik tangan Sakha membuat lelaki itu menatap tangan yang menggenggamnya itu.
Aurora memberhentikan sebuah angkot lalu mereka berdua masuk ke dalam dengan nafas yang terengah engah yang keluar dari hidung Aurora dan untung saja angkot ini hanya ada mereka bertiga yaitu Aurora, Sakha dan supir angkot.
Setelah itu Aurora tertawa lalu menyuruh sang supir menuju salah satu tempat yang dijadikannya tempat membolos.
"Lo kenapa sih gue ngeri liat lo kayak gini" ucap Aurora menatap gadis di depannya ini.
"Aduh dek si Aurora ini udah sering kayak gini dikejar kejar orang sampai nafas kedengeran trus ketawa gini dia kayak gadis gila tapi untungnya dia sering bantu saya udah langganan bukan saya aja supir angkot lainnya juga sama" timpal sang supir.
"Ah si bapak bisa aja saya jadi malu nih, bentar pak saya gak bisa ngomong dulu engap abis dikejar setan ganteng" ucap Aurora.
"Temen temen ganteng gitu dibilang setan" cibir sang sopir.
Aurora terkekeh sedangkan sang supir kembali fokus ke tempat tujuan penumpangnya ini. Sakha menatap Aurora yang masih menetralkan nafasnya sesekali ia terbatuk batuk membuat Sakha harus mendekat dan mengelus punggung gadis itu.
Tak lama mereka berdua tiba di salah satu cafe yang sangat dikenali oleh Aurora. Mereka berdua masuk membuat para karyawan menatap ke arah pintu.
"Kamu bolos ya" ucap sosok lelaki yang dikenal oleh Aurora sebagai barista di sana.
"Hm dikejar tadi yaudah langsung bolos, eh kak gue mesen yang seger seger gak kopi tapi sekalian yang manis kayak wajah kakak" ucap Aurora.
"Baper jangan?" tanya lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
L A Z A R O
Teen FictionTentang seseorang yang tidak pernah dihargai dalam keluarganya karena suatu alasan yang tidak bisa dipahaminya sampai saat ini, yang mana membuatnya selalu merasa kesepian. Dia adalah gadis yang terlihat buruk di mata keluarganya namun sangat diharg...
