Pada jam pelajaran hari ini kelas IPS7 sedang mengadakan pembagian hasil ulangan harian kemarin yang diadakan secara dadakan oleh sang guru.
Saat pengumuman hasil ulangan seketika suasana mendadak menjadi penuh akan doa. Banyak siswa yang seketika tobat dengan menggunakan lantunan indah yang keluar di bibir mereka.
Mengangkat tangan mereka lalu memejamkan matanya. Seketika satu kelas menjadi mengingat pada Yang Kuasa untuk membantu mereka semua pada saat ini yah istilahnya tobat dadakan.
Percayalah ini lebih seram daripada terkena hukum di sekolah. Mengingat orang tua mereka yang pasti menunggu hasil belajar anaknya.
"Sudahlah kalian tidak usah menjadi alim saat ini, nilai sudah bapak masukkan ke daftar nilai jadi tinggal menunggu remidi saja kalian" ucap guru tersebut membuat siswa yang asik melantunkan doanya berhenti lalu menatap sang guru dengan tatapan julidnya.
"Tuh bapak bapak kalo ngomong bikin putus asa banget kek gak dikasih harapan hidup sama sekali" gerutu Megan.
"Tuhan bantu kami semua keluar dari remidi ini jika kau tak sanggup maka keluarkan saja aku dari remidi ini" ucap Rendy yang masih melantunkan doa namun membuat teman disekitar bangkunya mendengus kesal.
"Lo kalo berdoa jangan rasis gitu antara ikhlas gak ikhlas banget lo doain kita semua, kalo gitu dari awal lo gak usah doa buat kita semua" cibir Fahri gemas.
"Tau nih anak satu, Tuhan pasti gak kabulin doa lo karna mementingkan diri sendiri, egois" timpal Megan.
"Mana bisa gitu lah asal doa kita tuh tulus, ikhlas dan niat Tuhan senantiasa membantu umatnya" bela Rendy membuat yang lainnya mendengus kesal terlalu malas meladeni Rendy yang memiliki banyak akal.
"Tolong ketua kelas bagikan ini" ucap guru tersebut.
Lalu sang ketua kelas berdiri mendekati guru tersebut. Ketua kelas 11 IPS7 ini bernama Rayyan, anak unggul dikelas dan entah bagaimana dia betah di kelas ini padahal bisa saja dirinya mengajukan surat pindah kelas.
Rayyan memiliki sifat yang terbilang sedikit cupu, hidupnya penuh dengan belajar, belajar dan belajar. Sesekali teman yang lain mengajaknya sedikit menjadi nakal namun dia pasti akan menolaknya. Tapi tentu saja yang lain tidak membullinya mereka semua malah merangkul satu sama lain tanpa mengusik ketenangan yang lainnya.
Menurut mereka pribadi, orang pasti butuh privasi dan ketenangan. Makanya jangan pernah mengusik kehidupan orang lain jika tidak ingin mereka mengusik kehidupan kita.
Anehnya lagi Rayyan betah berada di kelas ini yang tentu menjadikan banyak pertanyaan padahal hampir semua orang di kelas 11 IPS7 termasuk golongan absurd dan Rayyan adalah orang yang paling waras diantara orang terwaras menurut data paling rendah.
Rayyan mengambil kertas tersebut dan mulai membagikannya kepada teman temannya. Hampir setengah sudah terbagikan dan wajah wajah masam tampak menghiasinya namun beberapa lagi menampakkan wajah lega yang berarti nilainya dapat terselamatkan.
"Yang nilainya kurang dari 78 remidi" ucap guru tersebut.
"YAH NILAI GUE JAUH... JAUH... JAUH... BANGET DARI 78 ANJIM" pekik Megan."Lagian sejak kapan nilai lo deket sama kkm" sindir Rendy.
"Iyalah gue itu masuhan sama yang namanya angka kecuali duit, ya dikira ngitung gampang apa otak gue tuh gak bisa nyampek lah. Gak mau tau besok pokoknya gue harus tukar otak sama bang Jerome biar seketika gue jadi pinter" ucap Megan.
"Halu mulu lo jadi kuman" Rendy.
"Human anjir gila lo lebih bego dalam bahasa inggris ya""Cih gak mirror"
"Mirror apaan? itu make up nya si Mikha?"
"ITU MENOR!!! Tuhan kenapa engkau menciptakan manusia seperti ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
L A Z A R O
Teen FictionTentang seseorang yang tidak pernah dihargai dalam keluarganya karena suatu alasan yang tidak bisa dipahaminya sampai saat ini, yang mana membuatnya selalu merasa kesepian. Dia adalah gadis yang terlihat buruk di mata keluarganya namun sangat diharg...