4_Balapan

110 9 39
                                    

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi seluruh siswa bersorak ria apalagi dengan kelas 11-IPS7 hampir seluruh siswanya heboh tanpa batas.

"AYO PULANG MARILAH PULANG PULANGLAH KITA KE RUMAH MERTUA" sorak salah satu siswa yang memang dasarnya semuanya tidak waras.

"Adik manis suka kelapa, hari ini mau jalan sama siapa" fix ini Rendy fucekboy, pergaulannya luas jadi cewek cewek pada mendekat tentunya wajahnya menjadi nilai tambah baginya.

Baginya wajah tampannya itu sangat mudah untuk dimanfaatkan dengan cara tersenyum dan kedipan mata saja sudah mampu meluluh lantahkan hati seseorang. Jaman sekarang apa apa yang dibela hanya dengan bermodal tampang saja.

Peduli setan dengan attitude mereka hanya melihat tampangnya yang good looking setelah itu mereka akan tergila gila bahkan disaat dia salah mereka akan selalu dibela dengan embel embel untung ganteng.

Sedangkan jika yang bad looking pastinya akan selalu dihujat, miris ya tapi emang nyatanya seperti itu  Rendy telah membuktikannya tapi gak semua ketampanannya ia manfaatkan seperti itu kalau dia bersalah ya tetap harus disalahkan karna prinsipnya jangan pernah berlindung dibalik kata untung ganteng.

"Makan kedondong sama kuaci, emang ada yang mau sama pantat panci"

"Kucing manis di atas genteng, gue kan ganteng"

"Ada kayu ada paku, mau buat rumah" ujar Aurora meladeni yang membuat semuanya bingung.

Aurora memang tidak bisa membuat pantun apalagi secara mendadak seperti ini otaknya terlalu lambat untuk memikirkan sajak yang berima a-b-a-b itu.

"Lo kalo gak bisa pantun mending diem aja deh gemesssss gue ih uyel uyel" ucap Megan sambil menirukan tangannya yang meremas sesuatu.

"Lagian malah ngadain lomba pantun dadakan gue kan gak siap" cibir Aurora.

"Minum air di botol, kalian emang tolol" ujar Satya kesal.

"Si Satya kalo ngomong gak bisa ke kontrol emang" ucap Megan.

"AKU SAYANG KAMU, KAMU SAYANG AKU, SAYANG SAYANG KITA CUMA TEMENAN" pantun Aurora yang semakin ngawur.

"EAAAAAAAAAA"
"Kode keras Sat"
"BARU MAU NEMBAK"
"UH ASIKKKK.... UDAH SAYANG EH TERNYATA DISURUH KITA TEMENAN AJA YA"
"Sikattt hyung"
"SAYANG KITA TEMENAN AJA YA PADAHAL UDAH SUKA GILIRAN DEKET SAMA YANG LAIN MALAH CEMBURU"

"Temen lebih nikmat daripada pacar, dusta mana yang kau hianati melihat temen yang bening kek gini betah betah kalian kan sama Aurora makanya pas malam minggu lo pada ngemis ngemis buat jalan sama Aurora, cih dasar jomblo" cibir Satya yang dibalas oleh mereka semua dengan cengiran khas oleh semuanya.

"Kayak lo kagak aja sih" sinis Megan yang ditepuk tanganin secara riuh.

"Girl kalian pulang aja deh betah amat sama cowo kayak mereka" ucap Aurora prihatin melihat siswa cewek yang geleng geleng kepala melihat tingkah teman temannya.

"Ngapain disuruh pulang sih mayan kan ada cewek, lah lo kan cewek boleh lah" ujar Rendy.

Masih berlanjut juga keseruan mereka semua. Mungkin sekalian menunggu parkir sepi jadi mereka melempar pantun sehingga menjadi lomba dadakan. Aurora melihat teman temannya gemas dan berpikir bagaimana mereka bisa membuat pantun secepat itu bahkan dirinya saja tidak bisa. Berbeda dengan Satya dia ikut ambil dalam lomba pantun dadakan ini.

Satya termasuk orang yang gampang beradaptasi buktinya dia malah jago berpantun sekarang hanya tinggal Aurora saja yang belum tau cara pantun yang cepat. Diharapkan otak Satya tidak jadi geser karna kelakuan temannya yang lain. Tidak!!!  Aurora tidak mau jika Satya menjadi seperti mereka karna dia juga butuh orang yang masih waras.

L A Z A R OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang