46_ Perdebatan Satya

14 1 0
                                    

Mereka berdua telah sampai di rumah Raka setelah acara makan malam Satya meminta ijin pada papa dan mamanya ingin pergi ke suatu tempat.

Aurora yang curiga memaksa agar dia ikut bersama Satya tentu saja akan ditolak mentah mentah oleh Satya namun Aurora merengek pada Raka agar Satya membiarkan Aurora ikut bersamanya.

Akhirnya Aurora ikut bersama Satya entah tujuan anak ini kemana namun Aurora memilih untuk memeluk tubuh Satya saat ia dibonceng dengan motornya. Satya juga ikut memegang tangan Aurora yang melingkar di pinggangnya berusaha agar gadis itu selamat.

Mereka berdua sampai di sebuah club. Aurora terkejut karena Satya akan datang kesini jika dia mengalami masalah atau suntuk. Satya menggenggam tangan Aurora membawanya masuk ke dalam.

Dentuman suara musik dan bau alkohol menyeruak saat mereka melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Semakin melangkah banyak orang yang menaridance of floor menggerakan tubuhnya dengan lincah.

Sebenarnya Aurora tidak pernah pergi kesini alasannya ia terlalu muak dengan bau alkohol membuatnya pusing karena memang ia tidak kuat jika diajak minum alkohol seperti itu.

"One vodka" ucap Satya pada bartender.

Sang bartender lalu mengambil apa yang dipesan oleh Satya sedangkan Aurora harus menahan mati matian bau alkohol yang timbul karena mereka duduk di bar.

"Lo jangan minum" perintah Satya.
"Lo gak bilang juga gue gak akan minum kali" ucap Aurora.

Satya terkekeh lalu ia mulai menikmati vodka meneguknya perlahan lahan hingga jakunnya bergerak naik turun. Aurora yang melihatnya mendengus kesal saat ini ia bingung ingin melakukan apa jika sedikit saja salah bertindak maka dijamin kehidupannya akan rusak apalagi banyak lelaki yang menatap ke arahnya.

Akhirnya ia memilih untuk memainkan handphonenya ia mengirim pesan pada Arlen agar datang ke club menggunakan mobil ia jamin jika mengendarai motor Aurora takut jika ia tidak bisa menjaga keseimbangannya.

"Satya jangan mabok ih" kesal Aurora karena ia tak henti hentinya melihat Satya yang terus menambahkan minuman itu pada gelasnya.

"Apaan sih sayang gue lagi luapin emosi gue gak mau keluarga lo bakal habis karna gue emosi" racau Satya.

"Makanya jangan mabuk kalo gak gue ikut minum nih ya" ancam Aurora.
"Heh jangan dong lo udah sakit kalo minum ini dijamin besok gak bakal hidup deh lo jangan bikin gue setelahnya terus mabuk mabukan gini"

"Lo janji ya ini terakhir kalinya lo mabuk karna gue kalo bukan karna gue jangan mabuk juga jaga kesehatan kasian mama Zanna, ANJIR JANGAN MABUK HEH LO TAR MAU DIBACOK SAMA MAMA ANAKNYA PULANG PULANG MABUK HAH" pekik Aurora.

"Kan bisa ke apartemen lo gue nginep disana lah" ucap Satya.

Aurora menepuk keningnya ia melupakan bahwa dirinya memiliki sebuah apartemen setidaknya ia bisa menyembunyikan Satya yang tengah mabuk itu.

Akhirnya Aurora membiarkan Satya mabuk untuk meluapkan emosinya. Seharusnya dirinya lah yang mabuk bukan Satya, yang mengalami ketidakadilan ini adalah Aurora bukan Satya.

Tak berselang lama Satya sudah mulai meracau tidak jelas membuat Aurora kewalahan untuk mendiamkan Satya yang terus meracau tidak jelas itu.

L A Z A R OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang