25_Perundingan

20 1 0
                                    

_________________________________

 Luka kecil apapun tetap akan membekas, setidaknya dengan memberikan obat rasa sakitnya sedikit berkurang namun masih terasa bekasnya yang selalu akan teringat seumur hidup, jangan terlalu menyepelekan hal itu karena nantinya akan menjadi bumerang buat lo sendiri.

-L A Z A R O

____________________________




Setelah dari ruang uks, Satya telah memberikannya seragam baru untuk ia kenakan harusnya berlengan panjang agar perban itu dapat tertutup namun nyatanya Satya membelikan seragam berlengan pendek hingga perban yang besar itu dapat terlihat.

Mereka berdua pergi ke kantin karena Satya memaksa agar Aurora dapat beristirahat dan tentu saja Satya juga ikut beristirahat dengan tetap mengawasi Aurora.

Aurora duduk di sebelah Megan yang masih menatapnya ngeri membuat Aurora menginjak kaki Megan dengan keras hingga sang empu berteriak kesakitan.

"Luka tapi masih aja galak" sinis Megan meringis sakit.

"Ya lagian lo natap gue gitu banget" ucap Aurora.

"Kita semua panik sama lo Incess, lo berdarah di upacara gitu mana ngalir banyak banget darahnya kan ngeri, ya walaupun kita semua sering liat darah tapi kalo khusus untuk lo rasanya darah lo gak mungkin keluar karna lo lemah pasti ada penyebab karna lo cewek bar bar, anarkis, berani tapi penuh kasih sayang" ucap Noel.

"Lo anak ipa mana bisa liat Aurora" ucap Dicy.

"Bisalah hampir satu sekolah ini kan anak Lazaro semua tentang princess akan tersebar luas"

"Hm bener kata toel satu sekolah apa apa Aurora jadi trending, hampir satu sekolah gabungan anak Lazaro mau diapain mereka jaga rahasia kalo berkhianat langsung kena impas" ucap Rendy.

"Nih makan perlu gue suapin" ucap Satya datang dengan nampan yang berisi nasi goreng dan air putih untuk Aurora.

"Aish bang Sat mah sweet ya gue mau dong" ucap Dicy.

"Homo lo, mending sayang sama aku aja deh" ucap Emir hendak menyuapi Aurora namun di tahan oleh Dicy.

Aurora lebih memilih untuk makan sendiri tanpa dibantu oleh siapapun karena sudah pasti akan terjadi keributan yang membuat Aurora akan pusing dengan kelakuan mereka semua.

Sampai akhirnya seseorang mendatangi Aurora lalu mengajaknya untuk pergi dari kantin tanpa memperdulikan bahwa Aurora masih sangat lapar karena tadi pagi dirinya memang belum sarapan.

Satya mengejarnya dan menghempaskan tangan orang tersbeut lalu menatapnya tajam. Satya lalu memberikan sebungkus roti coklat dan sekotak susu yang entah dari mana didapatkannya secepat itu.

"Lo kalo mau nyari musuh bukan gini caranya dia cewek dan lo tau kejadian tadi pagi masih main nyeret dia belum makan seenggaknya lo kasih dia waktu buat makan gak kayak lo yang demen nyemilin buku" ucap Satya lalu pergi kembali ke arah tempat duduknya di kantin.

Aurora dan orang tersebut masuk ke dalam ruang bk yang sudah ada beberapa osis dan pembina osis. Entah apa yang akan mereka kerjakan saat ini intinya mereka sepertinya sedang berdiskusi.

"Maaf pak saya terlambat" ucap Sakha. Yhap orang yang mengajak Aurora pergi adalah Sakha.

Sakha kemudian duduk di sebelah pembina sedangkan Aurora memilih duduk bersama dengan pak Hamdan lebih tepatnya di samping bawah karena memang sofa itu tak sanggup menampung orang disana jadi ada beberapa yang diharuskan untuk duduk dibawah.

L A Z A R OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang