Setelah beberapa menit para anggota Lazaro pergi dari panti asuhan, Aurora duduk didepan ruang khusus Lazaro ia tidak tenang sama sekali karena pada hari ini ia kalah karena tidak ikut dalam penyerangan ini.
Ia duduk di depan ruangan ini bersama Sakha dan Nohan yang sudah ia suruh pulang namun mereka urunglan entah dengan alasan apa.
Sejak tadi Nohan mengoceh tentang siapa sebenarnya mereka semua mengapa tempat ini terlalu asing lah, geng apalah, ruangan itu apalah dan lain sebagainya membuat Aurora yang tengah berpikir untuk mendapat ijin bisa nyerang malah buyar karena pertanyaan yang dilontarkan oleh Nohan.
"Lo bisa diem gak sih gue sobek mulut lo baru tau rasa" kesal Aurora.
"Kayak berani aja lo" tantang Nohan.
"Lo gak tau gue, tanya aja sana sama yang lain sesadis apaan gue" ujar Aurora.
"Sebenernya kalian itu siapa kenapa hampir seluruh siswa berkumpul disini?" tanya Sakha.
"Huft kita semua disini anggota Lazaro mungkin bagi siswa lain nama itu gak asing tapi kalo kalian mungkin akan terdengar asing. Anggotanya hampir seluruh siswa SMA Dirgantara entah karna gimana gue juga lupa kenapa bisa sebanyak itu belum lagi buat kakak alumni dan non alumni Dirgantara ikut kayak adik lo yang awalnya cuma sebatas bantuin akhirnya dia dianggap anggota" jelas Aurora.
"Termasuk anak panti juga?" tanya Sakha.
"Mereka boleh ikut boleh gak tapi sebagian mereka ikut masuk ke Lazaro bukan sembarangan orang yang ikut masuk mereka harus disetujui sama anggota lain dan di dalem sana ada jaket khusus Lazaro sebagai identitas ada juga perlengkapan lain kayak di balapan waktu itu dengan lambang yang sama" ucap Aurora.
"Kayaknya gue gak asing sama Lazaro anggota yang pernah membantai kuman masyarakat itu gak sih" ucap Nohan mengingat.
"Hm kita gak terlalu sering muncul bahkan terkesan tertutup karna memang musuh kita banyak lebih tepatnya kita sering menyerang semacam preman gitu yang ganggu masyarakat sekitar" ucap Aurora.
Tak lama Refan datang dan duduk disebelahnya menyingkirkan Nohan dan juga Sakha dengan seorang gadis yang Aurora ajak untuk ke panti ini saat bertemu di salah satu panti asuhan saat study tour yang bernama Ghea.
"Kakak" sapa Refan.
"Kenapa kalian belum tidur?" tanya Aurora lembut membuat Sakha maupun Nohan terkejut dengan sisi Aurora yang seperti ini.
"Belum ngantuk kak" jawab Ghea.
"Udah malem seharusnya kalian tidur dimarah bunda baru tau rasa, kamu udah minum obat Fan?" titah Aurora.
"Udah kak kalo gak dimakan nanti kakak marah" jawab Refan membuat Aurora tersenyum sembari mengelus puncak kepala keduanya.
"Bunda tadi nyuruh kita tidur cuma kita gak bisa tidur, oh iya kak katanya kakak kakak nyerang lagi" ucap Ghea.
"Iya cuma kakak gak dikasih ikut sama papa Raka tapi bukan kak Incess namanya kalo gak ikut nyerang" ucap Aurora.
"Lalu apa yang kakak lakuin" tanya Refan.
"Kalian tidur dulu baru kakak dapet ide sana masuk tidur kalo gak tidur idenya gak ngalir kesini loh" ucap Aurora menunjuk keningnya.
Mereka berdua memeluk tubuh Aurora dengan erat seakan akan tak ada hari esok lagi. Beberapa lama kemudian barulah Refan dan Ghea melepaskan pelukannya dan kembali masuk ke dalam kamar mereka masing masing.
Sakha dan Nohan menatap Aurora dengan tatapan yang sulit diartikan mungkin karena mereka berdua menemukan sosok yang berbeda dari biasanya.
"Kak Incess semua udah diobatin, kebanyakan cuma luka lebam" ucap Aksa menghampiri Aurora.
KAMU SEDANG MEMBACA
L A Z A R O
Teen FictionTentang seseorang yang tidak pernah dihargai dalam keluarganya karena suatu alasan yang tidak bisa dipahaminya sampai saat ini, yang mana membuatnya selalu merasa kesepian. Dia adalah gadis yang terlihat buruk di mata keluarganya namun sangat diharg...