8_Hukuman

61 5 23
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sedari tadi dan sejak masuk kelas pun Nohan terus saja memaksa Sakha agar menemaninya mengawasi Aurora dan Satya. Tentu saja Sakha menolaknya karena itu adalah urusan Nohan karena Sakha berpikir kenapa dirinya harus ikut? siapa suruh saat di ruang bk tidak sabar sama sekali.

"Please Kha bantu gue" rengek Nohan namun Sakha tetap menggelengkan kepalanya.

"Ayolah jangan buat gue naik darah gara gara ngawas mereka doang, lo tau kan gue sama mereka kayak gimana? rasanya gue pengen tendang mereka saking keselnya" ucap Nohan masih memaksa Sakha.

"Urusan lo" ucap Sakha.
"Yaelah bantu gue napa sih gini amat punya temen" ucap Nohan.

"Emang lo temen gue" ucap Sakha menohok yang membuat Nohan memukul bahu sahabatnya ini.
"Gak asik lo mah, bantu gue please sekalian biar bisa ketemu Aurora"

"Apa urusannya"
"Siapa tau lo suka sama dia trus bikin tobat"
"Ogah"
"Eh jangan bilang gitu kalo beneran baru tau rasa lo ditinggal pas lagi sayang sayangnya" ucap Nohan.

Sakha langsung berdiri dari bangkunya lalu berjalan keluar kelas meninggalkan Nohan yang akan menyusulnya.

"Sakhaaaa bantuin gue" teriak Nohan mengejar Sakha.
"Please bantu gue, kalo lo nemenin sekarang gue traktir lo buku deh bebas milih yang mana berapa banyak gue yang bayar" tawar Nohan karena dia tau jika Sakha sangat gila belajar banyak buku yang ia pelajari maka dari itu sogokan buku mungkin akan bagus.

"Hm" Sakha berdehem tanda setuju yang membuat Nohan girang.

Mereka berdua lalu berjalan menuju taman belakang sekolah yang sungguh sepi dan banyak daun daun yang berguguran mungkin membersihkannya akan memakan waktu yang lama.

"Mana nih orang" ucap Nohan sedangkan Sakha memilih duduk di kursi yang ada disana lalu membuka bukunya.
"Ck kemana sih jangan bilang mereka kabur" ucap Nohan kesal.

Tak selang lama terlihat Aurora dan Satya berjalan menuju taman belakang dengan santai yang membuat Nohan tambah kesal.

"Kalian darimana sih lama banget" ucap Nohan kesal.

"Heh lo kira mau bersihin pakek apa hah!!! Mikir dulu kalo mau ngomel kita ngambil sapu kali emang lo kira kira mau kabur yakali kita nakal tapi masih bertanggungjawab gak kayak lo" ucap Satya kesal dan mengapa Nohan sangatlah tidak bisa sabar.
"Udah jangan diladenin bersihin ini dulu" titah Aurora dan diangguki oleh Satya.

Mereka berdua lalu mulai membersihkan taman itu, daun daun disana agak banyak sehingga harus bekerja ekstra agar tugas ini mampu diselesaikan dengan cepat.

Mereka menyapu dari arah yang berlawanan agar pekerjaan mereka cepat selesai. Sedangkan Nohan duduk di sebelah Sakha yang asik membaca buku.

Namun tanpa disangka teman teman yang lain malah datang dengan banyaknya anggota yang ada di sekolah ini hanya untuk mencari Aurora dan Satya.

"Dua tiga Fahri bertani ternyata disini" pantun Rendy.
"Apa hubungannya gue sama bertani ogeb" ucap Fahri menjitak kepala Rendy.
"Pantun tolol" ucap Rendy.

"Beb hayuk makan ngapain malah berbersih tukang kebun masih sehat kok" ucap Megan.
"Dihukum gue mah" jawab Aurora.

"Kok bisa" ucap mereka semua.
"Udahlah kalian kalo mau ngebacot mulu mending pergi aja deh" ucap Satya.

"Yaelah trus traktirannya gimana" ucap Fahri.
"Batal" ucap Satya.
"GAK" teriak mereka kompak.

"Kalian kalo mau ganggu pergi aja" sinis Nohan.

"Kita juga mau pergi kali tapi disini ternyata ada lo bikin naik darah, mendingan kita disini jaga inces" ucap Rendy.
"Guys bantuin aja kali ya biar cepet" usul Emir.
"HAYOK" ucap mereka lalu menaruh tas mereka kemudian membantu Aurora dan Satya.

L A Z A R OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang