Setelah menempuh perjalanan yang tak terlalu jauh Sakha dan Aurora sampai di gerbang sekolah yang sudah ditutup.
Aurora turun dari motor dan mencari pak Jamal satpam sekolah untuk membuka gerbangnya. Pak Jamal akhirnya keluar dan membukakan pagarnya agar motor Sakha dapat masuk ke dalam sekolah namun Aurora masih bersama pak Jamal berbincang sebentar.
Setelah terparkir dengan tepat Sakha datang kembali ke tempat Aurora dan menarik tangannya membawanya menuju ruang osis.
Saat sampai di ruang tersebut sudah ada beberapa osis sedang mengetikkan sesuatu pada laptop mereka entah apa yang mereka kerjakan tapi saat Sakha datang pandangan mereka tertuju padanya bukan lebih tepatnya pada Aurora.
Aurora yang ditatap seperti itu memilih tak peduli dan ia berjalan duduk di sebelah Nohan ingin rasanya memancing emosi lelaki sebelahnya ini. Posisinya memang Nohan sedang berada di lantai beralaskan karpet bersama osis lainnya dan tepatnya pada tembok yang dapat Nohan sandarkan tubuhnya pada tembok belakangnya.
"Ngapain lo duduk disini?" tanya Nohan.
"Kenapa gak boleh" tanya Aurora.
"Gak sana pergi lo jauh jauh" usir Nohan namun tetap saja Aurora menghiraukannya malah ia menyandarkan tubuhnya ke tembok.
"Pergi gak usah deket deket" usir Nohan.
Namun bukannya pergi Aurora malah menyandarkan tubuhnya dengan santai ke tembok belakangnya menikmati kekesalan Nohan padanya. Sikap Aurora benar benar membuat Nohan kesal ia sampai menggusar rambutnya hingga berantakan.
Membuang nafas panjang Nohan memilih untuk melanjutkan tugasnya dan kembali memfokuskan matanya pada layar laptop mengetikkan kata yang menjadi kalimat dalam layar.
Sakha mendekati Aurora dan memberikannya sebuah berkas yang entah didalamnya terdapat apa menaruhnya pada pangkuan Aurora hingga sang empu terkejut.
"Tugas lo" ucap Sakha dan berjalan menuju mejanya.
"Ini apa jelasin dulu ya mana gue ngerti pinter" ucap Aurora kesal bagaimana ia bisa paham sedangkan dia tidak tau tugas yang diberikan oleh Sakha padanya.
"Baca" jawab Sakha singkat.
"Han bantu" ucap Aurora menarik lengan Nohan dengan kencang hingga tubuhnya terhuyung ke samping.
"Lo cewek kasar banget, eh mukak lo kenapa lebam" tanya Nohan dengan mata menyelidik hingga osis yang tengah sibukpun menatap wajah Aurora.
"Perhatian nih ceritanya udah gak marah lagi" goda Aurora.
"Ogah gue cuma nanya doang lo berantem sama siapa sampai bonyok gitu lo cewek harusnya rawat tubuh" ucap Nohan.
Gimana mau rawat tubuh yang merusak badan gue aja bokap gue sendiri banyak lebam di tubuh bakal jadi kenangan siapa tau nyesel eh malah menjadi jadi - batin Aurora.
"Males ke salon lo kira gue kayak cewek yang lain hah, salon tempat terlarang yang gue kunjungi mending gue ngebalap di arena kan lebih asik ngebut tabrakan rumah sakit koma mati nangis deh adrenalin kan" ucap Aurora asal.
"Anjing malah merenggut nyawa" ucap Nohan mengelus dada.
"Makanya ikut gue sekali kali dijamin ketagihan lo semua mau gak" ucap Aurora namun yang ada mereka malah menatap Aurora ngeri.
Bagaimana tidak Aurora sangat memiliki adrenalin tinggi bahkan saat pertama kali mengajak bercanda Pak Hamdan saja dirinya sudah viral, guru bk yang galak diajak bercanda mencari masalah dengan aestetick. Tetapi tentunya dengan ini akan sangat menjadi hiburan bagi SMA Dirgantara karena ada siswa yang berani mengobrol dengan santai dengan pak Hamdan yang memiliki tingkat kegalakan yang tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
L A Z A R O
Teen FictionTentang seseorang yang tidak pernah dihargai dalam keluarganya karena suatu alasan yang tidak bisa dipahaminya sampai saat ini, yang mana membuatnya selalu merasa kesepian. Dia adalah gadis yang terlihat buruk di mata keluarganya namun sangat diharg...
