35_Join?

18 2 1
                                    

Seusai dari ruang bk Sakha mengajak Aurora untuk pergi ke uks mengobati luka lebamnya dan beberapa luka lainnya. Hingga berakhirlah mereka berdua yang kini berada di ruangan yang sunyi dengan Aurora duduk di brangkar dan Sakha yang berdiri mengobati luka lebam di wajahnya dengan cara mengompresnya dengan es yang di taruh di atas sebuah handuk.

"Aduh pelan pelan" pekik Aurora, Sakha menghela nafas panjang namun dia mengompresnya lagi secara perlahan lahan.

Barulah setelah itu Sakha mengambil salep untuk mengobati luka lebam beserta luka goresan ditangan. Sebenarnya bisa saja Sakha memanggil petugas uks namun ini sekaligus menjadi momen untuk mereka berdua.

"Kenapa lo sampek nyayat diri gini" tanya Sakha yang mengobati luka di tangan Aurora.

"Pengen aja sih rasanya enak aja gitu" jawab Aurora santai.

"Gak gini juga kasian kulit lo udah banyak luka gini mau aja minta ditambahin" ujar Sakha.

"Bagus dong daripada gue tattoan berbayar mending gini aja gratis dan motif yang langka" ucap Aurora membuat Sakha menekan lukanya membuat Aurora terkejut.

"Napa sih lo pms, wajah lo itu gak usah didatarin gitu, flat banget ditambah cool boy lagi bukannya keren bagi gue sih geli banget" ucap Aurora dengan raut menjijikannya.

"Gue khawatir sama lo terlalu nekat,dia aja udah bonyok lo malah nyakitin diri" ujar Sakha melembut.

"Gak usah khawatir gitu gue gak suka bawaannya bikin beban orang lain aja" ketus Aurora.

"Gue suka sama lo dan ini cara gue buat nunjukinnya dengan khawatir sama lo apalagi denger lo berantem lagi gue panik, bukan hanya sebatas gue yang harus memantau lo tapi lebih" ucap Sakha sambil menatap manik mata milik Aurora.

"Gue udah bilang lo gak kenal gue. Di saat lo kenal gue, lo pasti menjauh. Lo yang dulu cuek sama gue dan sekarang perhatian sama gue bikin agak risih cuma gue menghargai lo yang lagi berjuang ya gue tau berjuang tapi gak dianggap gimana rasanya" ucap Aurora.

"Emang lo pernah berjuang? Lo punya gebetan?" tanya Sakha penasaran yang membuat Aurora mendengus.

"Emang definisi berjuang itu harus ke gebetan atau pacar ya enggak lah, kata berjuang itu ditunjukan ke banyak hal kayak berjuang hidup itu kan termasuk berjuang, kalo lo nanya gue berjuang ke siapa itu selalu setiap hari lagi tapi perjuangan gue hanya dianggap sampah oleh orang yang bahkan gue periotaskan, makanya gue selalu menghargai perasaan orang lain dengan sikap gue yang emang sinis, gue yakin lama lama mereka gak betah dan berakhir jadi temen gue kayak yang lain" ucap Aurora.

"Lo php'in mereka?" tanya Sakha.

"Ya enggak lah sedari awal yang deketin gue pasti udah tau konsekuensinya cuma lo yang masih terusin gue gak yakin lo bakalan terus bertahan atau enggak tapi Satya nyuruh gue lanjutin it's oke gue lanjut tapi gue gak yakin" ujar Aurora.

"Gue harus gimana biar lo bisa yakin" tanya Sakha yang dibalas dengan bahu yang diangkat yang berarti dirinya pun tidak tau apa yang harus ia lakukan.

Kemudian mereka berdua keluar dari ruang uks menuju kelas mereka masing masing awalnya Aurora ingin mengajak Sakha untuk bolos namun sayangnya ditolak mentah mentah bahkan Sakha sampai mengantarnya ke kelas memastikan bahwa ia harus ke kelas walaupun keadaan kelas sudah tidak beraturan mereka malah menghidupkan musik dengan menggunakan sound kecil yang memang ditaruh di dalam lemari khusus yang mereka pindahkan dari kelas sebelumnya ke kelas baru ini.

Sebelum Sakha pergi ia berkata pada Aurora bahwa ia akan mengantarnya pulang ke rumah tanpa penolakan yang mau tidak mau Aurora turuti lumayan menghemat uang.

L A Z A R OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang