Selamat Membaca^^
Berhenti memperjuangkan seseorang yang nggak mau diperjuangkan. Lepasin.
•••
Bumi membuka pintu mobilnya, mengambil tasnya di jok belakang. Lalu segera keluar mobil, Bumi memakai kaca mata hitamnya dan topinya sejenak. Bumi mengedarkan pandangannya, kampus tampak ramai setelah kedatangannya.
Hal biasa bagi Bumi.
Mata Bumi menangkap sosok gadis berparas cantik. Gadis itu tengah berjalan sendirian, ada seulas senyum di bibirnya, gadis itu terus saja tersenyum. Membuat Bumi juga ikut tersenyum melihatnya.
"Glory!" Bumi meneriaki nama gadis itu, membuat langkahnya terhenti. Menoleh, melihat Bumi yang berjalan mendekatinya. Senyum diwajah gadis itu langsung memudar begitu Bumi ada di depannya.
"Berhenti hindarin gue. Berhenti jauhi gue." Glory menelan ludahnya, ia membuang muka mendengar ucapan Bumi. Membuat Bumi berdecak.
"Glory, tatap gue." suruh Bumi, ia memegang dagu Glory dan menggerakkan kepalanya agar menatap Bumi.
"Apa lagi?"
"Berhenti kayak gini. Gue tahu lo masih cinta sama gue. Jangan siksa diri lo sendiri." Bumi mendekat kan wajahnya pada gadis cantik itu.
"Iya. Aku memang masih cinta sama kamu. Bahkan dari dulu, nggak berubah." Glory sedikit mundur, menahan rasa sesak di dadanya.
"Bahkan, aku mencintai kamu sebelum kamu mencintai aku. Saat kamu masih galak ke aku, seperti kamu galak ke cewek lain. Saat kamu masih cuek ke aku, saat kamu enggak menganggap aku ada di mata kamu. Aku udah cinta sama kamu!"
Glory kehilangan kendali, ia melupakan emosinya. Tapi ia masih mencoba menahan air matanya.
"Sejak kelas 10 aku suka sama kamu, dan saat kelas 12 kamu baru anggap aku ada. Kamu dekati aku. Aku senang, ya aku sangat senang."
Bumi masih menatap lekat gadis di depannya ini, matanya sudah berkaca-kaca.
"Tapi, saat kamu mengucapkan Alhamdulillah dan aku Puji Tuhan. Di situ, aku mundur." Glory menundukkan kepalanya, bersamaan dengan air matanya yang menetes. Bumi mencoba memeluk gadis itu, tapi Glory menepisnya.
Glory mendongak.
"Aku mati-matian lupain kamu. Karena aku tahu, ada benteng besar yang sulit untuk kita tembus." Glory semakin terisak, dadanya semakin sakit. Bumi mendekat, meraih tangan gadis itu.
"Glory, gue udah bilang. Gue rela pindah agama kalau lo mau." Glory menepis tangan Bumi.
"Dan aku nggak mau punya hubungan dengan orang yang udah ninggalin Tuhan-nya. Tuhan aja ditinggalin, apalagi aku?"
Bumi terdiam.
"Kamu mikir, Tuhan udah bersama kita bahkan sebelum kita lahir. Bertahun-tahun Tuhan nemenin kita, saat seluruh dunia benci kita, cuma Tuhan yang sayang kita." Glory kembali melupakan segalanya.
"Kalau Tuhan aja bisa kamu tinggalin, apalagi aku? Meski alasan kamu ninggalin Tuhan karena aku. Tapi setiap orang, berpotensi untuk mengecewakan orang lain. Tapi Tuhan? Dia enggak pernah mengecewakan hambanya."
Bumi terdiam, tertusuk dengan semua kalimat Glory. Kenapa ia semakin mencintai gadis itu? Gadis itu berpikir begitu dewasa, gadis itu sangat setia pada Tuhannya.
"Kamu ninggalin Tuhan demi orang yang kamu cintai. Bisa jadi kamu nanti ninggalin orang yang kamu cintai demi selingkuhan kamu. Karena, setiap manusia berpotensi untuk menyakiti orang lain. Sebaik apapun dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
BumiMentari
Teen Fiction"Kakak peduli banget sama aku. Apa kakak suka sama aku?" "Dengerin, semua itu lo nggak bisa menyimpulkan rasa suka." "Ihh! Gengsian!" kesal Mentari sembari menepis tangan Bumi. "Gue belum siap untuk jatuh cinta dan menjalin hubungan lagi." "Hm...