SELAMAT MEMBACA^^
•••🍁•••
Kecemburuan dan gengsi adalah hal yang masih sulit untuk Bumi kendalikan. Sulit memendam cemburu dan sulit menyingkirkan gengsi. Ia selalu merasa panas kala gadisnya di dekat cowok lain. Apalagi itu Elang. Elang yang jelas-jelas mencintai gadisnya.
Bumi tidak suka ke club, tidak suka mabuk-mabukan. Tapi kali ini, ia merasa butuh itu. Mungkin ini caranya menghilangkan penat, dibandingkan ia harus ngambek-ngambekan.
Bumi merasakan kepalanya mulai pusing, entah sudah berapa lama ia berdiam diri di sini. Dengan musik keras, lampu kelap-kelip dan banyak minuman. Sedikit tidak terbiasa.
"Hey, Bumi?"
Bumi menolehkan kepalanya, sayup-sayup matanya melihat seorang gadis yang menyapanya. Gadis itu lalu duduk di sampingnya. Menatapnya dengan tatapan cemas.
"Ya Tuhan, kamu mabuk-mabukan?" tanya Glory cemas melihat Bumi seperti ini. Sepertinya kesadaran Bumi sudah mulai hilang setengah.
"Lo juga?" tanya Bumi setengah sadar. Glory menatap teman-temannya, lalu kembali menatap Bumi.
"Aku nggak minum, cuma ngikut sini aja." Bumi hanya manggut-manggut, ia tahu Glory gadis yang baik. Bukan gadis nakal seperti ini.
"Nggak usah minum ginian. Dan jangan suka main malam, kakak lo cemas tuh," ucap Bumi yang mengingatkan obralan Elang dan Mentari tadi. Glory hanya menggaguk saja.
Bagi Glory, ia mencoba mengenal dunia luar untuk melupakan masalah percintaan nya. Glory juga tahu batas akan pergaulannya. Glory yakin bisa menjaga dirinya sendiri.
"Bumi, mau pulang? Bisa pulang sendiri?" tanya Glory yang cemas melihat Bumi minum banyak seperti itu. Entahlah, Glory tidak tahu Bumi ada masalah apa sampai melampiaskan nya seperti ini. Sampai bajunya begitu lusuh.
"Nggak, gue mau di sini," jawab Bumi sembari menggelengkan kepalanya. Bumi mencoba tetap sadar, ia takut ia benar-benar kehilangan kesadarannya dan khilaf.
Glory hanya mengangguk sekenanya saja, membiarkan Bumi sendirian. Glory pergi menjauh, bergabung lagi dengan teman-temannya.
Glory melirik Bumi dari kejauhan, masih asik minum sendirian. Glory mengalihkan pandangannya, asik dengan teman-temannya kembali. Mencoba tidak mempedulikan Bumi lagi.
•••🍁•••
Glory merasa lelah, ia mencoba mencari tempat duduk. Baru juga duduk, tiba-tiba seseorang menghampirinya. Itu Bumi, Glory sedikit heran. Pakaian Bumi tadinya lusuh, kenapa sekarang terlihat rapi.
"Hai, gue temenin duduk ya?" tanya Bumi dengan senyum lebarnya. Glory semakin heran, orang yang di depannya ini terlihat bukan seperti Bumi dari sifatnya.
Bumi tidak seramah itu sampai menyapa duluan, bahkan tersenyum lagi. Atau ini karena Bumi mabuk? Tapi kenapa Glory merasa wajah Bumi tidak seperti orang mabuk, tidak seperti tadi.
Wajahnya seperti kembali fresh.
"Kamu fresh banget, tadi kayaknya mabuk berat," ucap Glory heran. Bumi masih mempertahankan senyumnya, lalu tiba-tiba menyender di pundak Glory.
"Hmm, udah nggak terlalu mabuk. Gue boleh senderan bentar ya?" tanya Bumi semakin membuat Glory bingung. Ini terlihat bukan seperti Bumi yang ia kenal. Apalagi kan sekarang Bumi sudah punya pacar.
"Bumi, kalau Mentari tahu dia bisa cemburu loh." Glory mencoba menjauhi Bumi, tidak mau membuat masalah dalam hubungan cowok itu. Bumi menggeleng pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BumiMentari
Teen Fiction"Kakak peduli banget sama aku. Apa kakak suka sama aku?" "Dengerin, semua itu lo nggak bisa menyimpulkan rasa suka." "Ihh! Gengsian!" kesal Mentari sembari menepis tangan Bumi. "Gue belum siap untuk jatuh cinta dan menjalin hubungan lagi." "Hm...