-22.

141 23 1
                                    

SELAMAT MEMBACA^^

•••

Mentari memasukkan sebungkus permen lollipop nya ke dalam tasnya. Sebelum ke kampus ia harus mampir untuk membeli permen lollipop. Tidak peduli akan kesehatan nya, ia hanya peduli akan kesukaannya.

Mentari tetap Mentari, selalu tersenyum dengan ceria. Seolah gadis itu tidak ada beban. Dan senyumnya, mampu membuat Elang yang melihatnya juga ikut tersenyum.

"Jalannya bersandingan boleh?" tanya Elang sembari merangkul pundak Mentari. Mentari sedikit terkejut akan kedatangan Elang.

"Kakak tiba-tiba aja dateng. Kaget aku nya," ucap Mentari membuat Elang terkekeh kecil. Elang menyingkirkan tangannya dari pundak Mentari, tetap melanjutkan jalannya di samping gadis itu.

"Mau nonton drakor bareng nggak?" tawar Elang. Mentari menatapnya dengan heran.

"Kakak suka nonton drakor?"

"Cuma sama lo gue mau nonton," jawab Elang dengan tangannya mengusap-usap rambut Mentari. Mentari tersenyum dengan lebar.

"Boleh. Nanti aku pilihin maraton drakor yang mana. Okay?" Elang memberikan 2 ibu jarinya, menampilkan raut wajah yang imut.

Elang menarik lengan Mentari, membawa gadis itu duduk di kursi dekat lapangan sepak bola. Elang membuka tas nya, mengeluarkan sebuah kotak makan.

"Nggak boleh banyak permen. Nanti tambah manis gue yang repot," ucap Elang, tangannya sibuk mengeluarkan roti tawar dari kotak makan. Roti tawar dengan selai coklat.

"Kok kakak yang repot sih? Emang aku selalu ngerepotin semua orang?" tanya Mentari dengan lugunya. Elang tertawa kecil, mengusap-usap kepala Mentari dengan gemasnya.

"Iya lah, ngerepotin perasaan orang kalau lo tambah manis." Elang menyodorkan roti tawar itu pada Mentari. Mentari menerima nya, memakannya dengan sesuka hati.

Tidak peduli bagaimana penampilannya saat makan. Belopatan pun tak peduli. Ia tidak suka makan yang sok cantik.

Elang semakin terkagum, melihat Mentari yang apa adanya. Gadis itu makin dengan tidak rapi, tapi Elang suka. Daya tariknya semakin terpikat.

"Hey, mau jal--"

"Kakak mangap." Mentari menyela ucapan Elang, menyodorkan sebagian roti itu pada Elang. Elang mengusap wajahnya sembari tertawa, lalu membuka mulutnya lebar-lebar.

Menerima suapan Mentari, melahap habis sisa roti tawar itu. Keduanya sama-sama tersenyum lebar, melihat wajah satu sama lain yang belepotan coklat.

"Kakak belepotan tuh," ucap Mentari sembari tertawa.

"Biarin." Elang mengabaikan, ia membuat raut wajah yang menggemaskan. Menyinggung kan bibirnya ke bawah sembari menutup mata. Seolah-olah seperti bayi yang hendak menangis.

"Kakak lucu ihh. Benar-benar perlu di foto." Mentari bergegas mencari ponselnya. Membuka kamera dan segera memotret Elang. Dirinya tertawa dibuatnya.

"Lo juga belepotan." Elang gantian mengambil kameranya. Menangkap wajah Mentari dengan cokelat-cokelat di wajahnya.

"Coba lihat," ujar Mentari. Keduanya saling melihat hasil foto dari masing-masing. Lalu saling bertatapan, dan tertawa bersama melihat hasil foto itu.

"Sini foto berdua," ajak Elang. Mengambil ponsel Mentari, dan membuat foto selfi bersama. Elang menatap Mentari dari ekor matanya, lagi-lagi membuat jantungnya berdebar.

"Udah ihh. Bersihin ituu." Mentari mengambil tisu dari tasnya. Memberikan beberapa pada Elang, dan membersihkan cokelat-cokelat di wajahnya.

"Kakak ada tahi lalat ya?" tanya Mentari sembari memperhatikan wajah Elang. Ada beberapa tahi lalat di wajahnya, tepatnya di bagian pipi.

BumiMentari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang