-13. Cemburu kah?-

166 17 8
                                    

SELAMAT MEMBACA^^

•••

Elang menoleh ke arah Mentari, gadis itu terus tersenyum. Seakan tidak lelah.

"Mentari, sorry ya lo harus terlibat masalah gue." Mentari menoleh, ia mengangguk sembari tersenyum. "Gue pikir, dengan bawa lo. Lo bisa luluhin Mawar."

"Kenapa gitu?"

"Kalimat-kalimat lo nenangin gue," jawab Elang tulus. Tersenyum lebar sembari menatap Mentari. Mentari juga ikut tersenyum membalasnya.

"Memangnya apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kakak diminta tanggung jawab?"

Elang melongo, terkejut dengan pertanyaan gadis itu. Ia pikir Mentari paham dengan semua obrolan nya dengan Mawar tadi. Nyatanya tidak.

Elang menghela napas sejenak. "Kalau gue hamilin anak orang. Gue harus apa?"

"Tanggung jawab!" jawab Mentari dengan cepat. Sebuah senyum tercetak di bibir Elang. "Emang kakak hamilin kak Mawar?"

"Iya."

"Kok bisa? Gimana caranya? Kan belum nikah."

Elang lagi-lagi tidak tahu harus merespon bagaimana. Ia hanya menoleh ke Mentari dan tersenyum lebar. 

"Dipikirkan lo, cara buat anak gimana?"

"Tidur berdua," jawab Mentari polos sekali.

"Tidur doang?" Mentari mengangguk yakin, Elang hanya mampu tersenyum saja.

"Tapi perut kak Mawar rata," ucap Mentari lagi.

"Anak itu keguguran," jawab Elang lirih. Mentari menggigit bibirnya, lalu manggut-manggut. Air mukanya terlihat lesu.

"Kasihan adeknya, padahal belum sempat melihat dunia. Belum sempat nyobain permen lollipop yang enaknya tiada tara!"

Elang tertawa kecil mendengarnya, tangannya mengelus-elus rambut Mentari dengan gemas. "Makan dulu boleh?"

Mentari menimang sejenak, ia melirik jam yang melingkar di tangannya. Lalu kembali menoleh ke Elang dan mengangguk.

"Boleh."

•••

Bumi meneguk es cappucino cincau nya dengan nikmat, memperhatikan teman-temannya yang asik dengan gamenya. Bumi berdecak sebal.

"Siniin hp gue," ucapnya pada Alfon. Alfon menoleh, lalu kembali fokus pada ponsel Bumi.

"Bentar, ini mau menang nih." Alfon menahan tawanya, ia menghapus 3 chat yang ia kirimkan pada Mentari. Lalu menyodorkan ponselnya pada Bumi.

"Btw ada chat dari mbak sinar tuh. Sorry kebuka tadi," ucap Alfon bohong.

Bumi menerima ponselnya, lalu menatap chat dari Mentari. Ia menggeleng lirih, lalu menaruh ponselnya di meja.

"Gue udah bilang chat yang penting aja juga," omel Bumi kesal. Ia kembali menghisap rokoknya.

"Bales dong. Lo katanya mau--"

"Eh! Eh!" David menepuk-nepuk pundak Alfon dan  Bumi. Membuat keduanya berdecak kesal. "Tuh lihat, mbak sinar sama burung tuh!"

Semuanya mengikuti arah pandang David. Benar, Elang dan Mentari baru saja masuk kafe memori. Keduanya tampak sedang mencari tempat duduk.

"Mbak sinar! Sini aja!" teriak Alfon sembari mengangkat tangannya. Hal itu membuat Bumi semakin kesal, lagi-lagi temannya berulah.

Mentari tampak sedang berdiskusi dengan Elang. Dan akhirnya kedua orang itu ikut duduk bersama.

BumiMentari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang