°27. Nggak mau puji?°

96 15 1
                                    

SELAMAT MEMBACA^^

•••🍁•••

Mentari menyampirkan handuknya di atas kasur, rasanya malas untuk menjemurnya. Ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur dan segera menyalakan ponselnya. Langsung disuguhi notif dari Bumi.

🌏:
| Mandi, jangan malas-malasan

Mentari tertawa kecil, jika tadi bukan karena paksaan Bumi. Mungkin sekarang Mentari belum mau mandi. Libur kuliah membuat ia malas mandi pagi.

Me:
Udah, kak |
Kakak udah sarapan? |

Mentari tengah menunggu balasan dari Bumi. Namun telinganya mendengar Bu Maya memanggilnya. Mentari segera berdiri dan keluar kamar.

"Anak gadis ibu. Tolong ke supermarket bentar ya, Sayang," ucap Bu Maya dengan ramahnya. Mentari tersenyum malas, jika ibu nya sudah manis-manis seperti ini, pasti ada maunya.

"Mau beli apa sih bu?" Bu Maya memberikan Mentari uang Rp100.000

"Ini ada catatan. Warung depan tutup." Mentari menerimanya, mengangguk lalu mengambil cardigan nya. Mentari mengeluarkan sepedanya, bergegas menuju supermarket.

•••🍁•••

Gadis dengan rambut panjangnya itu tampak menikmati pagi hari dengan sepedanya. Jarak tempuhnya lumayan lama, tapi sekarang ia sudah sampai di depan supermarket tersebut.

Tanpa butuh waktu lama ia segera masuk. Segera mengambil barang apa yang ia butuhkan. Sedang sibuk mengambil gula pasir, matanya menangkap punggung lelaki yang ia kenali.

Celana jeans pendek hitam, dengan kaos putih lengan pendek. Tak lupa dengan topi di kepalanya. Meski dari belakang, Mentari bisa tahu itu Bumi.

"Hai kakak!" sapa Mentari dengan ramahnya, menepuk punggung cowok itu hingga berbalik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai kakak!" sapa Mentari dengan ramahnya, menepuk punggung cowok itu hingga berbalik. Benar dugaannya, cowok itu Bumi. Cowok itu terlihat terkejut melihat Mentari.

"Lo-lo ngapain di sini? Kenapa? Kok bisa di sini?" tanya cowok itu dengan heran dan masih dengan keterkejutan nya. Mentari merasa heran, aneh sekali cowok di depannya ini.

"Kakak sendiri? Kenapa juga sih kaget gitu mukanya." Cowok itu berdehem sejenak lalu menggeleng pelan. Matanya melirik es krim, mengambilnya 2 lalu memberikan 1 untuk Mentari.

"Pagi-pagi minum es krim," gerutu Mentari tapi tetap menerimanya. Cowok itu tertawa pelan sembari mengusap-usap kepala Mentari. Mentari dibuat heran lagi.

"Heran, apa semenjak kita pacaran kakak galaknya hilang ya?" tanya Mentari yang membuat cowok itu melototkan matanya, terlihat sangat terkejut dengan penuturan Mentari.

"Pacaran?" beo Bumi dengan bodohnya.

"Tuh kan lupa!" kesal Mentari dan berbalik badan, fokus lagi pada belanjaannya. Cowok itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu mendekati Mentari.

BumiMentari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang