-7. Cantik-

173 21 14
                                    

SELAMAT MEMBACA^^
PASTIKAN ONLINE KALAU VOTE:)

•••

Mentari berjalan perlahan, tangan kirinya membawa beberapa tumpukan buku yang akan ia kembalikan ke perpustakaan. Sedangkan tangan kanannya sibuk memakan lollipop.

Tiba-tiba Mentari merasakan tangannya enteng, ia melirik tangan kirinya. Ternyata seseorang sudah mengambil buku-bukunya. Ia menoleh ke samping, cowok itu tengah tersenyum lebar padanya.

"Hai, cantik!" Mentari mengembangkan senyumnya, ia berjalan menyeimbangi langkah Elang.

"Hai kak! Makasih bantuannya ya."

"Sama-sama, cantik." Elang memandangi Mentari yang selalu ceria. Gadis itu tampak asik memakan permennya. Dirinya juga ikut tersenyum melihat wajah ceria Mentari.

"Dua hari yang lalu lo pergi sama Bumi?" Mentari menoleh, lalu menganggukkan kepalanya.

"Iya, maaf ya kak udah ninggalin kakak." Elang hanya manggut-manggut, ia sudah menduganya. Ia tersenyum miring, semakin terpancing emosinya.

Semakin Bumi menghalangi, semakin gencar Elang menjalankan aksinya.

"Itu taruh rak atas aja kak," titah Mentari setelah sampai di perpustakaan. Elang mengangguk, lalu menaruhnya sesuai yang Mentari perintahkan.

"Makasih banyak ya kak."

"Hm, iya."

"Kakak kuliah di sini juga?"

"Iya."

Mentari manggut-manggut mendengarnya, senyumnya masih mengembang lebar. Lalu ia memilih duduk di bangku panjang. Elang juga hendak duduk, tapi Bumi tiba-tiba datang.

"Mau apa lagi lo?" tanya Elang sewot. Ekspresi Bumi tetap tenang, meski terlihat galak dan dingin. 

"Minggir."

"Lo pikir gue bakalan nurut perintah lo?" sinis Elang, ia hendak duduk kembali. Tapi Bumi menahannya.

"Dicari adek lo." Elang yang hendak marah langsung ia urungkan, menghela napas sejenak. Elang menatap Mentari yang diam saja.

"Gue pergi dulu ya. Nanti kita ketemu lagi." Mentari mengangguk sembari tersenyum lebar. Setelah itu Elang pun pergi. Menyisakan Bumi dan Mentari.

"Hai kak!" sapa Mentari, seperti biasanya. Ceria. Dan seperti biasanya pula, Bumi tidak merespon.

Mentari berdecak kesal, ia memilih mengeluarkan ponselnya. Ia menyalakan lagu dari ponselnya, volumenya cukup keras, lalu ia tempelkan di telinganya.

Bumi memperhatikannya.

"Lo ngapain?" tanya Bumi.

"Dengerin lagu, kak. Kalau deket ditelinga enak."

"Pakai headset or earphone lah."

"Mana punya aku."

Bumi menghela napas panjang, ia mengambil duduk di samping Mentari. Hari demi hari gadis itu selalu menyanyi dan mendengarkan musik. Bumi mengeluarkan earphone nya.

"Pakai nih." Bumi menyodorkan sisi kiri earphone nya pada Mentari. Lalu ia memakai sisi kanannya. Bumi mulai menyalakan lagu dari ponselnya.

"Lagu apa itu kak?" tanya Mentari.

"At My Worst," jawab Bumi masih asik memainkan ponselnya.

Mentari manggut-manggut, lagunya juga asik. Mentari melipat kedua tangannya di atas meja, ia menaruh kepalanya di lipatan tangan itu. Matanya ia pejamkan, menikmati alunan lagu itu.

BumiMentari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang