-5. Jajan Berdua-

182 22 8
                                    

SELAMAT MEMBACA 🌞

•••

Bumi, Alfon, Daniel dan David sedang berada di rumah mereka. Tepatnya berada di gazebo di belakang rumah. Mereka tampak asik memakan sosis bakar yang begitu ekstra pedas.

Mereka sedang challenge, yang bisa menghabiskan banyak sosis bakar tanpa minum. Boleh mengajukan permintaan.

"Gue menang!" sorak Alfon saat tusuk sosis di piringnya sudah begitu banyak dari yang lainnya. "Tanpa dihitung, gue jelas menang."

Yang lainnya menghela napas panjang, mereka mengaku kalah dan memilih segera meminum air dingin yang sudah tersedia. Bagi mereka makanan pedas bukan apa-apa.

"Gue boleh nih ajuin permintaan. Ya kan?"

"Hm," gumam ke 3 nya. Alfon tersenyum senang.

"Cariin gue cewek lah. Yang modelan mbak sinar gitu." Alfon sengaja membawa-bawa nama Mentari, Bumi lagi yang akan ia serang.

"Iya udah, ambil aja sana," ucap Bumi malas-malasan.

"Yakin?"

"Iya!" Alfon mengangguk-anggukkan kepalanya. Tersenyum miring.

"Oke deh. Gue akan ambil. Empat bulan lagi tapi." Semuanya menatap Alfon bingung.

"Kenapa? Ntar keburu diambil orang," ucap Bumi.

"Iya, nanti diambil orang. Orang itu lo, Bum!" Bumi mendesah kesal, sejak kemarin teman-temannya terus menggodanya.

"Gue tunggu, empat bulan lagi lo gimana sama mbak sinar. Kalau masih kayak gini, oke fix gue ambil!"

Daniel dan David ber- higfive dengan senyum miringnya. Mereka yakin, usaha mereka akan berhasil.

"Gue cabut." Bumi berdiri, mengambil kunci mobilnya. Malas rasanya.

"Ke mana?" tanya Daniel.

"Pulang."

"Ngapain?"

"Belajar."

Mereka bertiga mengangguk-anggukkan kepalanya, jika Bumi sudah belajar maka mereka biarkan. Toh, mereka juga sering meminta jawaban pada Bumi.

"Permisi." Ke 3 nya kembali menoleh, terkejut dengan kehadiran sosok gadis yang baru pertama kali mereka lihat.

"Sorry, kalau gue main masuk aja. Hm, ini penting." Fany merasa gugup, untuk pertama kalinya ia harus berhadapan dengan 3 cowok terkenal di kampus. Mereka menatapnya dengan terkejut.

"Lo ... hm, cantik namanya siapa nih?" Alfon mulai berulah, membuat Daniel dan David menghela napas. Fany hanya tersenyum canggung.

"Gue Fany, junior kalian di kampus." Mereka bertiga manggut-manggut.

"Ada apa ke sini? Tahu rumah ini dari?" tanya Daniel.

"Sorry, gue ngikutin kalian tadi."

"Oh gapapa banget. Kenapa dek cantik, sini bilang." Alfon mulai mendekati Fany, menarik pelan lengan Fany untuk duduk di dekatnya. Fany agak risih sebenarnya.

"Gue mau tanya, maksud kak Bumi nawarin buat ajarin Mentari badminton. Tapi dengan syarat, Mentari nemenin kak Bumi balapan itu apa ya?"

Ke 3 nya terdiam, mereka saling tatap begitu dalam. Bingung harus menjawab bagaimana. Salah jawab, bisa digampar oleh Bumi.

"Lo kok kenal Mentari?" tanya David.

"Gue temennya dari SMP." Mereka kembali menganggukkan kepala sejenak.

BumiMentari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang