FASHAL MENJELASKAN BERKUMPULNYA WAWU & YA'

20 1 0
                                    

اِنْ يَسْكُنِ السَّابِقُ مِنْ وَاوٍ وَيَا *

وَاتَّصَلاَ وَمِنْ عُرُوْضٍ عَرِيَا

※ Jika terdapat wawu & ya' bertemu dalam 1 kalimat, serta huruf yg mendahuluinya disukun,serta sepi dari hal hal yg baru datang (sukun / huruf yg tidak asal).

فَيَاءَ نِ الْوَاوَ اقْلِبَنَّ مُدْغِمَا *

وَشَذَّ مُعْطًى غَيْرَمَا قَدْ رُسِمَا

※ Maka wajib mengganti wawu menjadi ya' & kemudian di idghomkan , sedangkan memberi hukum selainnya yg telah di tentukan itu hukumnya syadz.

مِنْ وَاوٍ اَوْيَاءٍ بِتَحْرِيْكٍ اُصِلْ *

اَلِفَا نِ ابْدِلْ بَعْدَ فَتْحٍ مُتَّصِلْ

※ Wawu dan ya' yg berharokat asal, & terletak setelah fathah itu harus diganti Alif.

اِنْ حُرِّكَ التَّالِىْ وَاِنْ سُكِّنَ كَفّْ *

اِعْلَالَ غَيْرِاللَّامِ وَهْىَ لاَيُكَفّْ

※ Dengan syarat huruf lain setelahnya juga berharokat (bila bersetatus sebagai ain fiil), apabila huruf setelahnya di sukun, maka wawu / ya' tidak di i'lal (diganti Alif) kecuali ia menjadi lam fi'il.

اِعْلَالُهَا بِسَاكِنٍ غَيْرِ اَلِفْ * (٩٧٠)

اَوْيَاءِ نِ التَّشْدِيْدُ فِيْهَا قَدْ اُلِفْ

※ Dan setelahnya tidak berupa Alif / ya' yg bertasydid, bila setelahnya berupa Alif / ya' bertasydid maka tidak di i'lal (diganti Alif).

وَصَحَّ عَيْنُ فَعَلٍ وَفَعِلَا * ذَااَفْعَلٍ كَاَغْيَدٍ وَاَحْوَلاَ

※ (wawu / ya' ) yg menjadi ain fi'il Masdar yg ikut wazan فَعَلٌ, / menjadi ain Fi'il madhi yang ikut wazan فَعِلَ yg isim sifatnya ikut wazan اَفْعَلُ itu harus di shohihkan (di tetapkan & tidak diganti Alif).

وَاِنْ يَبِنْ تَفَاعُلٌ مِنِ افْتَعَلْ *

وَالْعَيْنُ وَاوٌ سَلِمَتْ وَلَمْ تُعَلْ

* Wawu yg menjadi ain fi'il madhi yg ikut wazan اِفْتَعَلَ yg searti dengan wazan تَفَاعَلَ (musyarokah ) maka wawu di shohihkan (di tetapkan & tidak diganti Alif).

وَاِنْ لِحَرْفَيْنِ ذَااْلاِعْلَالُ اسْتَحَقّْ *

صُحِّحَ اَوَّلٌ وَعَكْسٌ قَدْ يَحِقّْ

※ Apabila ada dua huruf ilat (kedua berupa wawu, atau ya' atau salah satu wawu dan lainya ya') berkumpul dalam satu kalimat, dan masing2 memenuhi syarat untuk di i'lal (diganti Alif), maka (wawu dan ya' yg pertama di shohihkan, tidak diganti Alif) & yg kedua di i'lal (diganti Alif).

وَعَيْنُ مَا اٰخِرُهُ قَدْ زِيْدَ مَا *

يَخُصُّ الْاِسْمَ وَاجِبٌ اَنْ يَسْلَمَا

※ (Wawu / ya' yg berharokat yg terletak setelah harokat fathah) yg menjadi ain Fi'il dari isim yg berakhiran dengan huruf ziyadah yg khusus masuk pada kalimat isim (seperti ziyadah Alif & nun dan Alif maqshuroh), maka harus dishohihkan (di tetapkan,tidak diganti Alif).

وَقَبْلَ بَااقْلِبْ مِيْمَا نِ النُّوْنَ اِذَا * (٩٧٥)

كَانَ مُسَكَّنًا كَمَنْ بَتَّ انْبِذَا

※ Nun yg disukun yg terletak sebelum ba' itu harus diganti mim (dalam ucapannya buka dalam tulisannya).

________________SELESAI______________

Alfiyyah Ibnu MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang