MAF'UL MA'AH

16 1 0
                                    


يُنْصَبُ تَالِى الْوَاوِ مَفْعُوْلاً مَعَهْ *

فِىْ نَحْوِ سِيْرِىْ وَالطَّرِيْقَ مُسْرِعَهْ

※ Isim yang terletak setelah nya wawu di baca nasob dengan tarkib sebagai maf'ul Ma'ah di dalam sesama lafadz سيري والطريق مسرعه.

بِمَا مِنَ الْفِعْلِ وَشِبْهِهٖ سَبَقْ *

ذَاالنَّصْبُ لاَ بِالْوَاوِ فِىْ الْقَوْلِ الْاَحَقْ

※ Di nasobkan dengan fi'il atau sibeh fi'il yg mendahului,membaca nasob pada isim tersebut bukan dengan wawu mengikuti qoul yg lebih benar.

وَبَعْدَمَااسْتِفْهَامٍ اَوْكَيْفَ نَصَبْ *

بفِعْلِ كَوْنِ مُضْمَرٍ بَعْدُالْعَرَبْ

※ Maf'ul Ma'ah yang terletak setelah ما istifham & كيف, menurut sebagian org Arab itu hukumnya di baca nasob dengan fi'il yg di cetak dari Masdar كون yg di simpan secara wajib.

وَالْعَطْفُ اِنْ يُمْكِنْ بِلاَ ضُعْفٍ اَحَقّْ *

وَالنَّصْبُ مُخْتَارٌ لَدَى ضُعْفِ النَّسَقّْ

※ Mengatofkan isim yg terletak setelahnya wawu itu hukumnya lebih baik (daripada di jadikan maf'ul ma'ah) apabila tidak ada kelemahan (dari sisi lafad / makna), & membaca nasob pada isim yg terletak setelah wawu (dengan menjadi maf'ul Ma'ah) itu hukumnya di pilih ketika lemah di atof nasobkan.

وَالنَّصْبُ اِنْ لَمْ يَجُزِاْلعَطْفُ يَجِبْ *  (٣١٥)

اَوِاعْتَقِدْ اِضْمَارَ عَامِلٍ تُصِبْ

※ Apabila isim yg terletak setelahnya wawu tidak boleh di athof-kan maka wajib di baca nasob (menjadi maf'ul Ma'ah) atau di baca nasob dg Amil yg di simpan.

_______________SELESAI_______________

Alfiyyah Ibnu MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang