BAB NA'AT

33 1 0
                                    

يَتْبَعُ فِى الْاِعرَابِ الْاَسْمَاءَاْلاُوَلْ *

نَعْتٌ وَتَوْكِيْدٌ وَعَطْفٌ وَبَدَلْ

※ Na'at, Atof, taukid, & badal hal i'rob itu selalu mengikuti pada isim" yg mendahuluinya.

فَالنَّعْتُ تَابِعٌ مُتِمُّ مَا سَبَقْ * بِوَسْمِهٖ اَوْوَسْمِ مَابِهٖ اعْتَلَقْ

※ Na'at yaitu lafadz yg mengikuti pada lafadz sebelumnya (yg dinamakan man'ut & matbu') yg menyempurnakan, dengan menyebutkan sifatnya man'ut dan sifatnya lafadz yg berhubungan dg man'ut.

وَلْيُعْطَ فِى التَّعْرِيْفِ وَالتَّنْكِيْرِ مَا *

لِمَا تَلاَ كَمْرُرْ بِقَوْمٍ كُرَمَا

※ Na'at itu harus mengikuti pada man'ut nya dalam hal nakiroh & ma'rifat.

وَهْوَ لَدٰى التَّوْحِيدِ وَالتَّذْكِيرِ اَوْ *

سِوَاهُمَا كَالْفِعْلِ فَاقْفُ مَا قَفَوْا

※ Na'at di dalam mufrod & mudzakar / selain keduanya (tasniyah, jama, & muannas) itu seperti fi'il, maka ikutlah apa yg di ikuti oleh para ulama nahwu.

وَانْعَتْ بِمُشْتَقٍّ كَصَعْبٍ وَذَرِبْ * (٥١٠)

وَشِبْهِهٖ كَذَا وَذِىْ وَالْمُنْتَسَبْ

※ Na'at itu harus terdiri dari isim musytaq / lafadz yg menyerupai nya, seperti isim isyaroh ذا , lafadz ذو & isim yg di nisbatkan pada sesuatu.

وَنَفَتُوْا بِجُمْلَةٍ مُنَكَّرَا * فَاُعْطِيَتْ مَا اَعْطِيَتْهُ خَبَرَا

※ Para ulama membuat na'at berupa jumlah dari man'ut yg nakiroh, & jumlah tersebut dari hukum yg diberikan pada jumlah yg dijadikan Khobar.

وَامْنَعْ هُنَا اِيْقَاعَ ذَاتِ الطَّلَبِ *

وَاِنْ اَتَتْ فَاْلقَوْلَ اَضْمِرْ تُصِبِ

※ Tidak di perbolehkan jumlah tholabiyah sebagai na'at , jika pada dhohirnya seakan ada jumlah tholabiyah dijadikan na'at, maka harus di ta'wil dg mentaqdirkan lafadz yg tercetak dari Masdar قَوْلٌ yg hakekatnya lafadz tersebut itulah yv menjadi na'at.

وَنَعَتُوا بِمَصْدَرٍ كَثِيْرَا * فَالْتَزَمُوْاالاِفْرَادَ وَالتَّذْكِيْرِ

※ Masdar itu hukumnya banyak di jadikan na'at & lafadz selalu dibentuk mufrod mudzakar.

وَنَعْتُ غَيرِوَاحِدٍ اِذَاخْتَلَفْ *

فَعَاطِفًا فَرِّقْهُ لاَاِذَا ائْتَلَفْ

※ Na'at nya man'ut yg bukan mufrod (tasyniyah / jama) apabila sifat" nya tidak sama maka wajib dipisah dengan huruf Athof, apabila sifat" nya sama maka tidak di pisah huruf Athof (tetapi di tasyniyah kan / di jamakan).

وَنَعْتَ مَفْعُوْلَىْ وَحِيدَىْ مَعْنٰى * (٥١٥)

وَعَمَلٍ اَتْبِعْ بِغَيْرِاسْتِثْنَا

※ Na'at dari dua man'ut yg menjadi ma'mul dari dua amil yg man'ut nya dalam i'robnya (tidak boleh di qotho' (i'robnya tidak di ikut pada man'ut nya).

وَاِنْ نُعُوْتٌ كَثُرَتْ وَقَدْ تَلَتْ *

مُفْتَقِرًا لِذِكْرِ هِنَّ اُتْبِعَتْ

※ Apabila satu man'ut memiliki banyak na'at & membutuhkan menyebutkan semua, maka semua na'at harus di ikutkan pada man'ut (di dalam segi i'rob).

وَاقْطَعْ اَوَاتْبِعْ اِن يَكُنْ مُعَيَّنَا *

بدُوْنِهَا اَوْبَعْضَهَااقْطَعْ مُعْلِنَا

※ Apabila man'ut yg memiliki banyak na'at itu maksudnya sudah jelas dengan tanpa menyebutkan keseluruhan na'at, maka na'at" tersebut di perbolehkan 3 wajah, yaitu : 1.di qotho' semua 2. Di itba'kan semua 3. Sebagai di itba'kan & sebagai di qotho'.

وَارْفَعْ اَوِانْصِبْ اِن قَطَعْتَ مُضْمَرَا *

مُبْتَدَأً اَوْنَاصِبًا لَنْ يَظْهَرَا

※ Na'at yg di qotho' itu bisa di baca rofa dengan di tarkib sebagai Khobar dari mubtada yg di buang, & bisa dibaca nasob sebagai maf'ul bih dari fi'il yg di simpan.

وَمَامِنَ الْمَنْعُوْتِ وَالنَّعْتِ عُقِلْ *

يَجُوْزُ حَذْفُهُ وَفِى النَّعْتِ يَقِلْ

※ Na'at & man'ut yg sudah di ketahui (karena adanya satu qorinah) itu di perbolehkan di buang, tetapi pembuangan na'at itu hukumnya sedikit terjadi (qolil).

________________SELESAI______________

Alfiyyah Ibnu MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang