BAB TA'AJUB

31 1 0
                                    

بِاَفْعَلَ انْطِقْ بَعْدَمَا تَعَجُّبَا *

اَوْجِئْ بِاَفْعِلْ قَبْلَ مَجْرُوْرٍ بِبَا

※ Ucapkanlah (untuk membuat Sighot ta'ajjub) dengan wazan اَفْعَلَ yg terletak setelah ma ta'ajjub (di ucapkan مااَفْعَلَهُ / wazan اَفْعِلْ yg terletak sebelumnya lafadz yg di jarkan dg ba'ziyadah (diucapkan اَفْعِلْ بِهٖ)

وَتِلوَ اَفْعَلَ انْصِبَنَّهُ كَمَا * (٤٧٥)

اَوْفَى خَلِيْلَيْنَا وَاَصْدِقْ بِهِمَا

※ Lafadz yg terletak setelah مااَفْعَلَهُ itu dibaca nasob, (di tarkib sebagai maf'ul bih), seperti ما اوفى خليلينا yg ikut wazan اَفْعِلْ بِهٖ seperti اَصْدِقْبِهِمَا .

وَحَذْفَ مَا مِنْهُ تَعَجَّبْتَ اسْتَبِحْ *

اِنْ كَانَ عِنْدَالْحَذْفِ مَعْنَاهُ يَصِحْ

※ Diperbolehkan membuang perkara yg di kagumi (muta'ajjub minhu) dg syarat ketika di buang maknanya tetap jelas (bisa di fahami).

وَفِىْ كِلَاالْفِعْلَيْنِ قِدْمًا لَزِمَا *

مَنْعُ تَصَرُّفٍ بِحُكْمٍ حُتِمَا

※ Kedua fi'il ta'ajjub yg telah di sebutkan yaitu
١)مااَفْعَلَهُ
٢)اَفْعِلْ بِهِ
Itu hukumnya ghoiru mutashorif / jamid (tidak bisa di tasrif)
ٖ
وَصُغْهُمَا مِنْ ذِيْ ثَلاَثٍ صُرِّفَا *

قَابِلِ فَضْلٍ تَمَّ غَيْرِذِى انْتِفَا

وَغَيْرِذِيْ وَصْفٍ يُضَاهِىْ اَشْهَلَا *

وَغَيْرِ سَالِكٍ سَبِيلَ فُعِلَا

※ Kedua fi'il ta'ajjub diatas bisa di cetak dari lafadz yg memenuhi delapan syarad :
1.berupa kalimat fi'il 2.dari fi'il tsulasi 3.mutashorif (bisa di tasrif) 4.lafadznya menerima di unggulkan 5.dari fi'il tam 6.tidak dinafikan 7.isim sifatnya tidak menyerupai lafadz اشهل (tidak ikut wazan اَفْعَلَ) 8.tidak mengikuti lafadz فُعِلَ (tidak di mabnikan majhul).

وَاَشْدِدْ اَوْاَشَدَّ اَوْشِبْهُهُمَا *  (٤٨٠)

يَخْلُفُ مَا بَعْضَ الشُّرُوْطِ عَدِمَا

※ Fi'il yg tidak memenuhi sebagian syarat di atas, jika akan di bentuk ta'ajjub, maka harus mendatangkan lafadz اشْددْ / اَشَدَّ atau sesamanya.

وَمَصدَرُالْعَادِمِ بَعْدُ يَنْتَصِبْ *

وَبَعْدَ اَفْعِلْ جَرُّهُ بِالْبَا يَجِبْ

※ Kemudian dari fi'il tersebut di ambil masdarnya dengan dibaca nasob (apabila terletak pd lafadz yg ikut wazan اَفْعَلَ) dan dibaca jar dengan ba'ziyadah apabila terletak setelah lafadz ikut wazan اَفْعِلْ.

وَبِالنُّدُوْرِاحْكُمْ لِغَيْرِ مَا ذُكِرْ *

وَلاَتَقِسْ عَلَى الَّذِيْ مِنْهُ اُثِرْ

※ Lafadznya yg tidak memenuhi syarat & tetapi di kuatkan wazanya fi'il ta'ajjub (dg tanpa menambahkan اشْدِدْ dan اَشَدَّ) maka hukumnya langka, & tidak boleh di qiyaskan (terbatas mendengarkan yg berlaku di Arab).

وَفِعْلُ هٰذَااْلبَابِ لَنْ يُقَدَّمَا * مَفْعُوْلُهُ وَوَصْلَهُ بِهٖ الْزَمَا

※ Ma'mulnya fi'il ta'ajjub (muta'ajjub minhu) itu tidak boleh mendahului fi'il ta'ajjub , & ma'mul tersebut harus bersambung dengan fi'ilnya.

وَفَصْلُهُ بِظَرْفٍ اَوْبِحَرْفِ جَرّْ *

مُسْتَعْمَلٌ وَالْخُلْفُ فِيْ ذَاكَ اسْتَقَرْ

※ Sedangkan memisah fi'il ta'ajjub dg ma'mulnya dg dzorof / jar Majrur (yg juga menjadi ma'mulnya) itu pada ulama terjadi khilaf (ada yg memperbolehkan & ada yg tidak memperbolehkan).

________________SELESAI_____________

Alfiyyah Ibnu MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang