افعل التفضيل

23 3 0
                                    

صُغْ مِنْ مَصُوْغٍ مِنْهُ لِلتَّعَجُّبِ *

اَفْعَلَ لِلتَّفْضِيْلِ وَأْبَ اللَّذْ اُبِيْ

※ Cetaklah sighot af'alu tafdhil dari setiap fi'il yg boleh dibentuk menjadi sighot ta'ajjub, & cegahlah membuat Sighot af'alu tafdhil dari fi'il yg tidak boleh dibuat shigot ta'ajjub.

وَمَابِهٖ اِلَي تَعَجُّبٍ وُصِلْ * لِمَانِعٍ بِهٖ اِلَي التَّفضِيْلِ صِلْ

※ Lafadz yg digunakan perantara (اشدَّ dan sesamanya) membuat Sighot ta'ajjub yang tdk memenuhi syarat, juga di gunakan perantara membuat af'alu tafdhil, yg tidak memenuhi syarat.

وَاَفْعَلَ التَّفْضِيْلِ صِلْهُ اَبَدَا *

تَقْدِيْرًا اَوْلَفْظًا بِمِنْ اِنْ جُرِّدَا

※ Af'alu tafdhil tidak bersamaan Al & tidak di idhofahkan hukumnya wajib di temukan من baik secara lafadz / dalam taqdirnya.

وَاِنْ لِمَنْكُوْرٍ يُضَفْ اَوْجُرَّدَا * اُلْزِمَ تَذْكِيْرًا وَاَنْ يُوَحَّدَا

※ Af'alu tafdhil apabila di idhofahkan pada isim nakiroh, / tidak bersamaan Al & tidak di idhofahkan (mujarrod), maka lafadznya di tetapkan dalam bentuk mufrod mudzakar.

وَتِلْوُاَلْ طِبْقٌ وَمَا لِمَعْرِفَةْ * (٥٠٠)

اُضِيْفَ ذُوْوَجْهَيْنِ عَنْ ذِيْ مَعْرِفَةْ

※ Af'alu tafdhil yg bersamaan Al itu harus sesuai pada lafadz sebelumnya (dalam tasniyah, mufrod, jama, mudzakar & muannas).

هَذٰا اِذَا نَوَيْتَ مَعْنٰى مِنْ وَاِنْ *

لَمْ تَنْوِ فَهْوَ طِبْقُ مَا بِهٖ قُرِنْ

※ Af'alu tafdhil yg di idhofahkan pada isim ma'rifat jika idhofahnya bermakna mim (di kehendaki makna tafdhil) itu di perbolehkan 2 wajah, yaitu 1.boleh sesuai dengan lafadz sebelumnya 2.juga boleh tidak sesuai. Sedang apabila tidak menyimpan maknanya mim (tdk di kehendaki makna tafdhil) maka hanya di perbolehkan satu wajah, yaitu sesuai pada lafadz sebelumnya.

وَاِنْ تَكُنْ بِتِلْوِ مِنْ مُسْتَفْهِمَا *

فَلَهُمَا كُنْ اَبَدًا مُقَدِّمَا

※ Jika mufadhol alaih (sesuai yg di ungguli) yg di jarkan من sebelumnya itu berupa istifham (atau isim di idhofahkan pada istifham), maka keduanya wajib didahulukan dari af'alul tafdhil.

كَمِثْلِ مِمَّنْ اَنْتَ خَيْرٌ وَلَدٰى *

اِخْبَارِ نِ التَّقْدِيْمُ نَزْرًا وَرَدَا

※ jika didalam Kalam Khobar, mendahulukan mufadhol alaih & من itu hukumnya jarang.

وَرَفْعُهُ الظَّاهِرَ نَزْرٌ وَمَتٰى * عَاقَبَ فِعْلاً فَكَثِيْرًا ثَبَتَا

※ Af'alul tafdhil yg merofa'kan (failnya) yg berupa isim dhohir itu hukumnya syadz, & ketika af'alul tafdhil itu mengganti fi'il, merofa'kan nya pada isim dhohir itu banyak terjadi & qiyasi.

كَلَنْ تَرٰى فِى النَّاسِ مِنْ رَفِيْقِ * (٥٠٥)

اَوْلَى بِهٖ الْفَضْلُ مِنَ الصِّدِّيْقِ

※ Seperti contoh لن ترى فى الناس من رفيق dan seterusnya.

________________SELESAI_____________

Alfiyyah Ibnu MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang