BAB TASHRIF

27 2 0
                                    

حَرْفٌ وَشِبْهُهُ مِنَ الصَّرْفِ بَريْ * (٩١٥)

وَمَاسِوَاهُمَا بِتَصْرِيْفٍ حَرِيْ

※ Kalimat huruf & yg menyerupai nya itu tidak bisa di tasrif. Adapun selain keduanya itu layak & patut untuk di tashrif.

وَلَيْسَ اَدْنٰى مِنْ ثُلاَثِيٍّ يُرٰى *

قَابِلَ تَصْرِيْفٍ سِوَى مَا غُيِّرَا

※ Isim / fi'il itu jika hurufnya kurang dari 3 huruf maka tidak bisa di tashrif, kecuali jika asalnya itu 3 huruf, kemudian dirubah (dg membuang satu huruf / 2 huruf).

وَمُنْتَهَى اسْمٍ خَمْسٌ اِنْ تَجَرَّدَا *

وَاِنْ يُزَدْ فِيْهِ سَبْعًا عَدَا

※ Kalimat isim mujarrod (yg disepikan dari huruf tambahan ) itu hurufnya maksimal ada 5, sedangkan apabila ada huruf tambahan maksimal hurufnya ada 7.

وَغَيْرَ اٰخِيْرِالثُّلاَثِى افْتَحْ وَضُمْ *

وَاكْسِرْ وَزِدْ تَسْكِيْنَ ثَانِيْهِ تَعُمْ

※ Untuk fi'il yg mabni maf'ul bacalah fathah, dhommah, kasroh pada selain akhir isim tsulasi (fa' fi'il & 'ain fi'il) & tambahkan lah membaca sukun pada huruf kedua (ain fi'il).

وَفِعُلٌ اُهْمِلَ وَالْعَكْسُ يَقِلّْ *

لِقَصْدِهِمْ تَخْصِيْصَ فِعْلٍ بِفُعِلْ

※ Wazan فِعلٌ itu diihmalkan (tidak digunakan) sedangkan kebalikannya, (فُعِلٌ) itu hukumnya sedikit, karena org Arab menyengaja menggunakannya.

وَافْتَحْ وَضُمَّ وَاكْسِرِالثَّانِيَ مِنْ * (٩٢٠)

فِعْلٍ ثُلاَثِيٍّ وَزِدْ نَحْوَ ضُمِنْ

※ Bacaan fathah,dhommah,dan kasroh pada huruf yg kedua (ain fi'il) dari wazan fi'il tsulasi mujarrod, & tambahan wazan فُعِلَ (untuk mabni maf'ul) seperti lafadz ضُمِنَ.

وَمُنْتَهَاهُ اَرْبَعٌ اِنْ جُرِّدَا * وَاِنْ يُزَدْ فِيْهِ فَمَا سِتًّا عَدَا

※ Fi'il mujarrod itu hurufnya paling banyak terdiri dari 4 huruf, sedangkan fi'il mazid fiih itu hurufnya tidak lebih dari 6 huruf.

لاِسْمٍ مُجَرَّدٍ رُبَاعٍ فَعْلَلُ * وَفِعْلِلٌ وَفِعْلَلٌ وَفُعْلُلُ

※ Wazan isim ruba'i mujarrod ada 6 yaitu:
١.فُعْلَلٌ   ٢.فِعْلِلٌ  ٣.فِعْلَلٌ  ٤.فُعْلُلٌ  ٥.فِعَلٌ   ٦.فُعْلَلٌ.

وَمَعْ فِعَلٍّ فُعْلَلٌ واِنْ عَلَا *

فَمَعْ فَعَلَّلٍ حَوٰى فَعْلَلِلَا

※ Apabila lebih dari 4 (khumasi mujarrod) maka ada 4 wazan yaitu:
١.فَعَلَّلٌ  ٢.فَعْلَلِلٌ  ٣.فُعَلِّلٌ  ٤.فِعْلَلٌ.

كَذَا فُعَلِّلٌ وَفِعْلَلٌّ وَمَا * غَايَرَ لِلزَّيدِ اَوِالنَّقْصِ انْتَمٰى

※ Isim / fi'il yg tidak mengikuti wazan isim / fi'il mujarrod yg telah di sebutkan, maka ada huruf yg dibuang / di tambah.

وَالْحَرْفُ اِنْ يَلْزَمْ فَاَصْلٌ وَالَّذِيْ * (٩٢٥)

لاَيَلْزَمُ الزَّائِدُ مِثْلُ تَا احْتُذِيْ

※ Huruf asal yaitu huruf yg selalu ada wujudnya (dalam dhohir / perkiraan ) pada semua tashrif kalimah. Sedang huruf ziyadah (tambahan yaitu huruf yg tidak tetap / dibuang pada beberapa tashrif kalimah, seperti ta' dari lafadz اُحْتُدِيْ.

بِضِمْنِ فِعْلٍ قَابِلِ الْاُصُوْلَ فِيْ *

وَزْنٍ وَزَائِدٌ بِلَفْظِهِ اكْتُفِيْ

※ (cara mengetahui wazan sebuah kalimat agar di ketahui wazan asal & tambahanya adalah ) dg membandingkan huruf fi'il dengan huruf asal, sedangkan jika huruf asalnya ada tambahanya maka caranya di cukupkan dengan mengungkapkan wazan fi'il tersebut.

وَضَاعِفِ اللَّامَ اِذَا اَصْلٌ بَقِيْ *

كَرَاءِ جَعْفَرٍ وَقَافِ فُسْتُقِ

※ Dan gandakanlah lam fi'il dari wazan apabila kalimat tersebut setelah dibandingkan hurufnya فَعَلَ itu masih tersisa.

وَاِنْ يَكُ الزَّائِدُ ضِعْفَ اَصْلِ *

فَاجْعَلْ لَهُ فِيْ الْوَزْنِ مَا لِلْاَصْلِ

※ Apabila huruf zaidah yg ada pada mauzun itu dengan menggandakan huruf asal (yg bersetatus sebagai fa' fi'il, ain fi'il) maka penggandaan huruf asal itu juga di lakukan pada wazan.

وَاحْكُمْ بِتَأْصِيْلٍ حُرُوْفِ سِمْسِمِ *

وَنَحْوِهِ وَالْخُلْفُ فِيْ كَلَمْلِمِ

※ Hukumilah sebagai huruf asal pada lafadz سِمْسِمُ dan sesamanya, perbedaan ulama terjadi dalam lafadz لَمْلَمُ.

فَاَلِفٌ اَكْثَرَمِنْ اَصْلَيْنِ * (٩٣٠) صَاحَبَ زَائِدٌ بِغَيْرِمَيْنِ

※ Alif Yg bersamaan lebih dari 2 huruf asal (3,4,dst) itu dihukumi sebagai huruf ziyadah.

وَالْيَاكَذَا وَالْوَاوُ اِنْ لَمْ يَقَعَا *

كَمَاهُمَا فِيْ يُؤْيُؤٍ وَوَعْوَعَا

※ Ya' & wawu itu juga di berlakukan ziyadah seperti halnya Alif kecuali didalam (lafadz bina mudho'af ruba'i) seperti يُؤْيُؤٌ،وَعْوَعَ.

وَهٰكَذَا هَمْزٌ وَمِيْمٌ سَبَقَا * ثَلاَثَةً تَأْصِيْلُهَا تَحَقَّقَا

※ Begitu pula Hamzah & mim dihukumi ziyadah apabila pada urutan huruf yg pertama & setelahnya terdapat 3 huruf asli yg dipastikan keasliannya.

كَذَاكَ هَمْزٌ اٰخِرٌ بَعدَاَلِفْ * اَكْثَرَمِنْ حَرْفَيْنِ لَفْظُهَا رَدِفْ

※Hamzah yg berada pada akhir kalimat yg terletak setelah Alif Yg didahului huruf asal lebih dari dua itu juga dihukumi ziyadah.

وَالنُّونُ فِىْ اْلٰاخِرِ كَالْهَمْزِ وَفِيْ *

نَحْوِ غَضَنْفَرٍ اَصَالَةً كُفِيْ

※ Nun yg terletak diakhir (& berada setelah Alif) itu juga dihukumi ziyadah seperti halnya Hamzah, sedangkan nun pada lafadz غَضَنْفَرُ itu hukumnya nun ashliyah.

وَالتَّاءُ فِى التَّأْنِيْثِ وَالْمُضَارَعَةْ * (٩٣٥)

وَنَحْوِالْاسْتِفْعَالِ كَالْمُطَاوَعَةْ

※ Ta' ta'nis,ta' mudhoro'ah, ta' istif'al (& yg semisalnya) serta ta' muthowa'ah itu kesemuanya adalah ta' ziyadah.

وَالْهَاءُ وَقْفًا كَلِمَهْ وَلَمْ تَرَهْ *

وَاللَّامُ فِيْ الْاِشَارَةِ الْمُشْتَهِرَةْ

※ Ha' yg ditambahkan ketika waqof (ha' sakat) & lam yg ditambakan pada isim juga dihukumi ziyadah.

وَامْنَعْ زِيَادَةً بِلاَقَيْدٍ ثَبَتْ * اِنْ لَمْ تَبَيَّنْ حُجَّةٌ كَحَظِلَتْ

※ Huruf tersebut diatas bila tidak memenuhi ketentuan yg telah disebutkan itu hukumnya tercegah sebagai huruf ziyadah (tetapi merupakan huruf asal), kecuali ada dalil yg menunjukan sebagai huruf ziyadah seperti lafadz حَظِلَتْ.


________________SELESAI______________

Alfiyyah Ibnu MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang