فِعْلَانِ غَيْرُ مُتَصَرِّفَيْنِ * (٤٨٩)
نِعْمَ وَبِئْسَ رَافِعَانِ اسْمَيْنِ
※ Lafadz بِئْسَ dan نِعْمَ adalah dua fi'il yg ghoiru mutashorif (hanya menetapi bentuk madhi saja) yg bisa merofa'kan isim yg terletak setelahnya.
مُقَارِنَيْ اَلْ اَوْمُضَافَيْنِ لِمَا * قَارَنَهَا كَنِعْمَ عُقْبَى الْكُرَمَا
※ Baik isim tersebut bersamaan dengan Al atau di idhofahkan pada lafadz yg di idhofahkan pada lafadz yg bersamaan dengan Al, seperti lafadz نعم عقبى الكرما.
وَيَرْفَعَانِ مُضْمَرًا يُفَسِّرُهْ * مُمَيِّزٌ كَنِعْمَ قَوْمًا مَعْشَرُهْ
※ Lafadz نِعْمَبِئْسَ juga bisa merofa'kan pada dzomir mustatir yg di tafsiri dengan isim nakiroh yg terletak setelahnya yg di tarkib menjadi tamyiz seperti نعم قوما معشره.
وَجَمْعُ تَمْيِيْزٍ وَفَاعِلٍ ظَهَرْ *
فِيْهِ خِلَافٌ عَنْهُمُ قَدِاشْتَهَرْ
※ Para ulama terjadi perbedaan pendapat didalam mengumpulkan tamyiz dengan failnya بِئس نعم yg berupa isim dhohir.
وَمَا مُمَيِّزٌ وَقِيْلَ فَاعِلُ * فِىْ نَحْوِ نِعْمَ مَا يَقُوْلَ الْفَاضِلُ
※ Didalam sesamanya نعم ما يقول الفاضل،
Ma ditarkib sebagai tamyiz (failnya berupa dhomir mustatir) & ada yg berpendapat ma sebagai fail.وَيُذْكَرُالْمَخْصُوْصُ بَعْدُ مُبْتَدَا * (٤٩٠)
اَوْخَبَرَاسْمٍ لَيْسَ يَبْدُوْ اَبَدَا
※ (Lafadz نعم dan بئس setelah menyebutkan failnya harus menyebutkan mahsusnya (sesuatu yg di tentukan dengan pujian / hinaan) yg tarkibnya sebagai mubtada muakhor (sedangkan jumlah terdiri dari نعم،بئس dan failnya sebagai mubtada muqodam), & makhsus tersebut sebagai Khobar dari mubtada yg dibuang.
وَاِنْ يُقَدَّمْ مُشْعِرٌ بِهٖ كَفٰى *
كَالْعِلْمُ نِعْمَ الْمُقْتَنٰى وَالْمُقْتَفٰى
※ Apabila sebelumnya lafadz بئس نعم disebutkan lafadz yg bisa menunjukan pada makhsus, maka makhsus boleh tidak di sebutkan.
وَاجْعَلْ كَبِئْسَ سَاءَ وَاجْعَلْ فَعُلَ *
مِنْ ذِيْ ثَلاَثَةٍ كَنِعْمَ مُسْجَلَا
※ Jadikanlah lafadz سَاءَ seperti lafadz بِعْسَ (digunakan untuk mencela), & fi'il tsulasi mujarrod yg di ikuti wazan فعُلَ bisa di lakukan seperti نعم dan بعس (digunakan memuji & mencela).
وَمِثْلُ نِعْمَ حَبَّذَالْفَاعِلُ ذَا * وَاِنْ تُرِدْ ذَمًّا فَقُلْ لاَحَبَّذَا
※ Lafadz حَبَّذَا itu menyamai lafadz نعم (digunakan untuk memuji) sedangkan failnya ذا apabila di gunakan mencela maka di ucapkan لا حبذا (dengan menambah لا ).
وَاَوْلِ ذَاالْمَخْصُوْصَ اَيًّا كَانَ لاَ *
تَعْدِلْ بِذٰا فَهْوَ يُضَاهِى الْمَثَلاَ
※ Makhsus yg terletak setelah ذا, dalam keadaan bagaimanapun (mufrod, tasniyah, jama / mudzakar, muannas), lafadz ذا tetap tidak dirubah, karena disamakan dengan Kalam peribahasa.
وَمَاسِوٰى ذَاارْفَعْ بِحَبَّ اَوْفَجُرْ * (٤٩٥)
بِالْبَا وَدُوْنَ ذَاانْضِمَامُ الْحَاكَثُرْ
※ Failnya حَبَّ yg tidak berupa lafadz ذا, maka bisa di rofakan langsung oleh حب / di jarkan dengan ba' ziyadah. Lafadz حب bila bersamaan ذا, huruf ha'nya banyak di baca dhommah (di ucapkan حُبَّ).
________________SELESAI____________
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfiyyah Ibnu Malik
ContoPengarang alfiyyah: Al imam abi Abdillah Muhammad bin Abdillah bin Malik Al andalusiy. Dibaca,kasih vote & komentar,oke😉 Nb: Mohon Maaf temen" jika ada kesalahan dalam penulisanya, maupun itu berupa harokat,huruf,atau penjelasannya yg kurang pas, M...