BAB ISIM GHOIRU MUNSHORIF

89 1 0
                                    

الصَّرْفُ تَنْوِيْنٌ اَتٰي مُبَيِّنَا *

مَعْنًي بِهٖ يَكُوْنَ الْاِسمُ اَمْكَنَا

※ Ash shorfu yaitu Tanwin yg apabila masuk pada kalimat isim, maka isim tersebut menjadi mutamakkin amkan (menetapi keaslian isimnya, karna mu'rob dan memungkinkan menetapkan tanda isimnya, karena bisa menerima Tanwin.)

فَاَلِفُ التَّأْنِيْثِ مُطْلَقًا مَنَعْ * (٦٥٠)

صَرْفَ الَّذِيْ حَوَاهُ كَيْفَمَا يَقَعْ

※ Alif ta' tanish secara muthlaq bisa mencegah pada tanwinya isim yg ia tempati.

وَزَائِدًا فَعْلاَنَ فِي وَصْفٍ سَلِمْ *

مِنْ اَنْ يُرٰي بِتَاءٍ تَأنِيثٍ خُتِمْ

※ Bisa mencegah dari Tanwin (menjadikan ghoiru munshorif) yaitu ziyadah Alif nun didalam isim sifat yg mengikuti wazan فَعْلاَنُ yg muannas nya tidak mengikuti wazan فَعْلاَنَهُ dg menggunakan ta' tetapi wazan فَعْلٰى.

وَوَصْفٌ اَصْلِيٌّ وَوَزْنُ اَفْعَلاَ * مَمْنُوْعَ تَأْنِيْثٍ بِتَاكَاَشْهَلاَ

※ Sifat yg asli (dari asal cetaknya menunjukan makna sifat) dan mengikuti wazan اَفْعَلَ yg muannas nya tidak bersamaan ta' juga menjadikan isim terjadi ghoiru munshorif (tidak bisa menerima Tanwin & jarnya ditandai fathah) seperti lafadz اَشْهَل (kelawu matanya).

وَاَلْغِيَنَّ عَارِضَ الْوَصْفِيَّةْ * كَاَرْبَعٍ وَعَارِضَ الْاِسمِيَّةْ

※ Sifat yg aridloh (dilakukan sebagai sifat bukan dari asal cetaknya) itu tidak di anggap didalam mencegah shorfu, (sehingga isimnya tetap munshorif) seperti lafadz اَرْبَعُ (yg asalnya isim adad lalu dilakukan sebagai sifat).

فَاْلاَدْهَمُ الْقَيْدُ لِكَوْنِهٖ وُضِعْ *

فِىْ الْاَصْلِ وَصْفًا اِنْصِرَافُهُ مُنِعْ

※ Begitu pula sebaliknya, ismiyah yg aridloh (asalnya sifat lalu dilakukan sebagai isim) juga tdk di anggap, (sehingga isimnya tetap ghoiru munshorif) seperti lafadz اَذْهَمُ yg asal maknanya hitam, lalu dilakukan sebagai isim (bukan sifat) yg bermakna rantai.

وَاَجْدَلٌ وَاَخْيَلٌ وَاَفْعٰى * (٦٥٥)

مَصْرُوْفَةٌ وَقَدْ يَنَلْنَااْلمَنْعَا

※ Lafadz اَجْدَلٌ (burung bido,elang,Falcon) lafadz اَخْيَلٌ (burung yg dijadikan tanda pembawa sial) lafadz اَفْعٰى (ular) itu hukumnya munshorif & terkadang dijadikan isim ghoiru munshorif. (Dengan memandang sifat pada 3 lafadz tertentu).

وَمَنْعُ عَدْلٍ مَعَ وَصْفٍ مُعْتَبَرْ *

فِيْ لَفْظِ مَثْنٰى وَثُلاَثَ وَاُخَرْ

※ Ilat far'iyah udul bersamaan sifat itu bisa menyebabkan isim menjadi ghoiru munshorif didalam isim adad yg mengikuti wazan مَفْعَلُ & فُعَالُ seperti lafadz مَثْنٰى،ثُلاَثَ،اَخَرُ.

وَوَزْنُ مَثْنٰى وَثُلاَثَ كَهُمَا * مِنْ وَاحِدٍ لِاَرْبَعٍ فَلْيُعْلَمَا

※ Wazan فُعَالُ،مَفْعَالُ didalam adad digunakan untuk hitungan suatu sampai empat hari.

Alfiyyah Ibnu MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang