اِرْفَعْ مُضَارِعًا اِذَا جُرَّدُ * مِنْ نَاصِبٍ وَجَازِمٍ كَتَسْعَدُ
※ Fi'il mudhorik yg di sepikan dari Amil yg menasobkan & Amil yg menjazamkan hukumnya wajib dibaca rofa seperti lafadz تَسْعَدُ.
وَبِلَنِ انْصِبْهُ وَكَىْ كَذَا بِأَنْ *
لاَبَعْدَ عِلْمٍ وَالَّتِيْ مِنْ بَعْدِ ظَنّْ
※ Nasobkanlah fi'il mudhorik dg Amil nasob لن،كي dan ان yg tidak terletak setelah fi'il yg menunjukan makna Yaqin, sedangkan أن yg terletak setelah fi'il yg menunjukan arti rujhan (menyangka).
فَانْصِبْ بِهَا وَالرَّفْعَ صَحِّحْ وَاعْتَقِدْ *
تَخْفِيْفَهَا مِنْ اَنَّ فَهْوَ مُطَّرِدْ
※ (maka diperbolehkan 2 wajah) yaitu: 1.digunakan menasobkan 2.merofa'kan fi'il mudhorik dg menganggap bahwa أن tersebut hasil membaca ringan pada lafadz أنّ & hal ini yg banyak berlaku.
وَبَعْضُهُمْ اَهْمَلَ اَنْ حَمْلًا عَلٰى *
مَااَخْتِهَا حَيْثُ اسْتَحَقَّتْ عَمَلاَ
※ Sebagian org arab itu memperbolehkan أن masdariyah seperti ما masdariyah, yaitu Tidka beramal menasobkan,ketika an wajib beramal (Tidka di dahului fi'il yg menunjukan arti Yaqin / rujhan).
وَنَصَبُوْا بِاِذَنِ الْمُستَقْبَلاَ * (٦٨٠)
اِنْ صُدِّرَتْ وَالْفِعْلُ بَعْدُ مُوْصَلَا
※ Para ulama menasobkan fi'il mudhorik dengan اِذَنْ (bila memenuhi) 3 syarat: 1.fi'il mudhorik nya menunjukan zaman istiqbal, 2.اذن di permulaan kalimat, 3.antara اذن dan fi'il mudhorik setelahnya bertemu langsung (tanpa adanya pemisah).
اَوْقَبْلَهُ الْيَمِيْنُ وَانْصِبْ وَارْفَعَا *
اِذَااِذَنْ مِنْ بَعْدِ عَطْفٍ وَقَعَا
※ Atau ada pemisah berupa qosam yg terletak sebelumnya fi'il mudhorik, apabila اذن terletak huruf Athof, maka fi'il mudhorik diperbolehkan 2 wajah yaitu dibaca nasob & rofa.
وَبَيْنَ لاَوَلاَمِ جَرِّ نِ الْتُزِمْ * اِظْهَارُاَنْ نَاصِبَةً وَاِنْ عُدِمْ
※ Amil nasob أن yg berada di antara lam huruf jar & لا nafi / ziyadah maka أن wajib di tampakkan, jika tanpa disertai لا Nafi (hanya terletak setelah lam huruf jar saja ) maka أن bisa beramal, baik di tampakkan / di kira2kan.
لاَفَاَنَ اعْمِلْ مُظْهِرًا اَوْمُضْمِرَا *
وَبَعْدَ نَفْيٍ كَانَ حَتْمًا اُضْمِرَا
※ Amil nasob أن yg bersamaan lam yg terletak setelah lafadz yg dicetak dari lafadz كان yg dinafikan itu hukumnya wajib di simpan.
كَذَاكَ بَعْدَاَوْاِذَا يَصْلُحُ فِيْ *
مَوْضِعِهَا حَتّٰى اَوِالاَّ اَنْ خَفِيْ
※ Begitu pula أن wajib disimpan apabila terletak setelah او yg tempatnya bisa di tempati حتى / illa.
وَبَعْدَ حَتٰي هٰكَذَا اِضْمَارُ اَنْ * (٦٨٥)
حَتْمٌ كَجُدْ حَتٰي تَسُرَّذَا حَزَنْ
※ Begitu pula أن wajib disimpan apabila terletak setelah Hatta seperti حتى تسرذا حزن.
وَتِلْوِ حَتٰي حَالاً اَوْمُؤَوَّلاَ *
بِهٖ ارْفَعَنَّ وَانْصِبِ الْمُسْتَقْبَلاَ
※ Fi'il mudhorik yg terletak setelah حتى itu apabila menunjukan zaman hal / yg di tawili zaman hal, maka hukumnya dibaca rofa, apabila fi'il mudhorik nya berzaman istiqbal, maka dibaca nasob.
وَبَعْدَ فَاجَوَابِ نَفْيٍ اَوْطَلَبْ *
مَحْضَيْنِ اَنْ وَسَتْرُهَا حَتْمٌ نَصَبْ
※ Amil nasob أن itu juga wajib di simpan apabila terletak setelah فا jawab dari Nafi / tholab yg mahdloh (murni).
وَالْوَاوُ كَالْفَااِنْ تُفِدْ مَفْهُوْمَ مَعْ *
كَلاَ تَكُنْ جَلْدًا وَتُظْهِرَالْجَزَعْ
※ Wawu sama dg fa', apabila menggunakan maknanya مع (dinamakan wawu ma'iyyah) seperti لا تكن جلدا وتظهرالجزع.
وَبَعْدَ غَيْرِالنَّفْيِ جَزْمَا نِ اعْتَمِدْ *
اِنْ تَسْقُطِ الْفَا وَالْجَزَاءُ قَدْ قُصِدْ
※ Fi'il mudhorik yg terletak selainnya Nafi (terletak setelah tholab murni) apabila fa' sababiyah nya dibuang, hukumnya boleh dibaca jazm, bila di kehendaki sebagai jawab.
وَشَرْطُ جَزْمٍ بَعْدَ نَهْيٍ اَنْ تَضَعْ * (٦٩٠)
اِنْ قَبْلَ لاَ دُوْنَ تَخَالُفٍ يَقَعْ
※ Syarat membaca jazm pada fi'il mudhorik (yg tidak bersamaan fa' sababiyah) yg terletak setelah nahi, yaitu apabila sebelumnya nahi bisa di pasang إن dg tanpa berubah maksudnya.
وَالْاَمْرُاِنْ كَانَ بِغَيْرِافْعَلْ فَلَا *
تَنْصِبْ جَوَابَهُ وَجَزْمَهُ اقْبَلاَ
※ (Fi'il mudhorik) apabila terletak setelah Amr yg tidak menggunakan Sighot اِفْعَلْ maka tidak boleh dibaca nasob, tetapi di baca jazm.
وَالْفِعْلُ بَعْدَالْفَاءِ فِى الرَّجَا نُصِبْ *
كَنَصْبِ مَا اِلَى التَّمَنِّىْ يَنْتَسِبْ
※ Fi'il mudhorik yg terletak setelahnya fa' yg menjadi jawab dari taroji itu dibaca nasob, sebagaimana dibaca nasob ketika menjadi jawab dari tamanni.
وَاِنْ عَلَى اسْمٍ خَالِصٍ فِعْلٌ عُطِفْ *
تَنْصِبُهُ اَنْ ثَابِتًا اَوْمُنْحَذِفْ
※ Fi'il mudhorik yg di athof kan pada isim yg murni (tidak dikehendaki maka fi'il) itu harus dibaca nasob dg أن yg di tampakkan / dibuang.
وَشَذَّ حَذْفُ اَنْ وَنَصْبٌ فِيْ سِوٰى *
مَامَرَّ فَاقْبَلْ مِنْهُ مَا عَدْلٌ رَوٰى
* Membaca nasob pada fi'il mudhorik dg menggunakan أن yg dibuang (secara wajib / jawaz ) pada selainnya tempat" yg telah di sebutkan itu hukumnya syadz, maka terimalah sesuatu yg diriwayatkan org yang adil.
=============SELESAI============
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfiyyah Ibnu Malik
Short StoryPengarang alfiyyah: Al imam abi Abdillah Muhammad bin Abdillah bin Malik Al andalusiy. Dibaca,kasih vote & komentar,oke😉 Nb: Mohon Maaf temen" jika ada kesalahan dalam penulisanya, maupun itu berupa harokat,huruf,atau penjelasannya yg kurang pas, M...