🌸
___________________________🍁
•
•
❇Twenty Six❇
•
•
🍁
________________________Acara sederhana yang Elin katakan sebelumnya benar-benar sederhana.
Tahu konsep sederhana 'kan? Ya, sesederhana itu.
Ini bukan acara ulang tahun seperti dalam bayangan Minho. Bahkan orang yang hadir pun hanya mereka-mereka saja.
Selain karena ibu Jihan tidak memiliki sanak saudara di kota ini, acara ulang tahun baginya pun bukanlah sesuatu yang begitu wajib untuk dirayakan, karenanya yang diundang hanya orang terdekat saja.
Setelah meniup lilin ulang tahunnya, saatnya makan malam. Hanya ada enam orang yang mengelilingi meja makan ini. Ada Mina, Jihan, Elin, Chandra, Minho dan yang pasti Haekal.
Minho sempat berharap suami dari wanita yang disukainya itu tidak hadir. Tapi ya tentu saja Haekal hadir, ini 'kan ulang tahun mertua satu-satunya.
Di atas meja sudah banyak makanan tersaji. Ada tumpeng yang menjadi ikon utamanya.
Mereka mulai menikmati makan malamnya. Diselingi candaan Chandra yang memang satu DNA humor dengan Mina. Biasalah, jokes orang tua.
Minho melirik Jihan yang tengah mengelap sudut bibir Haekal.
Ada perasaan sesak di dada, namun coba ia abaikan. Posisinya sebagai seorang selingkuhan tentu tak memberinya banyak keuntungan. Ia harus terbiasa dengan pemandangan seperti itu.
Ah, Minho jadi menyesal kenapa harus ikut acara ini.
"Tante, tumpengnya enak." Pada akhirnya, Minho memilih pendekatan dengan Mina. Ibu dari sang pacar.
Jodoh 'kan tidak ada yang tahu. Siapa tahu nanti Jihan bercerai dengan Haekal lalu Minho mendapat kesempatan menggantikan posisi lelaki itu. Jadi sebagai persiapan, Minho harus mengakrabkan diri dengan keluarga Jihan.
"Kamu suka, Nak?"
"Suka banget, Tan. Nanti aku bisa belajar bikinnya gak, Tan?"
Mina terlonjak kaget lalu tertawa kecil. "Kamu mau belajar bikin tumpeng?"
"Iya."
"Belajar sama mommy aja, Ho. Mommy juga bisa ajarin," kata Elin.
"Iya, Ho. Masa kamu dari kota jauh-jauh ke sini ngeganggu tante Mina cuman buat belajar bikin tumpeng?" sambung Chandra. Merasa tak enak hati karena kerandoman anaknya ini.
"Gak papa. Lagian saya juga gak sibuk-sibuk banget, malah sering jenuh apa lagi kalau Jihan lama gak main. Rasanya sepi banget rumah ini."
Minho tersenyum senang lalu mengangguk. "Makasih, Tante."
"Kamu suka banget tumpengnya, Ho?" Pertanyaan Jihan sukses membuat Minho membeku. Ia pikir tupai kesayangannya itu takkan mengajaknya bicara di depan orang lain.
Minho menoleh kaku, terlihat Jihan tengah menatapnya dengan senyum tipis membuat Minho ikut menyunggingkan senyum tipis. "Iya, Tan."
Setelah itu, Minho kembali berbincang dengan Mina sementara Jihan dan Elin menikmati makannya sembari mendengarkan suami mereka yang sedang membicarakan perihal bisnis.
Tanpa mereka sadari, Jihan beberapa kali mencuri pandang pada si bocah. Lalu menahan senyum saat melihat kedekatannya bersama sang ibu.
Jihan tahu hubungannya dan Minho hanya sementara. Tapi melihat Minho yang berusaha mengakrabkan diri dengan ibunya membuat hati Jihan perlahan menghangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, TANTE [Minsung Lokal]
Teen Fiction---- BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA GAES ----- KALIAN KALAU NGASIH VOTE BERURUTAN DONG JANGAN LONCAT-LONCATAN! VOTE ITU BERARTI BUAT PENULIS! Pernahkah kalian dikejar-kejar berondong? Atau dikejar-kejar 'bocah' yang usianya 6 tahun lebih muda dari...