🍃 Special Chap - Cuddle

2.1K 165 13
                                    

🌸
___________________________

🍁


Special Chap - Cuddle


🍁
________________________


Jihan melirik Minho takut-takut. Sejak pulang dari restoran tadi pemuda di sampingnya ini tak kunjung buka suara.

Minho marah.

Jihan tahu itu.

Lift berhenti di lantai 15, namun Jihan tak keluar. Ia memutuskan untuk mengajak Minho bicara di apartment pemuda itu nanti. Lift kembali naik, lalu berhenti di lantai 16. Minho keluar. Ia melenggang begitu saja tanpa menghiraukan keberadaan Jihan di belakangnya.

Pintu terbuka, Minho masuk. Jihan juga.

"Minho?" panggil si tupai. "Kamu marah?"

Minho menghentikan langkah lalu berbalik. "Menurut kamu?" Tatapan dinginnya membuat Jihan ciut seketika.

"A-aku minta maaf. Tapi tadi itu benar-benar gak sengaja. Lagian mereka cuman nyapa doang."

"Nyapa doang sampe duduk ketawa-ketawa sama mantan gituh?" Aura dingin Minho menguar berganti dengan raut kesalnya yang kentara.

Di satu sisi Jihan merasa bersalah, tapi di sisi lain ia malah ingin tertawa. Kenapa Minho menggemaskan sekali saat sedang cemburu begini.

"Kamu cemburu?"

"Kata siapa?!"

"Itu buktinya marah."

"Aku marah karena kamu deket-deket sama dia."

"Astaga, dia bahkan datang sama calon istrinya, loh."

Minho mengalihkan pandang dengan bibir mencebik sebal membuat seutas senyum terukir di bibir Jihan.

Tupai manis itu mendekat, meraih tangan Minho lalu menggenggam di antara jemari mungilnya.

"Aku sama dia udah gak ada hubungan apa-apa lagi. Kami udah gak ada dendam makanya memutuskan berteman." Ia memiringkan kepala agar bisa melihat raut wajah Minho yang menghindarinya.

"Maafin ya?" Minho masih bergeming.

"Minho~" Jihan merengek manja seperti anak kecil. Namun Minho masih enggan menoleh.

"Sayang?"

Pipi Minho mulai merona meski pemuda itu tetap memalingkan wajah. Jelas saja itu membuat Jihan semakin gencar menggodanya.

"Baby boy?"

"Berisik Jihan!" sahut Minho ketus lalu menarik Jihan ke dalam pelukan. Jihan terkekeh karena berhasil membuat pemuda itu tersipu hanya dengan sebuah panggilan.

"Maafin ya?"

Minho mengangguk. "Jangan diulangi."

"Iya."

"Aku takut kamu deket lagi sama dia, Ji," lirihnya.

Jihan membalas pelukan, mengusap punggungnya pelan. Menyalurkan ketenangan.

"Gak akan. Aku 'kan sayangnya cuman sama kamu, baby boy." Lalu tupai manis itu terbahak saat Minho mulai menggelitik pinggangnya.

"Nakal ya kamu ngegodain aku terus!"

"Ampun ampun, enggak deh aku gak akan ngegodain kamu lagi---" Jihan mencoba menghindar namun Minho masih memeluknya lalu---

Bruk!

Mereka berdua jatuh ke sofa dengan Minho yang menindih tubuh Jihan. Gelitikannya terhenti. Manik keduanya beradu tatap dalam diam.

Tak ada kata terucap namun mereka sama-sama tahu apa yang mereka inginkan karena tak lama setelahnya dua bibir itu mulai beradu. Saling mencecap satu sama lain. Menikmati rasa manis bertukar saliva.

I LOVE YOU, TANTE  [Minsung Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang