🍃 Twelve

1.2K 167 45
                                    

🌸
___________________________

🍁


Twelve


🍁
________________________


Hari minggu. Biasanya Elin akan jalan-jalan bersama sang pacar atau sekedar malas-malasan di apartment bersama lelaki yang kerap ia panggil daddy itu. Tapi kali ini berbeda. Elin hanya rebahan di sofa tanpa Chandra yang menemaninya.

Lelaki itu ada urusan mendadak ke luar kota. Urusan bisnis. Ingin protespun Elin tak bisa jika sudah berhubungan dengan pekerjaan.

Chandra sangat mengerti dirinya yang sibuk di rumah sakit dan jarang ada waktu bertemu. Karena itu Elin juga akan mencoba mengerti dengan kesibukan Chandra.

Meski begitu, tak dapat dipungkiri bahwa jauh di lubuk hatinya ia kecewa.

Minggu lalu, setelah mengenalkan Chandra ke pada Jihan, Chandra bilang akan segera mengenalkan Elin ke pada anaknya. Karena anaknya masih sekolah maka hari minggu menjadi pilihan yang tepat untuk mereka bertemu. Tapi kemarin sore Chandra tiba-tiba menghubunginya dan membatalkan semua rencana mereka. Termasuk rencana berkencan di malam minggu.

Jika mengingatnya Elin ingin mencekik Mongie saja rasanya, si boneka kanguru pemberian Chandra setahun lalu.

Elin mengutak-atik ponselnya. Tak ada nomor yang bisa ia ajak untuk hang out. Tadinya ia berniat mengajak Jihan, tapi Jihan pasti akan sulit keluar apa lagi jika alasannya hanya untuk menemani Elin yang sedang galau.

"Hallo, Minho?"

Pilihannya jatuh pada Minho, si anak SMA yang suka bolos hanya untuk meminta makan.

"Tumben tante nelpon hari minggu gini, bukannya kalau minggu gak pernah mau diganggu sama aku?" Nada bicaranya terdengar sewot. Ini pasti gara-gara minggu lalu Elin melarang Minho datang ke apartmentnya dan malah membelikan anak itu makanan lewat delivery online.

"Dih, kok gitu sih ngomongnya, Ho?"

"Aku masih kemusuhan ya sama pacar tante itu!" Padahal dua hari lalu Minho masih datang ke apartmentnya setiap pulang sekolah untuk numpang makan dan dia tidak pernah membahas tentang pacar Elin. Tapi sekarang tiba-tiba anak itu sok marah.

Elin tertawa dalam hati. Menurutnya Minho ini lucu.

"Sini deh, Ho! Aku masakin makanan nanti," bujuk Elin.

"Males ah, aku lagi mager."

"Gak mau makan masakan aku nih?"

Hening.

"Mau sih, tapi males ke luar kostan."

Elin berdecak sebal. Minho ini kan hyperactif kok bisa-bisanya semager ini.

"Ya udah aku ke kostan kamu deh. Kirimin aja alamatnya, nanti kita masak di kostan kamu."

"Serius, Tan?"

"Iya--- ada kompor 'kan di kostan kamu?" Bukan apa-apa, Elin hanya memastikan, takutnya tidak ada kompor di sana.

"Ada kok, Tan. Tenang aja."

"Ya udah saya tu---"

"Tante Tante!" Minho menyela.

"Apa lagi?"

"Ajak tante tupai ya, biar tante gak usah muter-muter nyari alamat. Dia udah tahu soalnya kostanku di mana."

"Oh gitu? Tapi kayanya Jihan gak bakalan ke luar deh, quality time sama suaminya."

I LOVE YOU, TANTE  [Minsung Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang