🌸
___________________________🍁
•
•
❇Eight❇
•
•
🍁
________________________
Jihan sedang memilih daging dan sayuran di supermarket. Tiba-tiba saja seseorang menepuk bahunya pelan. Jihan tersentak kaget lalu berbalik.Pekikan girang segera terdengar saat tahu siapa si pelaku yang mengagetkannya barusan.
"Elin? Kok di sini?"
"Aku lagi belanja bulanan, kamu belanja juga."
Jihan mengangguk kuat sebagai jawaban. "Lin, bukannya kamu harusnya ada di rumah sakit ya?"
"Oh, minggu ini aku ada jadwal jaga malam. Jadi siangnya free makanya aku pake waktu luangku buat belanja, kebetulan stok bahan masakan udah abis di kulkas."
Jihan tersenyum lebar. Akhirnya ia tak perlu belanja sendirian.
Mereka melanjutkan obrolan sembari memilih buah. Berbelanja bersama teman memang akan terasa lebih menyenangkan.
Setelah selesai dengan belanjaan masing-masing, Jihan menawarkan tumpangan pada Elin. Mereka pulang ke apartemen Elin untuk menyimpan belanjaan Elin sekaligus menitipkan daging yang Jihan beli juga belanjaan lainnya. Setelah itu mereka keluar untuk sekedar minum kopi atau minuman dingin lainnya di kafe.
Entah bagaimana awalnya, kini mobil Jihan terparkir apik tak jauh dari kafe di mana ia melihat Jeana dan suaminya makan siang beberapa waktu lalu.
Oh, di sini juga Jihan bertemu lagi dengan si bocah tengil itu.
Mereka memasuki kafe lalu memesan minum dilanjutkan dengan obrolan santai sambil menikmati suasana sore hari dari dalam kafe.
"Aku tahu toko roti enak, tapi rada jauh dari sini." Jihan menyesap americanonya pelan.
"Boleh dong kali-kali ke sana." Elin sangat antusias. Dia pecinta roti, makanya Jihan memberitahunya.
"Gampanglah, kita atur waktu aja kalau kamu lagi luang."
Saat tengah asik mengobrol, suara seseorang menginterupsi membuat Jihan menoleh seketika.
"Mbak Jihan?"
Panggilan sok manis itu membuat Jihan mengigit sendoknya tegang.
"Bener mbak Jihan ya, ngapain di sini?"
Elin yang tahu siapa gadis di hadapannya ini segera menyahut.
"Kamu sendiri ngapain di sini, Jeana?"
Gadis itu menoleh ke arah Elin. "Oh ada mbak Elin juga. Lihat deh! Mbak Jihan 'kan udah nikah udah punya suami kok masih nongki-nongki di kafe gini sih? Jangan-jangan ngegibahin mas Ekal lagi ya?"
Elin merotasikan bola matanya jengah sementara Jihan masih memilih diam.
"Mama pasti marah kalau tahu mbak Jihan makan sembarangan kaya gini. Mbak Jihan 'kan harus jaga kesehatan biar badannya sehat dan rahimnya subur--- biar gak mandul."
Jleb!
Perkataan Jeana benar-benar menusuk ulu hatinya.
"Saya abis belanja kebetulan ada Elin di sini, jadi mampir," jawab Jihan akhirnya.
"Oh gitu?" Jeana melirik piring cheesecake di meja Jihan lalu menyeringai.
"Jangan sering-sering makan kue Mbak nanti gula darah naik." Setelah itu dia berlalu dari hadapan Jihan meninggalan Elin yang sudah meremas gelasnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, TANTE [Minsung Lokal]
Teen Fiction---- BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA GAES ----- KALIAN KALAU NGASIH VOTE BERURUTAN DONG JANGAN LONCAT-LONCATAN! VOTE ITU BERARTI BUAT PENULIS! Pernahkah kalian dikejar-kejar berondong? Atau dikejar-kejar 'bocah' yang usianya 6 tahun lebih muda dari...