🌸
___________________________🍁
•
•
❇Will you marry me?❇
•
•
🍁
________________________Baca cuap-cuap diakhir chapter ya guys!
Hari-harinya di kantor terasa membosankan. Apa lagi setelah Beni berhenti mendatanginya---lebih tepatnya setelah Jihan menolak pernyataan cintanya.
Meski kadang Jihan merasa kedatangan lelaki itu mengganggu waktu kerjanya, namun di sisi lain Beni cukup menghibur, menghilangkan penat di kepala karena pekerjaan yang tak ada habisnya.
Jihan pikir setelah naik jabatan dan sering dipanggil oleh atasan akan membuat pekerjaannya sedikit berbeda, nyatanya sama saja. Tetap melelahkan dan membosankan. Ditambah lemburan yang hampir setiap hari ia bawa pulang ke apartment.
Oh iya, ini sudah dua minggu sejak acara wisuda Minho namun bocah tengil itu tak juga pulang ke tanah air atau sekedar memberinya kabar perihal nilai yang ia janjikan dulu.
Sial, rasa kesalnya memuncak setiap kali mengingat Minho.
"Kalau sudah tak menyukaiku harusnya katakan saja!" monolog Jihan sambil menyeduh teh di pantry kantor.
Segelas teh manis akan sedikit menenangkan otak dan pikiran yang terasa lelah karena rapat beberapa saat lalu juga karena lelahnya perasaan yang selama ini menghimpitnya.
"Ayo Jihan lupakan bocah itu!" Jihan menyemangati diri sendiri. "Lihat saja kalau aku bertemu dengannya akan kupukul kepala sialannya itu!"
"Mbak Jihan ngobrol sama siapa?" Yuna, salah satu rekan satu divisi mengagetkannya.
"Astaga Yuna! Kamu ngagetin aja!"
Yuna malah nyengir. "Siapa yang mau dipukul, Mbak?" tanyanya menggoda.
"Kamu! Mau kamu aku pukul?"
"Orang kangen mah emang galak ya," sahut gadis itu sambil terkekeh. "Ngangenin pacar ya, Mbak?"
"Sotoy kamu!"
"Kalau ketemu dipeluk aja, Mbak jangan dipukul." Gadis itu tersenyum lebar sambil membentu huruf V sebagai peace sign dengan jari tengah dan telunjuknya.
"Kamu mau ngapain ke sini? Bikin teh?"
"Astaga! Tuh 'kan hampir lupa. Mbak disuruh nganterin laporan yang diminta kemarin ke boss."
"Bukannya deadlinenya besok?" tanya Jihan bingung.
"Enggak tahu, disuruh sekarang katanya. Emang belum beres, Mbak?" tanya Yuna sedikit khawatir namun bernafas lega saat Jihan menggeleng sambil tersenyum.
"Udah kok. Ya udah saya duluan."
•
•
•
•Jihan mengetuk pintu dua kali lalu mendorong handle pintu setelah pemilik ruangan menyuruhnya masuk.
Di depan sana, atasannya tengah menatap ke luar jendela kaca, membelakanginya.
"Maaf, Pak. Ini berkas yang bapak minta." Jihan menaruh map biru itu ke atas meja. Ia hendak pamit keluar namun atasannya ini tak juga membalikan badan untuk sekedar melihatnya.
Tapi ... ada yang aneh. Jihan memperhatikan atasannya dalam diam. Ini seperti bukan Chandra.
Tepat saat bossnya itu berbalik saat itulah mata Jihan membelalak.
"M-minho?"
Lelaki itu tersenyum. "Long time no see, Squirrel."
Jihan membisu dengan mata tak lepas dari sosoknya. Itu Minho, tengah berdiri di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, TANTE [Minsung Lokal]
Teen Fiction---- BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA GAES ----- KALIAN KALAU NGASIH VOTE BERURUTAN DONG JANGAN LONCAT-LONCATAN! VOTE ITU BERARTI BUAT PENULIS! Pernahkah kalian dikejar-kejar berondong? Atau dikejar-kejar 'bocah' yang usianya 6 tahun lebih muda dari...