🌸
___________________________🍁
•
•
❇Three❇
•
•
🍁
________________________
Minho menatap kepergian tante tupainya dengan cengiran lebar. Berhari-hari dia memikirkan perempuan itu, perempuan yang menangis dalam diam di dalam mobil dan menatapnya kosong, dan hari ini tanpa sengaja ia bertemu lagi dengan perempuan itu.Minho khawatir saat melihat raut sedih si tante tupai untuk pertama kalinya, namun ia tak bisa berbuat banyak karena mereka tak saling kenal. Pikirannya tak bisa tenang melihat wajah penuh air mata itu, hingga membuatnya merasa bersalah, padahal Minho tidak melakukan apapun.
Tanpa Minho duga ternyata takdir kembali mempertemukan mereka dalam situasi tak terduga ini. Dan Minho semakin tak nyaman karena kembali mendapati perempuan itu kembali menangis di pertemuan kedua mereka. Meski begitu, Minho sedikit lega karena bisa mengajaknya bicara walau sambil marah-marah.
"Makin marah makin imut," kelakarnya sambil memencet kata sandi pintu apartmentnya.
"Galak sih, tapi ngegemesin," katanya lagi. Jangan lupakan senyum lebarnya.
Tring~~
Papa is calling...
"Hallo--"
"Kamu bolos lagi ya, Ho!" Suara papanya menyapu pendengaran. Minho segera masuk kamar lalu melemparkan tasnya ke sofa.
"Aku udah ngerti pelajarannya, Pa, gak usah ikut kelas juga aku bakalan lulus," balas Minho santai sambil melepaskan dasi yang memang ia pasang asal tadi pagi.
"Sia-sia papa nyewa bodyguard buat ngawal kamu." Gerutuan itu membuat Minho mendengus.
"Emang sia-sia, Pa."
"Masih berani ngejawab kamu!" Teriakan papanya kembali terdengar. Minho menjauhkan ponselnya dari telinga lalu--
Biip.
Ia mematikan sambungan. Tapi yang namanya tuan Chandra tak akan menyerah begitu saja. Karena tak lama kemudian sebuah panggilan kembali masuk ke ponselnya.
"Apa lagi sih tuan Chandra Natapradja?"
"Kok kamu matiin sepihak sih panggilannya!" Minho tuh paling malas kalau papanya sudah merengek seperti anak kecil.
"Panggilan dari papa tuh unfaedah tahu."
"Papa 'kan kangen sama kamu, Ho. Kamu kenapa gak ada di rumah?"
"Minho udah kabur dari rumah selama seminggu btw, Pa," balas Minho santai. Ia menuang air ke dalam gelas lalu meminumnya. Namun kegiatan minumnya kembali terganggu karena teriakan papanya di sebrang sana.
"Kok kamu kabur sih! Pulang dong Ho! Kamu gak mau ketemu papa?"
"Papa aja kalau Minho suruh pulang gak pernah nurut. Minho juga gak bakal nurut."
"Kartu kredit kamu bakal papa blokir kalau kamu gak pulang."
"Blokir aja, ngapain ijin segala?"
"Loh loh-- kok kamu santai gitu sih, Ho? Kamu dipinjemin duit sama si Renjun ya?"
Minho mencebik. "Enggaklah! Aku tuh no hutang-hutang club ya, Pa."
"Terus kamu dapet uang dari mana?"
Minho memutar bola mata malas, papanya ini kepo banget kalau sama urusan dia. Gak heran kalau kadang dia juga suka kepo sama urusan orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, TANTE [Minsung Lokal]
Genç Kurgu---- BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA GAES ----- KALIAN KALAU NGASIH VOTE BERURUTAN DONG JANGAN LONCAT-LONCATAN! VOTE ITU BERARTI BUAT PENULIS! Pernahkah kalian dikejar-kejar berondong? Atau dikejar-kejar 'bocah' yang usianya 6 tahun lebih muda dari...