🌸
___________________________🍁
•
•
❇Twenty Eight❇
•
•
🍁
________________________Sudah empat hari sejak ulang tahun Mina dan selama itu pula Jihan belum mengabarinya. Elin juga bersikap biasa, ia bahkan tak menanyakan apapun tentang pelukan malam itu ke pada Minho. Harusnya Minho lega. Harusnya Minho senang karena mommynya itu tak bertanya yang macam-macam padanya. Tapi ... kenapa Minho malah cemas.
Penjelasan dosen di depan sana tak sedikitpun menarik Minho dari lamunannya saat ini.
Bahkan saat kelas selesai dan Dirga mengajaknya makan siang, Minho masih hanyut dalam lamunannya.
"Minho!"
"E-eh? Kenapa, Ga?" Minho mengerjap kaget.
"Kamu yang kenapa, dipanggil dari tadi bukannya nyahut malah ngelamun aja. Ngelamunin apaan sih?" tanya Dirga yang kembali duduk di kursinya.
Minho terdiam sejenak lalu menggeleng. "Bukan apa-apa?"
"Kamu lagi ada masalah ya, Ho?"
"Enggak kok, Ga."
"Ya udah ayo ngantin. Laper aku!" Dirga kembali berdiri namun tak juga beranjak. Ia menunggu Minho yang kini malah terpaku melihat layar ponselnya yang menampilkan sebuah panggilan masuk dari seseorang.
"Kamu duluan deh, Ga. Nanti aku nyusul."
Dirga mengernyit bingung. Tapi kemudian tak ambil pusing saat kembali mendengar getaran ponsel Minho.
Ah, mau ngangkat panggilan dulu kali, pikirnya.
"Eh, Ga! Kita udah gak ada kelas lagi 'kan abis ini?"
"Iya, kenapa? Mau ikut nongkrong apa buru-buru kerja?"
Minho hanya tersenyum tipis tak berniat menjawab, lalu mengusir Dirga dengan gestur tangan yang ia kibas-kibas membuat Dirga berdecih namun tetap pergi. Setelah itu Minho menggeser ikon panggilan warna hijau dan panggilanpun terhubung.
"Hallo?" Suara lembut dari sebrang sana menyapa telinga. Minho tersenyum.
"Hm?"
"Masih di kelas, Ho?"
"Baru beres."
"Udah makan?"
"Belum."
"Makan di apartment ya, aku masakin."
"Serius, Tan?"
"Iya." Minho tersenyum lebar. Siapa yang tidak senang dimasakin pacar?
"Passwordnya masih sama 'kan?" tanya Jihan dari sebrang sana.
"Masih kok."
"Ya udah. Aku masuk apartment duluan ya, soalnya udah mau nyampe nih."
"Oke, Tan." Minho segera menyambar tasnya di meja. "Aku pulang sekarang."
"Jangan ngebut!"
"Gak akan. Tenang aja." Tentu saja itu bohong. Seorang Minho diajak bertemu Jihan, mana mungkin ia biarkan jarak mengikis waktu berharganya.
Hening. Minho pikir panggilan sudah ditutup ternyata masih terhubung.
"Ya udah aku matiin seka---"
"Minho!"
"Hm?"
"I love you."
Minho membeku. Wajahnya perlahan menghangat. Dengan senyuman lebar Minho menutupi wajahnya dengan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, TANTE [Minsung Lokal]
Teen Fiction---- BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA GAES ----- KALIAN KALAU NGASIH VOTE BERURUTAN DONG JANGAN LONCAT-LONCATAN! VOTE ITU BERARTI BUAT PENULIS! Pernahkah kalian dikejar-kejar berondong? Atau dikejar-kejar 'bocah' yang usianya 6 tahun lebih muda dari...