🍃 Twenty Two

1.1K 156 120
                                    

🌸
___________________________

🍁


Twenty Two


🍁
________________________

Aku tahu ini belum 3K tapi karena aku gabut jadi ya udah aku up aja wkwkwk...

Makasih udah baca
luv yu kelean hehe...
 

______________________

Minho mengikat tali celemeknya lalu berseru. "Let's go!" Dengan semangat. Elin di sampingnya terkikik geli. Tak tahan melihat Minho yang persis dirinya saat pertama belajar masak dulu.

"Nih, kamu cuci kentangnya terus kupas, potong dadu, cuci lagi." Minho menerima sebaskom kecil kentang yang telah menanti untuk ia eksekusi.

"Semua nih, Mom?"

"Ya enggaklah, separo aja, yang makannya 'kan cuman kita bertiga."

"Oke," jawab Minho semangat.

"Selagi kamu masak, mommy mau keluarin daging dulu dari freezer, kalau nanti kamu masak sendiri, ini yang paling pertama kamu kerjain ya, terus rendem pake air dingin biar esnya cair baru ngurusin sayur."

"Siap, Mom."

Minho mulai melaksanakan tugasnya sementara Elin beralih mengeluarkan daging dari freezer lalu menyiapkan bumbu.

"Duh, gak sabar pengen masakin buat tante tupai," celetuk Minho masih dengan tangan yang sibuk mengupas kentang. Padahal mengupas kentang saja belum selesai tapi Minho sudah berkhayal memasak makanan untuk Jihan.

Elin hanya geleng-geleng kepala. Anaknya ini begitu bersemangat dalam rangka belajar masak sup daging kesukaannya.

Ini makanan pertama yang Elin masak untuknya dulu dan langsung menjadi makanan favorite Minho. Karena itulah Minho akan belajar memasaknya agar bisa ia sajikan untuk Jihan.

Membayangkannya membuat Minho begitu bersemangat.

"Aduduh, kok perih Mom!" Mata Minho sudah kedip-kedip berair. Elin yang sibuk menyiapkan ayam segera mendekat, menatapnya khawatir.

"Jangan nunduk Ho, ngupas bawang merah tuh ya mukanya harus dijauhin." Minho sudah menangis bombay.

"Aku 'kan cowok gak boleh nangis hiks-- tapi kok air matanya keluar sendiri sih, Mom."

Seketika kekhawatiran Elin berubah menjadi gelak tawa. Kasihan tapi lucu.

"Makanya belajar masak yang bener, masa nanti nangis depan Jihan. Malu-maluin aja." Elin mengambil alih pisau di tangan Minho.

"Sana kamu cuci tangan dulu sekalian basuh muka biar perihnya hilang, terus ke sini lagi, lihatin cara mommy ngupas bawang." Tanpa berniat membantah, Minho segera berlari ke westafel untuk mencuci tangan lalu mencipratkan air ke wajahnya.

Bilangnya sih air mata keluar sendiri, tapi tetap aja pas air matanya udah berhenti ingusnya masih bersarang di hidung, jadilah Minho seperti orang pilek.

Setelah menghaluskan bumbu, proses memasakpun dimulai. Minho benar-benar melakukan semua arahan dari Elin.




Sepiring nasi beserta lauk tersaji di hadapan. Chandra tersenyum melihat Elin yang masih menyendokan nasi untuk Minho.

"Makan yang banyak, Ho--- daddy juga."

I LOVE YOU, TANTE  [Minsung Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang