🌸
___________________________🍁
•
•
❇Thirty Six❇
•
•
🍁
________________________
Minho kembali ke apartment dengan tangan kosong. Rasa laparnya hilang begitu saja setelah bertemu Jihan.Tubuhnya terasa lemas. Ia segera menghempaskan tubuh ke atas ranjang, kembali mengingat wajah cantik Jihan yang ia lihat beberapa menit lalu.
Cantik.
Jihan sangat cantik. Dengan rambut hitam pendeknya membuat tupai manis itu terlihat lebih dewasa. Ini pertama kalinya Minho melihat rambut baru Jihan. Perubahannya begitu kentara namun tak melunturkan kecantikan perempuan itu.
"Padahal dulu gak pernah nurut tiap aku saranin ganti warna rambut," gumam Minho. Ia tersenyum kecil dibalik rasa sesaknya.
Jihan terlihat terburu-buru. Pasti dapat telpon dari suaminya, atau mungkin anaknya di rumah menangis?
Minho jadi penasaran, selucu apa anak Jihan sekarang. Apa mirip Jihan, atau justru mirip suaminya?
Terlalu larut memikirkan Jihan, tanpa sadar Minho terlelap dengan posisi terlentang di pinggir ranjang sedang kakinya menjuntai ke lantai.
•
•
•
•Minho membuka mata saat merasakan tepukan pelan di pipinya.
"Ho, bangun!"
Minho mengerjapkan matanya pelan yang langsung ia pejamkan kembali saat melihat Chandra berdiri di sampingnya.
"Loh, kok malah merem lagi. Kamu gak kangen papa apa?"
Minho mendengus lalu bangun, mengubah posisinya menjadi duduk di pinggir ranjang.
"Emang kalau Minho kangen, papa mau peluk Minho?"
"Mau dong!" Tanpa menunggu persetujuan Minho, Chandra langsung berhambur memeluk tubuh Minho.
Minho melotot kaget. Apa-apaan ini?! Minho 'kan bukan anak kecil, kenapa harus dipeluk seerat ini!
Di ambang pintu, Elin terkekeh geli melihat wajah kaget Minho. "Papa kamu emang manja sejak mommy hamil, Ho."
"Manja sih manja, tapi jangan erat-erat, Minho susah nafas nih, Pa!" Minho berdecak sambil berusaha melonggarkan pelukan Chandra karena demi apapun papanya ini terlalu erat memeluknya. "Haduh! Papa gak sadar umur banget sih! Udah tua juga kelakuan kaya anak kecil!"
Setelah beberapa lama, Chandra melepaskan pelukan lalu cengengesan tanpa dosa.
"Ayo makan malam, Ho!" Entah perasaan Minho saja, atau memang papanya ini sedang dalam mood yang baik. Chandra bahkan tidak protes saat Minho menghinanya tadi.
"Cuci muka dulu, baru makan!" teriak Elin yang sudah keluar dari kamar.
Minho kembali dibuat melongo saat Chandra mengusak surainya sekilas lalu beranjak keluar kamar menyusul Elin yang sudah melenggang ke dapur.
Apa-apaan itu?
Meski Chandra ini papanya, tapi Minho merasa canggung jika terlalu banyak skinship di antara mereka. Selama ini juga Minho lebih dekat dengan Elin dari pada papanya. Chandra 'kan workaholic, jangankan pelukan, sekedar menepuk pundaknya saja jarang. Tentu saja perubahan sikapnya yang sekarang membuat Minho menganga tak percaya.
"Yang ngidamkan mommy, kenapa yang gila papa?"
Minho tak ingin memikirkannya, ia memilih beranjak ke kamar mandi untuk cuci muka lalu ke luar kamar menghampiri mereka yang sudah duduk melingkari meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, TANTE [Minsung Lokal]
Teen Fiction---- BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA GAES ----- KALIAN KALAU NGASIH VOTE BERURUTAN DONG JANGAN LONCAT-LONCATAN! VOTE ITU BERARTI BUAT PENULIS! Pernahkah kalian dikejar-kejar berondong? Atau dikejar-kejar 'bocah' yang usianya 6 tahun lebih muda dari...