🌸
___________________________🍁
•
•
❇Thirty Nine❇
•
•
🍁
________________________
Minho menatap langit-langit kamarnya dengan kepala pening. Terlalu banyak memikirkan Jihan, hingga melupakan makan malamnya.Minho bangkit, mendudukan tubuhnya di kasur lalu kembali melamun.
Banyak hal yang ia pikirkan namun masih tetap pada satu tujuan--- Jihan. Pusat dari hidup Minho. Ia masih merindukan tupai manis itu. Senyumnya, tawanya juga pelukannya.
Hangat tubuh Jihan masih terasa di tubuhnya. Minho ingin kembali memeluk tubuh mungil itu erat.
Ia terus memutar otak mencari cara agar bisa kembali bertemu Jihan, sedangkan jam sudah menunjukan pukul 9 malam.
Di saat-saat seperti ini, Minho merasa menjadi manusia paling bodoh. Tak ada gunanya otak genius yang ia miliki. Kenapa memikirkan pelajaran sekolah begitu mudah, tapi memikirkan cara berdekatan dengan Jihan begitu sulit.
Ia mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.
"Hallo, Dirga? Aku butuh bantuanmu lagi, Dir."
•
•
•
•Jihan baru saja mematikan TV, berniat ke kamar untuk beristirahat saat suara bel apartmentnya berbunyi.
Melirik jam dinding sekilas, Jihan mengernyit, siapa yang bertamu semalam ini? Tidak mungkin 'kan itu supir kantor yang mengirimkan berkas lemburan untuknya? Ayolah! Besok 'kan libur, Jihan ingin menikmati hari liburnya tanpa rentetan angka menyebalkan itu!
Cklek---
Jihan terdiam. Orang itu juga. Hingga sebuah senyuman terukir di bibirnya.
"Malam, Tan. Aku ganggu ya?"
Jihan melihat Minho dari atas sampai bawah. "Kamu belum ganti baju?"
Sementara yang ditanya hanya mengangguk kaku sambil menggaruk tengkuk canggung.
Jihan menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri menyadari lorong yang sudah sepi.
Belum jam sepuluh, pikirnya.
"Masuk dulu deh, sini!" Ia membuka pintu lebih lebar membiarkan Minho masuk ke dalam apartmentnya.
"Ada apa malam-malam ke sini, Ho?" tanya Jihan sesaat setelah mendudukan diri di sofa. Tadinya ia ingin membuatkan minum, namun Minho menolak.
"Aku mau minta kontak tante, tadi lupa."
Jihan mengernyit. "Cuman itu?"
"I-iya, cuman itu."
"Kenapa gak besok aja?"
"Takut besok keburu sibuk, jadi gak sempet ketemu," jawab Minho cepat.
Jihan manggut-manggut lalu meminta ponsel Minho. Namun dirinya dibuat tertegun setelah melihat wallpaper di ponsel itu.
Foto dirinya.
Mendadak Jihan merasa salah tingkah. Apa lagi saat menyadari Minho yang sedari tadi menatapnya. Ia segera mengetikan sederet angka di layar lalu menekan dial panggilan hingga ponsel di mejanya bergetar dengan layar menyala menampilkan nomor tak dikenal.
"Itu nomor aku," kata Jihan. "Simpan baik-baik ya, jangan dihapus lagi."
Minho tersenyum tipis lalu mengangguk. Merasa sudah cukup melihat wajah manis Jihan, Minho segera berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, TANTE [Minsung Lokal]
Teen Fiction---- BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA GAES ----- KALIAN KALAU NGASIH VOTE BERURUTAN DONG JANGAN LONCAT-LONCATAN! VOTE ITU BERARTI BUAT PENULIS! Pernahkah kalian dikejar-kejar berondong? Atau dikejar-kejar 'bocah' yang usianya 6 tahun lebih muda dari...