🍃 Twenty One

1.2K 171 124
                                    

🌸
___________________________

🍁


Twenty One


🍁
________________________
Penting!
Baca tulisan diakhir cerita ya :)

  

Hari kelulusan tiba. Sekolah mengadakan acara perpisahan sekaligus kenaikan kelas.

Jihan dan Haekal juga Naya meluangkan waktu untuk datang dan memberi selamat secara langsung ke pada Yeji. Mereka berfoto bersama. Jihan cukup menikmatinya. Kali ini ibu mertuanya itu tak lagi mendelik kesal dan bicara sinis padanya. Mungkin karena di depan khalayak umum, nyonya besar Kusuma itu harus menjaga image.

Setelah berfoto dengan Yeji, Jihan segera menolehkan kepala ke kanan dan kiri mencari seseorang. Hingga tatapan matanya bertemu dengan manik hitam yang kini tengah menatapnya dalam diam.

Jihan tersenyum tipis. Rasanya ingin mendekat, namun akan terlihat mencurigakan jika ia tiba-tiba menghampiri bocah itu.

Bocah itu memutus kontak mata saat Haekal mendekati Jihan lalu mereka mengobrol. Tanpa sepengetahuan Haekal, Jihan mengetikan sesuatu di ponselnya.

Minho, yang kini menatap sendu calon kekasihnya di ujung sana segera merogoh sakunya saat merasakan getaran di ponselnya. Satu pesan masuk dari Jihan.

Minho membaca pesan singkat dengan tak sabaran. Senyum manis mengembang di wajahnya. Ia segera menelpon seseorang.

"Hallo, mommy?"

"Iya, Ho."

"Mommy udah sampe?"

"Udah, bentar ya ini nunggu papa kamu dulu, masih di jalan katanya, baru beres meeting soalnya."

"Mommy masuk duluan aja, buruan! Nunggu papa di dalam aja, aku sendiri tahu kaya anak hilang."

"Ya udah mommy masuk. Kamu sebelah mana?"

"Gak jauh dari kursi tamu undangan. Deket pohon akasia sebelah kanan panggung. Pokoknya tempat anak-anak lagi foto sama keluarganya."

"Oke mommy masuk sekarang."

Piip.

Minho manatap layar ponselnya penuh arti. Tak apa papanya telat, yang saat ini ia butuhkan adalah mommy Elin bukan papanya.

Ia melambai saat melihat sosok Elin yang sudah tak jauh dari jaraknya. Perempuan yang sudah dua bulan menyandang gelar sebagai mommy-nya ini tersenyum manis lantas mendekat.

"Wah selamat ya! Anaknya papa Chandra emang hebat!" seru Elin girang melihat Minho dengan buku kelulusan di tangannya.

"Papa Chandra apa daddy Chandra?" goda Minho membuat Elin bersemu.

"Dia papa kamu, sekaligus daddynya mommy."

"Eh-- itu Jihan ya?" tanya Elin. Sesuai dugaan, mata Elin selalu jeli dengan keberadaan Jihan, itulah alasan Minho segera memanggilnya ke mari tanpa menunggu papanya.

"Minta dia fotoin yuk, Ho!"

"Emang gak apa-apa, Mom?"

"Gak papa lah! Oh, ada si Ekal juga ternyata."

Iya, Jihan sedang bersama Yeji dan Haekal. Minho tahu itu.

"Udah yuk!" Elin menarik tangan Minho.

"Jihan!" Elin sedikit berteriak, yang dipanggil menoleh lantas tersenyum.

"Eh, Lin?" Jihan sedikit terkejut melihat Elin menarik Minho di belakangnya.

I LOVE YOU, TANTE  [Minsung Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang