🌸
___________________________🍁
•
•
❇Fourty Five❇
•
•
🍁
________________________Jihan berjalan menyusuri rak mie instan dengan langkah malas. Tadinya ia tak ingin mampir ke mini market, tapi setelah ingat bahwa stok makanan di apartment habis dan ia belum sempat belanja bulanan, jadi sepulang dari kantor Jihan putuskan untuk mampir sebentar. Sekedar mencari pengganjal lapar.
Satu cup ramen, sebungkus sosis dan sebotol air mineral menjadi menu makan malamnya kali ini. Jihan sengaja menyeduh ramennya di sana. Makan ramen sambil menikmati suasana malam di depan mini market sepertinya bukan ide yang buruk.
Ternyata Jihan salah. Berlama-lama di luar ruangan membuat moodnya turun drastis. Di meja depan sana ada sepasang remaja tanggung yang sedang tertawa bersama, menikmati minuman mereka sembari mengobrol, tak sengan si bocah lelaki mengusak rambut si perempuan dengan gemas.
Jihan berdecih. Ini bahkan bukan malam minggu kenapa ia harus melihat sepasang kekasih yang sedang bermesraan begini, sih!"
Jihan segera membereskan sampah ramennya lalu beranjak. Ia tidak ingin terlihat semakin menyedihkan dengan terus melihat orang lain bermesraan.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ada pesan masuk dari Elin rupanya.
Elin
Sabtu besok nonton yuk?
Kita berempat?
Enggak, bertiga
Mas Chandra gak usah ikut
Biar kamu gak ngenesJihan mencebik. Masih sempat-sempatnya Elin menggoda dirinya.
Elin
Gimana?
Ya udah deh oke
Mau aku jemputGak usah
Ketemu di depan bioskop aja
Nanti aku dianter papanya Luna•
•
•
•Jihan menatap heran lelaki di hadapannya. Rencananya 'kan ia akan menonton film bersama Elin dan Luna. Namun sahabatnya itu tiba-tiba membatalkan janji. Lalu datang lelaki dengan setelan kasual namun terlihat mewah menghampirinya yang tengah menggerutu sebal.
Beni Bramanta. Laki-laki itu mengajak Jihan untuk menonton. Jihan semakin menggerutu---menyumpahi kelakuan Elin---dalam hati. Sudah jelas ini ulah sahabatnya.
Niatnya untuk quality time bersama Elin dan Luna malah berakhir layaknya blind date dengan Beni.
Akhirnya meskipun canggung, Jihan tetap melanjutkan acara nontonnya. Tiketnya sudah terlanjur ia beli, sayang jika tidak dipakai.
"Mau makan di mana, Ji?" tanya Beni saat keluar dari bioskop. Sebenarnya Jihan ingin makan ayam geprek mang Jae, tapi tidak ingin bersama Beni.
Jihan tidak ingin merusak kenangan bersama Minho. Ia hanya pergi ke sana dengan bocah tengil itu. Jika ia pergi ke sana dengan orang lain, itu akan merusak moment-momentnya bersama Minho yang selama ini ia simpan baik dalam ingatan.
"Terserah, aku ikut aja, Mas." Beni tersenyum mendengar panggilan itu. Tanpa menunggu lama, Beni segera membawa Jihan ke salah satu restoran di dalam mall tersebut. Memesankan makanan mahal untuknya berharap Jihan akan tersentuh.
Di tengah-tengah acara makan tersebut Beni kembali membahas tentang kejelasan status mereka juga jawaban atas perasaannya membuat Jihan kebingungan memilih jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, TANTE [Minsung Lokal]
Подростковая литература---- BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA GAES ----- KALIAN KALAU NGASIH VOTE BERURUTAN DONG JANGAN LONCAT-LONCATAN! VOTE ITU BERARTI BUAT PENULIS! Pernahkah kalian dikejar-kejar berondong? Atau dikejar-kejar 'bocah' yang usianya 6 tahun lebih muda dari...