🌸
___________________________🍁
•
•
❇Eleven❇
•
•
🍁
________________________
Hari ini Jihan kembali bertemu Elin, kebetulan dokter muda itu sedang ada libur, jadi dia mengajak Jihan untuk kembali bertemu, katanya sekalian mengenalkan calon. Tentu saja Jihan tidak akan menolak. Ia sudah mengharapkan ini dari lama di mana sahabatnya akan mengenalkan calon suami padanya.Di sinilah Jihan berada, duduk di salah satu restoran di dalam mall, kebetulan calon suami Elin sedang ada urusan di sekitar sini katanya.
Jihan merogoh ponsel di tasnya lalu menghubungi Elin. Baru dering pertama, Jihan kembali mematikan panggilan saat Elin sudah berdiri tak jauh darinya.
"Elin!" panggil Jihan.
Elin celingukan mencari sumber suara, tak lama kemudian senyumnya mengembang saat maniknya menemukan keberadaan Jihan.
Elin berjalan ke arahnya lalu mendudukan diri, tak lupa menyeruput minuman Jihan.
"Cape banget kayanya?" Jihan menatap Elin heran, seperti orang yang habis keliling lapangan. Elin menyengir lebar.
"Biasa abis keliling toko, Ji," jawabnya sambil mengangkat tiga paperbag berisi belanjaannya.
Tak ada yang berubah ternyata, Elin tetap maniak belanja.
"Oh iya, mana calonnya?" tanya Jihan saat mengingat inti penting dari pertemuan kali ini. Elin berdecih.
"Masih meeting 10 menitan lagi katanya. Lihat aja kalau 15 menit gak datang gak akan aku angkat telpon dia." Yang ditanya malah ngomel-ngomel, membuat Jihan mengernyit bingung.
"Pacar kamu lagi kerja?"
Elin hanya mengangguk.
"Tahu gitu mah mending nanti aja ketemunya, Lin. Aku gak enak kalau nanti malah ganggu kerjaan dia."
Elin mengibaskan tangan tak peduli. "Santai aja, Ji. Dia mah bucin gak bakalan nolak kalau aku suruh."
"Tapi 'kan kasian nanti dimarahin bosnya."
"Mana ada yang berani marahin dia. Orang dia kok bosnya," sahut Elin santai. Lalu gadis itu segera memesan minum dua porsi, untuk dirinya sekaligus sang pacar.
Ponsel Elin berunyi. Dengan senyum merekah Elin segera mengangkatnya.
"Hallo Dad?"
Kening Jihan mengernyit, Dad? Sejak kapan Elin manggil ayahnya dengan sebutan Dad?
"Oh udah sampe? Masuk sini coba, aku di meja samping gak jauh dari pintu masuk." Elin menoleh ke arah pintu di mana orang yang ia tunggu berada. Lalu gadis itu melambaikan tangan sesaat agar orang tersebut menghampirinya.
Jihan ikut menoleh, di saat bersamaan orang tersebut sampai di depan mejanya.
"Hey baby, menunggu lama?" Orang tersebut mencium kening Elin tanpa malu. Jihan melotot kaget melihatnya sementara wajah Elin sudah memerah.
"Don't do that here, Dad! Aku malu," rengeknya saat menyadari tatapan menggoda Jihan.
Orang tersebut terkekeh lalu menoleh saat menyadari keberadaan Jihan.
"Ini temen kamu?"
"Hm, dia Jihan sahabatku. Jihan, ini mas Chandra pacarku."
"Hay, aku Jihan, Mas." Jihan mengulurkan tangan yang langsung dijabat oleh lelaki tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, TANTE [Minsung Lokal]
Teen Fiction---- BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA GAES ----- KALIAN KALAU NGASIH VOTE BERURUTAN DONG JANGAN LONCAT-LONCATAN! VOTE ITU BERARTI BUAT PENULIS! Pernahkah kalian dikejar-kejar berondong? Atau dikejar-kejar 'bocah' yang usianya 6 tahun lebih muda dari...