🍃 Thirty Eight

1.1K 141 45
                                    

🌸
___________________________

🍁


Thirty Eight


🍁
________________________

Setelah berpisah dari Minho, hidup Jihan tak serta merta membaik. Justru semakin buruk karena Haekal tetap melanjutkan rencananya untuk menikahi Jeana.

Jihan hancur. Terpuruk. Tanpa obatnya, tanpa Minho-nya.

Tertatih ia mengumpulkan kepingan hati yang telah remuk seremuk-remuknya. Hanya tangis yang bisa meredam sesak di dadanya. Berusaha terlihat kuat di depan mereka. Hingga kabar itu terdengar di telinga Mina.

Siapa sangka, Yeji si adik ipar yang tak lain adalah adik Haekal sendiri yang melaporkan penghianatan kangmasnya ke pada Mina.

Yeji sudah berusaha melarang Haekal agar tidak menikahi Jeana. Yeji tak ingin Jihan semakin terluka.

Selama ini hanya Jihan yang mengerti dirinya. Bahkan mamanya sendiri tidak. Naya terlalu sibuk memikirkan Haekal, sedangkan Yeji bagaikan boneka yang harus menuruti semua keinginannya.

Yeji pikir, setelah ia lulus SMA, Yeji bisa memilih hidupnya sendiri. Nyatanya tidak, Naya masih tetap mengaturnya. Hanya Jihan yang selalu datang menghiburnya layaknya seorang kakak.

Yeji menyayangi Jihan, ia tak ingin Jihan terus disakiti.

Tepat dua minggu setelah kepergian Minho, Jihan menggugat cerai Haekal. Tentu saja atas permintaan Mina. Jihan tidak seberani itu untuk mengecewakan sang ibu. Namun siapa sangka justru ibunya lah yang memintanya menggugat cerai Haekal.

Awalnya Jihan ragu. Namun Mina terus meyakinkan.

Meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Semua penderitaan yang selama ini Jihan tanggung akan segera hilang jika ia berpisah dengan Haekal.

Jihan menyerah. Ia tak bisa memberikan Haekal keturunan. Jadi biarkan Jeana yang melakukannya.

Setelah resmi bercerai dengan Haekal, Jihan pulang ke rumah ibunya. Selama beberapa bulan ia hanya diam di rumah, termenung merindukan obatnya.

Kadang ia bertemu Yeji, namun itu tak berpengaruh banyak. Ia tetap merindukan obatnya saat kembali menginjakan kaki di rumah.

Beberapa bulan kemudian, Elin memberinya kabar baik, bahwa kini sahabatnya itu hamil. Tak hanya itu, Elin juga berencana mengunjungi Minho di Sydney.

Darahnya berdesir hebat. Jantung Jihan berdebar mendengarnya.

Ia ingin menemui Minho, namun Jihan cukup sadar diri. Dirinya yang menyuruh Minho berhenti, dirinya penyebab Minho pergi. Masih pantaskah jika ia bilang bahwa dirinya rindu?

Jihan tak bohong saat mengatakan bahwa Elin adalah sahabat terbaiknya. Elin sangat mengerti perasaan Jihan bahkan tanpa Jihan beritahu.

Saat itu contohnya, Elin dengan senang hati mengirimkan foto curiannya.

Foto Minho saat tengah memasak. Elin memotretnya dari samping dan juga belakang. Belum lagi foto Minho saat menemaninya belanja di Sydney. Di situ Jihan bisa melihat jelas wajah tampan Minho.

Tapi Jihan yakin, aslinya pasti lebih tampan dari sekedar di foto.

Tak hanya mengiriminya foto Minho, Elin juga menyuruh Jihan untuk bekerja di perusahaan Chandra, agar sahabat tupainya itu tak hanya berdiam diri di rumah dan terus meratapi kesendiriannya.

"Kamu gak bisa kaya gini terus, Ji. Buktikan ke Haekal kalau kamu bisa lebih baik tanpa dia!" kata Elin saat itu.

"Sebenernya Haekal datang padaku kemarin, Lin."

I LOVE YOU, TANTE  [Minsung Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang