🍃 Thirty One

1K 138 42
                                    

🌸
___________________________

🍁


Thirty One


🍁
________________________


Ada beberapa hal yang tak bisa kita dapat di dunia ini. Ada beberapa hal yang terjadi tak sesuai dengan keinginan. Dan ada beberapa hal yang terasa sulit untuk dikendalikan. Seperti perasaan Jihan.

Inginnya, ia melupakan Minho. Inginnya, ia membangun rumah tangga yang harmonis dengan Haekal. Namun kenyataannya tak sesuai keinginan. Perasaannya pada Minho tak juga berubah.

Jihan masih sering merindukan lelaki itu. Dan itu bukan hal yang baik.

"Aku mau minta bantuan kamu, Lin."

Pada akhirnya ia butuh bantuan Elin. Hanya Elin yang terlintas di benaknya saat ini. Hanya Elin yang mampu membantunya melupakan sosok Minho.

"Apa yang bisa aku bantu, Ji?" tanya Elin dengan tatapan lembutnya. Jihan bersyukur Elin masih mau membantu meski ia sudah mengecewakan kepercayaannya.

"Kamu tahu 'kan Lin, hubunganku dengan Minho itu salah?" cicitnya pelan. Elin mengangguk.

"Itu artinya aku harus mengakhirinya bagaimanapun caranya." Nafas Jihan tercekat. "Dan itu artinya--- aku harus kembali melukai hati Minho."




Setelah Jihan pergi, Elin segera menekan dial panggilan pada seseorang.

"Apa Mom?" Suara Minho langsung mengalun menyapa pendengaran.

"Kamu sibuk gak, Ho?"

"Lumayan, kenapa?"

"Nanti malam mampir ke rumah ya? Kamu gak kangen mommy sama papa apa, Ho?"

"Ya kangen, sih."

"Makanya! Main ya?"

"Aku gak janji ya, Mom."

"Masa harus mommy sama papa sih yang main ke apartment kamu, Ho?"

"Gak usah, Mom. Kalian 'kan habis kerja pasti capek."

"Makanya itu. Jadi gimana?"

"Iya, nanti aku usahain mampir deh."

Elin tersenyum kecil. "Nah gitu dong, baru anak mommy."

"Hm."

"Ya udah lanjut kerja sana. Mommy juga mau periksa pasien."

"Hm, see you soon, Mom."

Panggilan tertutup. Elin segera mengantongi ponselnya lalu bergegas keluar ruangan. Masih ada beberapa pasien yang harus ia periksa.




Pintu kafe terbuka menimbulkan bunyi saat pintu kaca itu bertabrakan dengan aksesoris yang menggantung di atasnya.

Jihan mendongak lalu mengulas senyum canggung menyadari seseorang yang kini berjalan ke arahnya.

"Udah nunggu lama?" Lelaki itu menarik kursi di hadapan Jihan lalu mendudukinya.

"Belum, baru lima menitan." Jihan menjawab pelan.

"Maaf ya, tadi ada meeting dadakan, jadi telat datangnya."

"Gak papa, Minho."

Setelah tadi bertemu Elin, kini Jihan bertemu Minho. Selain karena merindukan lelaki itu. Ada sesuatu yang harus Jihan beritahu pada Minho.

I LOVE YOU, TANTE  [Minsung Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang