🍃 Fiveteen

1.2K 146 22
                                    

🌸
___________________________

🍁


Fiveteen


🍁
________________________

Ganteng 'kan? Ganteng banget!Ganteng pisan!Hadoooh gak kuaddd pengen pink sun Inoooo:'(       

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ganteng 'kan?
Ganteng banget!
Ganteng pisan!
Hadoooh gak kuaddd
pengen pink sun Inoooo:'(
   
   

Sudah tiga hari Jihan menggantikan peran Elin sebagai 'si baik hati yang memberi makan manusia tak tahu diri macam Minho.'

Di hari keempat ini Jihan berniat membuatkan makanan untuk Minho dan mengirimkan makanan itu ke sekolahnya nanti sekalian menjemput Yeji. Bukan apa-apa, hanya saja setelah tiga hari ini selalu menemani Minho makan siang di luar, Jihan kembali di cap sebagai menantu yang doyan kelayapan. Dan Ekal kembali melarangnya keluar rumah tanpa alasan yang jelas.

Terkekang sekali hidup sebagai menantu keluarga Kusuma. Kadang Jihan berpikir, apa hidupnya akan berbeda jika ia tidak menjadi bagian keluarga Kusuma?

Apa hidupnya akan lebih baik? Atau justru lebih buruk?




Jihan menatap layar ponselnya aneh. Ini sudah jam 10 pagi, Jihan yakin Minho sudah istirahat, tapi kenapa pesan chat darinya tidak dibalas, dibacapun tidak oleh bocah itu.

Tidak biasanya Minho mengabaikan chat darinya. Bahkan jika Jihan mengabarinya di jam-jam kelas pun, Minho pasti segera membalas.

"Apa aku telpon aja kali ya?" Jihan berjalan ke pintu lalu menguncinya. Jaga-jaga takut ada orang masuk, ya walau di rumah saat ini hanya ada ibu mertua dan pembantunya saja.

Jihan menekan panggilan ke nomor Minho. Namun hingga deringnya berhentipun panggilannya tidak diangkat.

"Dia lupa bawa hape ke sekolah?" monolognya lagi. Merasa jenuh, Jihan memutuskan untuk membuka IG saja. Tapi baru beberapa menit berlalu ia segera menutup aplikasi tersebut lalu kembali membuka kontak panggilan dan menekan dial panggilan ke nomor Minho--- lagi.

Di dering ketiga seseorang di sebrang sana menjawab.

"Minho?" panggil Jihan pelan. Ia takut orang lain yang menjawab panggilannya.

Lama tak ada sahutan. Perasaan Jihan mulai tak enak.

"Tan-te ..." Suara lirih Minho terdengar.

"Suara kamu kenapa?"

"Kok kaya orang sakit gitu? Kamu sakit?"

"Iya."

"Sakit apa?"

"Gak tahu."

"Terus sekarang kamu di mana?"

"Kost-an, Tan."

Dengan rasa panik yang tiba-tiba menyerang, Jihan segera mengambil tas dan dompetnya.

I LOVE YOU, TANTE  [Minsung Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang