🌸
___________________________🍁
•
•
❇Five❇
•
•
🍁
________________________
"Saya gak nyangka kalau anak sultan kaya kamu bisa merakyat juga."Mereka sedang menikmati makan siangnya-- ah atau mungkin makan sorenya karena ini sudah hampir jam tiga. Sekolah Minho pulang jam dua soalnya.
"Kata siapa aku anak sultan?"
"Kata saya lah. Kostan kamu 'kan bukan kostan murah, saya tahu itu."
"Tahu dari mana, Tan?" tanya Minho lagi. Sedari tadi Minho sibuk memisahkan daging ayam dengan kulitnya. Sekarang dia mulai memakan daging ayamnya.
"Saya pernah mau beli apartemen di sana, tapi uangnya gak cukup."
"Masa? Kan tante juga anak sultan. Buktinya tante punya mobil."
Jihan terkekeh dan itu sukses membuat Minho menghentikan kunyahannya.
"Itu mobil di kasih suami saya."
Minho membulatkan matanya kaget. "Tante beneran udah nikah?"
Anggukan kepala membuat bahunya luruh seketika. "Kirain aku tante cuman bercanda."
Tatapan Minho teralih pada kulit ayam di piring Jihan.
"Tan, tante suka kulit ayam juga?"
"Hah?"
"Itu kulitnya dipisahin buat dimakan belakangan 'kan?" Bocah itu menunjuk piring Jihan dengan dagunya. Jihan ikut menunduk melihat piringnya.
"Oh, ini. Dulu sih suka, cuman sekarang lagi gak bisa makan."
"Loh kenapa?"
"Saya lagi diet."
Minho menilik Jihan dari atas hingga bawah. "Tante gak gendut kok, ngapain diet?"
Jihan tak menjawab. Tak mungkin 'kan dia menjawab dietnya ini untuk program kehamilan?
"Padahal kulit ayam enak tahu," goda Minho sambil melahap sepotong kulit ayam di piringnya. Padahal niatnya mau dimakan belakangan, tapi demi menggoda Jihan tak apa ia makan sepotong di awal.
Jihan mengangguk.
"Iya saya tahu."
"Ya udah makan aja, Tan!"
"Gak bisa, mertua saya bisa marah kalau tahu saya makan kulit ayam tepung begini."
"Marah kenap--" Minho tidak melanjutkan ucapannya saat melihat perubahan di wajah Jihan. Ia terdiam sejenak lantas tersenyum.
"Jadi kulit ayamnya gak bakal tante makan nih?" Jihan mengangguk.
"Ya udah buat aku aja!" Dengan seenak jidatnya, Minho mencomot kulit ayam di piring Jihan.
"Jangan, itu bekas tangan saya!"
"Gak papa, biar orangnya lengket kalau makan seporsi berdua. Ini 'kan seporsi. Tante makan dagingnya, aku makan kulitnya."
Jihan hanya merotasikan bola mata malas. Percuma membalas ucapan Minho, tidak akan ada habisnya. Jadi ya sudah, terserah bocah itu saja.
•
•
•
•Mobil Jihan berhenti di depan gedung apartemen Minho, namun anak itu tak kunjung turun.
"Kok diem? Gak mau turun?" tanya Jihan bingung.
"Aku masih kangen sama tante."
Jihan itu memang gombal-able, tapi dia tidak menyangka kalau bocah tengil di depannya juga akan terus-terusan melontarkan gombalan receh ke padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, TANTE [Minsung Lokal]
Teen Fiction---- BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA GAES ----- KALIAN KALAU NGASIH VOTE BERURUTAN DONG JANGAN LONCAT-LONCATAN! VOTE ITU BERARTI BUAT PENULIS! Pernahkah kalian dikejar-kejar berondong? Atau dikejar-kejar 'bocah' yang usianya 6 tahun lebih muda dari...