🍃 Sixteen

1.1K 161 36
                                    

🌸
___________________________

🍁


Sixteen


🍁
________________________

Jangan lupa vote gaesss, sama mon maaf buat typo, udah aku usahain serapi mungkin, tapi ya gitulah :(

_______________________
 
 


Jihan merogoh sesuatu dari dalam tas. Sebuah undangan pernikahan.

Ia berjalan menghampiri Haekal yang sedang menonton TV di sofa.

"Mas ..." sapanya lembut, lalu mendudukan tubuh di samping sang suami.

"Hm?"

Gumaman Haekal mengalun indah di telinga. Jihan sampai meremang sendiri mendengarnya. Jarang-jarang Haekal bersikap lembut begini. Atau mungkin suaminya ini tidak sadar dengan gumamannya barusan karena sedang fokus menonton TV?

"Mas, aku dapet undangan dari Elin. Minggu depan dia nikah." Jihan memperlihatkan undangannya ke pada Haekal. Lelaki itu hanya menoleh sekilas, mengangguk paham lalu kembali mengalihkan atensi ke acara TV yang sedang menampilkan acara stand up comedy.

"Mas, minggu depan gak sibuk 'kan? Biar kita ke sana bareng."

Si suami kembali menoleh namun tak kunjung menjawab, tampak tengah berpikir dan mengingat-ngingat sesuatu.

"Gimana nanti aja ya, Ji. Soalnya di kantor lagi ada masalah jadi kemungkinan akhir-akhir ini bakalan sibuk," jawabnya setelah terdiam lama. Senyum Jihan luntur seketika.

Sibuk apanya? Sibuk nonton TV mah iya, kaya sekarang gini! dumel Jihan dalam hati.

Jika memang di kantor sedang ada masalah, harusnya Haekal sedang berkutik dengan laptopnya saat ini bukan malah santai-santai nonton TV begini.

"Ya udah deh." Dan seperti biasa jika masalahnya sudah berkaitan dengan pekerjaan. Jihan selalu kalah. Ia bangkit berdiri lalu berjalan menuju kamar, baru beberapa langkah, Jihan berbalik.

"Kalau Mas sibuk, aku bisa pergi sendiri, kok. Boleh-- 'kan?" pintanya dengan hati-hati. Melihat raut suaminya yang tiba-tiba mengeras Jihan segera melanjutkan ucapan.

"Aku sama Elin udah lama gak ketemu, Mas, gak enak kalau gak datang. Lagian dulu dia datang ke nikahan kita, dan sekarang dia nikah, masa aku gak datang ke nikahan dia." Jihan sudah mengeluarkan puppy eyes andalannya membuat Haekal mendengus lalu memalingkan muka.

"Ya sudah," katanya datar.

Jihan tersenyum lalu kembali mendekat. "Makasih, Mas."

Chup~

Ia mencium pipi si suami sekilas lalu kembali berbalik pergi menuju kamar meninggalkan suaminya yang terdiam kaku di ruang tengah.




Hari ini Haekal benar-benar tak bisa menemani Jihan ke acara pernikahan Elin. Jihan kesal bukan main. Dia pikir saat itu suaminya hanya bercanda, atau setidaknya berusahalah meluangkan waktu untuk menemaninya. Tapi ternyata Jihan salah, karena pagi ini lelaki itu masih terlelap di balik selimut setelah begadang hampir sampai subuh mengerjakan laporan.

Padahal ijab kabul akan dilaksanakan jam 10 nanti dan ini sudah jam 8 lewat, Jihan sudah siap pergi tapi Haekal masih tak kunjung bangun.

"Mas?" Jihan menggoyang-goyangkan lengan suaminya pelan berharap lelaki itu akan segera membuka mata.

I LOVE YOU, TANTE  [Minsung Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang