🌸
___________________________🍁
•
•
❇Fourty Two❇
•
•
🍁
________________________
Setelah memesan ayam lagi untuk Jihan, Minho kembali ke mejanya namun dengan Arin yang setia mengekor di belakang, berhasil membuat Jihan menatap tak suka gadis itu.Apa lagi saat melihat Minho yang terlihat tak nyaman diikuti olehnya.
Bukan ingin Minho. Sungguh! Ini bukan ingin Minho. Tapi dengan tak tahu dirinya, Arin---si mantan kating bucin yang ternyata masih juga bucin padanya---malah duduk di mejanya. Tepat di hadapan Jihan.
Bertemu dengan Arin mungkin memang sebuah kesialan bagi Minho, ia dibuntuti ke manapun kakinya melangkah. Namun, ketika matanya menangkap raut tak suka di wajah Jihan, Minho jadi menginginkan kesialan itu terus menimpanya hanya agar bisa melihat ekspresi lain di wajah tupainya.
"Nunggu lama ya, Tan?" Minho segera menyimpan piring di meja.
"Gak kok." Minho akan duduk namun Arin lebih dulu duduk di tempatnya.
Tak jauh berbeda dengan Jihan, Arin juga menatapnya tak suka. Merasa ada aura persaingan dari si tupai manis di hadapannya.
"Tan? Mantan?" tanya Arin sembari memicingkan mata curiga.
Merasa tak ada urusan dengan gadis itu, Jihan memilih memakan ayamnya, mengabaikan eksistensi Arin hingga wanita itu jengah sendiri melihatnya.
"Kamu siapanya Minho?" tanya Arin tanpa basa-basi.
Jihan mengangkat wajah, melirik malas gadis di hadapannya. "Harusnya saya yang nanya, kamu siapanya Minho?" Jihan balik bertanya saat mendapati Arin yang tak kunjung pergi dari mejanya. Arin menyeringai mendengar pertanyaan itu namun sedetik kemudian mendelik tak suka karena Minho malah duduk di samping Jihan.
"Aku calon pacar Minho."
"Hah?" Itu Minho, yang terkejut mendengar jawaban Arin. Ia menoleh pada Jihan lalu menggeleng.
"Jadi kamu siapanya Minho?" Arin melipat lengan di dada menatap Jihan angkuh. "Aku yakin kamu bukan kakaknya ataupun sepupunya."
"Aku pacarnya."
Minho kembali menoleh dengan raut terkejut. Namun tak kunjung bicara. Sedangkan Arin sudah mendelik sebal.
"Jangan ngaku-ngaku!"
"Buat apa ngaku-ngaku? Kamu kali yang ngaku-ngaku! Aku emang pacar dia. Kita udah pacaran lama. Jadi tolong tahu diri dan jangan mengganggu hubungan orang."
Arin melirik Minho yang sedari tadi hanya diam. "Minho! Dia bohong 'kan?"
Bukannya segera menjawab, Minho malah menunduk mengulum senyum lalu menggeleng.
"Dia emang pacarku," jawabnya yakin.
"Gak, tadi aja kamu manggil dia Tan kok!"
"Itu panggilan sayangku ke dia."
"Baby, aku haus." Jihan tiba-tiba merengek manja membuat dua orang yang tengah berdebat itu menoleh dengan raut berbeda. Arin dengan tatapan tak suka dan Minho dengan wajah blanknya. Terkejut bukan main.
"Sayang~" Jihan kembali merengek manja. Minho langsung gelagapan. Ia segera mengambilkan minum untuk Jihan bahkan membantu memegang gelas saat Jihan meneguk minumnya.
"Minho! Kamu---"
"Kalau udah gak ada urusan silahkan pergi. Suaramu terlalu berisik dan mengganggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, TANTE [Minsung Lokal]
Teen Fiction---- BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA GAES ----- KALIAN KALAU NGASIH VOTE BERURUTAN DONG JANGAN LONCAT-LONCATAN! VOTE ITU BERARTI BUAT PENULIS! Pernahkah kalian dikejar-kejar berondong? Atau dikejar-kejar 'bocah' yang usianya 6 tahun lebih muda dari...