🍃 Special Chap - Shopping

1.4K 145 4
                                    

🌸
___________________________

🍁


Special Chap - Shopping


🍁
________________________


Senyuman tak berhenti terukir di bibirnya. Sejak keluar dari mobil tadi Minho terus mengumbar senyum sambil sesekali melirik tautan tangan mereka di bawah sana.

Rasanya menyenangkan, ia bisa menggenggam tangan Jihan tanpa harus takut seseorang menghakimi. Akhirnya ia bisa dengan lantang mengatakan ke pada dunia, 'hey! Jihan sekarang calon istriku!'

Anehnya, meski terlihat seperti orang konyol, kadar ketampanan Minho tak juga turun. Jihan sampai heran sendiri dibuatnya.

Heran sekaligus terpesona.

Tadi siang Minho mengajaknya berbelanja. Pemuda itu mengatakan bahwa stok kemeja kerjanya sudah sedikit, ia harus membeli beberapa. Karena itu, di sinilah mereka sekarang. Berkeliling dari toko ke toko untuk mencari beberapa potong kemeja.

"Ji, cobain deh! Kayanya ini bagus buat kamu." Minho menyodorkan sepotong blouse warna cream ke pada Jihan.

"Lain kali aja lah, aku gak ada niatan belanja," tolak Jihan.

"Cobain dulu sayang, ini lucu. Kamu pasti kelihatan tambah manis pake ini."

Oh, shitt! Minho dengan segala ucapan terkutuknya benar-benar menguji kewarasan Jihan.

"Aku lagi berhemat, gak usah dicekokin begini!" balas Jihan ketus.

"Aku yang bayarin. Mulai sekarang aku yang bayarin semua kebutuhan kamu." Tak lupa sepotong rok dengan tinggi di atas lutut juga ia ambil untuk memix and match outfit Jihan nanti.

"Tapi---"

"Gak ada penolakan ya, Ji. Ini uang aku bukan uang papa. Udah sana coba dulu, aku mau lihat." Minho mendorong pelan tubuh Jihan ke dalam fitting room bersama blouse dan rok mini yang sudah beralih ke pelukan si tupai.

Karena Minho memaksa, mau tak mau Jihan turuti. Beberapa menit kemudian Jihan keluar dengan blouse dan rok mini pilihan Minho yang sudah ia pakai.

"Wow---" Minho speechless. Pilihannya benar-bebar tepat. Jihan terlihat begitu manis dengan outfit pilihannya. Minho sampai kehilangan kata-kata saking terpesona.

"Bagus enggak?" tanya Jihan. Minho mengerjap lalu mengangguk heboh. Sadar dengan penampilan Jihan yang terlalu manis, Minho segera mendorong tubuh mungil itu kembali ke dalam fitting room---bersama dirinya yang ikut masuk ke dalam sana.

"Eh! Kamu mau ngapain?" Jihan berjengit saat Minho tiba-tiba memeluknya erat.

"Kenapa sih tupaiku harus secantik ini? Kamu manis banget pake baju ini, aku gak rela kamu dilihat sama orang lain."

Jihan merotasikan bola mata malas dengan pipi yang sedikit merona. "Kalau gitu gak usah dibeli aja bajunya, biar gak ada yang lihat aku pake baju ini."

Minho menggeleng. "Gak bisa, sayang. Kamu terlalu cantik. Ini bikin ketagihan, aku pengen lihat kamu pake baju ini terus."

Jihan berdecak, mati-matian ia menahan diri agar tidak tersipu. Sialnya, Minho malah melepas pelukan lalu menangkup pipi Jihan gemas.

"Nikah hari ini aja yuk? Aku pengen buru-buru menjadikan kamu hak milik yang sah."

Lelah rasanya mengumpati Minho dengan mulut sialannya.

Wajah Jihan merona padam. "Hak milik, hak milik! Dikira luas tanah pake hak milik segala!" katanya ketus lalu melepas paksa tangkupan tangan Minho di pipinya. Ia berniat keluar sebelum tangan kekar itu menahan pinggangnya, memeluknya dari belakang lalu mulai mengendusi tengkuknya.

I LOVE YOU, TANTE  [Minsung Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang